Chereads / TAKDIR ALLAH / Chapter 4 - bab 2

Chapter 4 - bab 2

Jangan kau memaksakan orang lain untuk berubah jika dari hatinya belum ada niatan untuk berubah karena itu semua akan sia-sia.

**

Ternyata kak putri membawa mereka bertiga dilapangan yang biasa digunakan untuk upacara bendera merah putih setiap hari Senin.

"Oke sekarang hukuman untuk kalian silahkan kalian bersihkan lapangan ini cabut semua rumput liar setelah itu sapu sampai bersih! Saya akan kembali ke aula dan kalian jangan coba-coba untuk kabur nanti kalau ketahuan saya pastikan kalian mendapatkan hukuman yang lebih berat dari ini paham?" Tegas kak putrii lalu pergi meninggalkan mereka.

"Eh nis gue ambilkan sapu dulu disana ya" ujar Karin lalu mengambil sapu lidi yang berada di ujung sana sementara Nisa memilih untuk mencabuti rumput-rumput yang tumbuh liar.

"Gue tu kesini mau belajar cari ilmu bukan untuk dijadikan tukang kebon yang harus membersihkan sekolah ini" kesal Adit lalu duduk dibawah pohon sambil bersantai. Nisa yang mendengar ucapan Adit diapun hanya diam tanpa ada niatan untuk menanggapi nya karena menurut Nisa mereka berdua tidak saling kenal dan Nisa tidak mau tau urusan dia.

"Eh nis kok Lo sendiri sih cowok tadi dimana?" Tanya Karin datang dengan membawa sapu lidi.

"Ouh itu ada dibawah pohon emang kenapa?" Seru Nisa yang masih tetap mencabuti rumput liar.

"Kok kenapa sih harusnya sekarang dia itu mencabuti rumput kayak kamu bukan malah duduk-duduk santai disana kan di juga dapat hukuman masak cuman kita aja yang bersihin gak adil sekali" kesal Karin.

"Udah-udah biarkan saja itu urusan dia kita gak usah ikut campur lebih baik kita fokus sam pekerjaan kita aja supaya cepat selesai" balas Nisa yang gak mau ambil pusing.

"Ya gak boleh gitu dong Sa itu namanya gak adil aku harus samperin dia"seru Karin lalu menghampiri Adit yang berada dibawah pohon dan lebih parahnya dia sedang tertidur pulas. Nisa yang melihat temannya menghampiri adit kemudian dia memutuskan untuk mengikuti nya karena dia khawatir kalau Karin sudah marah semua akan berakibat fatal.

"Udah Rin kita kembali ke sana aja lagian dia juga lagi tidur kasihan kan dia" ajak Nisa.

"Udah Sa ini gak bisa dibiarkan orang kayak gini kalau gak dikasi pelajaran nanti bisa-bisa keenakan dianya" ujar Karin lalu memukul kakinya kakinya Azka dengan sapu yang dia bawa.

"Heh bangun Lo malah enak-enakan tidur cepat" kesal Karin yang masih memukuli adit. Adit yang merasa tidurnya terusik dia pun bangun.

"Apa-apa sih ganggu orang tidur aja" gerutu Adit lalu berubah posisi menjadi duduk.

"Dasar ya kita sibuk mencabuti rumput Lo malah enak-enakan tidur" kesal Karin.

"Ya biarkan saja hidup-hidup gue juga kenapa Lo yang sewot sih" ujar Azka.

"Tapi Lo itu sekarang lagi dihukum jadi jangan seenaknya gitu dong kasian yang lain" seru Karin. Nisa yang berada disampingnya pun mencoba untuk membawa Karin pergi namun sedari tadi sia-sia alhasil dia hanya bisa diam mendengarkan perdebatan mereka berdua.

"Kalau Lo pada mau bersihin lapangan bersihin aja kalau gue mah ogah gue kesini buat cari ilmu bukan untuk jadi tukang kebun" ujar Adit lalu pergi meninggalkan mereka.

"Bener-bener tu anak bikin emosi aja" gerutu Karin.

"Udah-udah apa yang aku bilang tadi gak usah diladenin percuma kan yang ada kita yang rugi udah buang-buang waktu sama tenaga" seru Nisa.

"Tapi Sa orang kayak dia itu harus sekali-kali dikasih pelajaran kalau tidak dia gak mungkin mau berubah dan akan terus ngelunjak" balas Karin yang masih tersulut emosi.

"Iya aku tau emang kita sebagai umat muslim harus saling mengingatkan tapi jika dia nya udah begitu mau Gimana lagi toh seseorang tidak akan berubah walaupun itu yang meminta orang dia sayang karna orang yang mau berubah itu terniatkan dari dirinya sendiri bukan dari orang lain" jelas Nisa.

"Iya juga sih sa yaudah kalau begitu kita kembali ke sana" seru Karin.

"Nah gitu dong kan cantik itu baru namanya teman aku" ujar Nisa menggoda.

"Bisa aja Lo Sa" balas Karin lalu merangkul Nisa dan kembali menuju Ket tempat tadi.

***

Teng teng teng

Bel istirahat telah berbunyi semua siswa berhamburan keluar dari kelas termasuk mereka yang berada diaula yang sedang menjalankan MOS, namun berbeda dengan Karin dan Nisa yang masih membersihkan lapangan mereka tidak berani istirahat sebelum dapat perintah dari Kakak kelasnya.

"Eh dek sekarang kalian boleh istirahat dulu nanti lanjutan setelah istirahat" ujar kak putri yang datang dari arah aula.

"Eh iya kak" balas Nisa.

"Oh iya Adit dimana kok gak kelihatan apa jangan-jangan dia kabur?" tanya kak putri. Ketika Karin hendak menjawab tiba-tiba Nisa membekap mulutnya.

"Anu tadi kak dia pas bel berbunyi udah istirahat duluan katanya udah kelaparan mangkanya dia duluan dan tadi suruh bilang ke kak putri" bohong Nisa lalu meletakkan tangannya dari Mulut Karin.

"Yaudah kalau gitu aku pergi dulu kalian silahkan cuci tangan istirahat dulu" seru kak putri lalu menuju ke kantin.

"Baik kak" balas mereka berdua.

"Kamu kok bohong sih Sa kita harus bilang yang sejujurnya kalau Adit itu kabur dan tidak mau menjalankan hukuman nya" kesal Karin.

"Udah Rin kan kasian dia kalau nanti harus mendapatkan hukuman yang lebih berat lagi" seru Nisa yang tak tega.

"Bukannya bohong itu dosa? Kamu kalau jadi orang jangan terlalu baik Napa sih Sa bisa-bisa nanti banyak yang manfaatin kamu" ujar Karin yang gak habis pikir sama Nisa.

"Bukannya gitu Rin tapi.." balas Nisa namun belum selesai bicara Karin sudah memotong nya.

"Udah lah Sa gak mood gue jadian" ujar Karin lalu pergi meninggalkan Nisa sendiri.

"Rin jangan ngambek dong kan aku cuman kasihan sama dia" seru Nisa lalu mengejar Karin yang entah kemana.