Chereads / TAKDIR ALLAH / Chapter 5 - bab 3

Chapter 5 - bab 3

Lebih baik mempunyai 1 sahabat yang sefrekuensi dari pada seribu teman yang banyak muka

***

Saat ini Karin sedang berada ditaman sekolah dia sedang menangis sendirian disana. Nisa yang sedari tadi mencari Karin akhirnya menemukan nya dia disini namun yang membuat sedih Karin sedang menangis dan itu pasti karena kejadian tadi akhirnya Nisa pun memutuskan untuk menghampiri nya dan mencoba bicara baik-baik pada nya dia tidak ingin jika harus bermusuhan dengan sahabat yang sudah dia anggap saudara.

"Rin maafin aku ya kalau aku salah atas kejadian tadi" ujar Nisa hati-hati lalu duduk disamping karin dan memeluknya dari samping. Karin yang menyadari kedatangan Nisa akhirnya menghapus air matanya dia tidak ingin sahabat nya ini khawatir terhadap nya.

"Gak papa kok kamu gak salah" balas Karin lalu melerai pelukannya.

"Tadi itu bukannya aku mau belain dia tapi aku cuman kasihan sama dia kalau dilihat sebenarnya dia orang baik kok" seru Nisa.

"Iya aku tau lagian aku juga gak marah sama kamu kok aku cuman gak mau aja kamu terlalu baik sama orang yang belum kamu kenal takutnya nanti kamu malah dimanfaatkan aku sudah menganggap kamu itu saudara aku sendiri jadi kalau kamu kenapa-kenapa aku jadi merasa bersalah dan sedih karena tidak bisa menjaga kamu" ujar Karin lalu meneteskan air matanya kembali. Nisa yang mendengar pun akhirnya juga terbaru dan tanpa disadari air matanya juga ikut menetes.

"Rin makasih kamu udah sesayang itu sama aku dan aku bersyukur punya sahabat seperti kamu dan aku harap kita selalu bersama-sama" balas Nisa lalu memeluk kembali Karin dan begitu pun dengan karin

"Huu kok jadi mewek gini sih" seru Karin yang masih menangis sesenggukan.

"Udah ya sekarang kita ke kantin yuk aku haus" balas Nisa lalu melerai pelukannya dan menghapus air mata nya Karin.

"Yaudah ayo" ujar Karin yang masih belum berhenti nangis juga.

"Tapi nangis nya udah ya Malu kalau dilihat orang lain lagian tuh muka kamu jadi jelekk hahaha" canda Nisa.

"Bisa aja Lo Sa" seru Karin menghapus air matanya lalu berusaha untuk tidak menangis lagi.

"Nih udah gak nangis lagi kan" kesal karin.

"Hehehe iya-iya tadi bercanda yaudah yuk keburu nanti bel masuk berbunyi" seru Nisa Lalu mereka beranjak dari situ dan menuju ke kantin.

Sesampainya dikantin ternyata sudah ramai dipenuhi oleh murid-murid yang ingin mengisi perut mereka.

"Ramai ya Sa mana pada berdesakan gitu terus gimana?" Tanya Karin.

"Udah gak papa kita antri aja dulu" balas Nisa.

"Yaudah aku aja yang antri kamu tunggu sini" ujar Karin.

"Gak usah Rin biar aku aja kamu yang nunggu disini" seru Nisa tak enak hati.

"Udah gapapa santai kamu mau minum es jeruk kan minuman kesukaannya kamu" ucap Karin lalu mendapat anggukan dari Nisa. " Yaudah kamu tunggu disini ya" ucap nya lagi lalu menuju ke penjual minuman dan berbaris antri.

Setelah kurang lebih 10 menit Karin sudah kembali dan membawa 2 platik berisikan es jeruk pesanannya.

"Sa ini es jeruk punya kamu" seru Karin memberikan 1 es jeruk nya.

"Makasih ya Karin" balas Nisa lalu meminumnya.

"Iya sama-sama yaudah kembali ke lapangan yuk kayaknya bentar lagi udah mau masuk nih" ajak Karin.

"Yaudah kalau yuk" balas Nisa namun ketika mereka hendak berbalik tiba-tiba Adit datang membawa mangkok yang berisikan bakso yang panas dan tak sengaja menabrak Nisa alhasil kuah bakso tadi menumpahi tangan Nisa.

"Aww" seru Nisa yang kesakitan akibat tangannya yang kena kuah bakso. Karin yang berada disampingnya reflek terkejut dan khwatir sama Nisa.

"Sa kamu gak papa kan?" Tanya Karin memastikan.

"Gak papa kok cuman kaget aja tadi" bohong Nisa yang tidak mau membuat Karin panik padahal sudah jelas-jelas jika tangannya itu merah akibat kena kuah bakso tadi.

"Eh Lo kalau jalan tuh hati-hati dong tu lihat tangan sahabat gue luka karena Lo" tegas Karin pada Adit.

"Udah-udah Rin gak papa kok" balas Nisa yang tak enak karena saat ini mereka bertiga jadi pusat perhatian dikantin.

"Bentar Sa dia itu harus dikasih pelajaran biar tau rasa dan Lo harus tanggung jawab" ujar Karin yang mulai emosi.

"Gue kan gak sengaja lagian kalau jalan kan pake kaki bukan pakai mata lagian teman Lo biasa aja kenapa Lo yang marah" kesal Adit yang tak mau kalah.

"Lo ya bukannya minta maaf malah ngotot" tegas Karin yang sudah tersulut emosi.

"Kalau gue gak mau minta maaf Lo mau apa hah? Lagian disini yang salah bukan cuman gue tadi dia juga kenapa harus gue yang harus disalahkan" ujar Adit yang juga ikut emosi. Nisa yang mengetahui situasi semakin memanas mau tak mau diharus membawa pergi sahabatnya itu sebelum semuanya semakin emosi. Dan di juga tau jika Karin kalau udah emosi dia akan susah mengendalikan nya dan dia tidak pandang bulu siapa yang dihadapi nya selagi dia benar dia tidak mau mengalah dan tetap akan membela dirinya.

"Ayho Rin kita pergi gak enak dilihat sama yang lain" seru Nisa lalu menarik tangan Karin dan membawa nya pergi dari sana.

"Sa lepasin tangan aku" ujar Karin mencoba melepaskan tangannya dari tangan Nisa.

"Kamu ngapain sih bawa aku pergi kan aku belum selesai biacara Sama dia" kesal Karin.

"Bukannya gitu Rin tapi ini itu lingkungan sekolah dan tadi kita juga menjadi pusat perhatian seluruh siswa yang ada di kantin yang aku takutkan nanti kalau kamu dibawa diruang BK dan dihukum status kita disini kan juga masih murid baru" ujar Nisa mencoba memberi penjelasan pada Karin.

"Sekarang lebih baik kamu duduk situ dan kontrol emosi kamu" pinta Nisa lalu membawa Karin untuk duduk di kursi depan kelas.

"Sekarang tarik nafas kamu lalu keluar dan nih minum dulu" seru Nisa memberikan minuman tadi.

"Gimana sekarang udah enakan kan?" Tanya Nisa.

"Udah kok maafin aku ya yang udah terbawa emosi tadi" ujar Karin.

"Udah gak papa kok" balas Nisa. Karin yang tak sengaja melihat tangan Nisa yang semakin merah dan hampir melepuh pun menjadi khawatir

"Eh itu tangan kamu harus diobati dulu biar nanti gak semakin parah" seru Karin.

"Gak papa kok ini palingan sebentar lagi juga udah sembuh" balas Nisa meyakinkan.

"Udah kamu gak usah bohong pasti itu sakit sekarang kita ke UKS untuk ngobatin luka kamu itu dan aku gak Nerima penolakan dari kamu" ujar Karin.

"Beneran Rin ini gak sakit kok" balas Nisa.

"Pokonya sekarang kamu ikut aku ke UKS kita obatin luka kamu itu" tegas Karin lalu membawa Nisa ke UKS . Nisa pun hanya pasrah dan menuruti nya toh kalau sudah seperti ini percuma kalau harus berdebat lagi sama Karin itu akan sia-sia.