Chereads / TAKDIR ALLAH / Chapter 9 - bab 7

Chapter 9 - bab 7

Janganlah kamu malu untuk meminta tolong kepada orang lain sejatinya hidup itu saling tolong menolong bukan?

***

Pagi ini Nisa sudah berada di dalam kelas Karena Karin tidak berangkat sekolah alhasil dia harus naik ojek untuk menuju ke sekolahnya. Dia saat ini sedang berdiskusi dengan indah untuk membuat jadwal piket dan membuat struktur organisasi kelas serta mengambil alih tugas Karin untuk membuat buku catatan khusus untuk kas karena hari ini struktur organisasi kelas harus sudah ditempelkan dimading kelas. Dan dia harus menghandle semua pekerjaan itu karena Adit sang ketua kelas belum berangkat mau tak mau dia harus menanggung semua nya sendiri.

"Eh Ndah untuk jadwal piket nya kita buat sesuai absen aja gimana? Biar lebih mudah atau kita acak? Menurut kamu gimana enaknya?" Tanya Nisa pada Sarah.

"Menurut absen aja lah Sa biar mudah juga nanti kita tinggal bagi aja jumlah murid di kelas kita kan ada 30 orang terus kita bagi 6 kelompok jadi pas kan setiap kelompok terdiri dari 5 orang anak" balas indah sembari menulis daftar absensi nya.

"Yaudah kalau gitu biar aku yang nulis aja kamu selesai itu dulu" seru Nisa.

"Iya, eh Adit kok belum datang sih kan dia itu ketua kelas nya harus dia yang bertanggung jawab penuh atas semuanya" ujar indah.

"Udah lah biarkan saja percuma juga kalau kita negur dia yang ada malah debat sama dia dan itu akan buang-buang waktu dan tenaga aja" balas Nisa.

"Bener juga percuma kalau harus bicara sama orang batu kek dia" ujar indah.

"La itu kamu tau kalaupun dia mau membantu ya Alhamdulillah semisal tidak yaudah tanpa kita kasih tau pasti suatu saat dia bakalan sadar kok" balas Nisa. Lalu mereka melanjutkan menulis nya sebelum bel masuk berbunyi. Tak lama kemudian satu persatu murid pada masuk kedalam kelas begitu pun dengan Adit yang datang ketika sudah hendak masuk. Adit yang melewati bangku Nisa dan melihat kesibukan mereka berdua hanya diam tanpa memperdulikan nya padahal sebenarnya dia tau kalau dia harus menyelesaikan tugas nya itu tapi dia bodo amat bagi dia itu tak penting toh dari awal dia tidak mau menjadi ketua kelas gurunya aja yang maksa.

"Sa semua nya sudah selesai nih" ujar indah.

"Aku juga udah nih tinggal kita tempelkan dimading kelas" seru Nisa.

"Iya yaudah yok eh tapi kayaknya yang struktur organisasi kelas itu bagus nya kita taruh dibagian atas sendiri" ujar indah.

"Menurut aku juga begitu Ndah" balas Nisa.

"Tapi itu harus pake kursi Sa kalau tidak gak nyampai kitanya" seru indah.

"Kita minta tolong cowo aja Ndah yang nempelin!" Ujar Nisa.

"Siapa Sa? Yang lainnya tadi kayak nya pada pergi ke kantin terus dikelas kan tinggal si Adit mana mau dia" balas indah.

"Kita coba aja dulu" seru Nisa.

"Yaudah deh, eh sit bantuin kita dong tempelin struktur organisasi kelas itu kita gak bisa soalnya" ujar indah pada Adit yang sedang menaruh kepalanya ke meja.

"Apaan sih cuma nempelin ditempok gitu kok gak bisa jangan manja jadi orang gue mau tidur ngantuk" kesal Adit yang merasa tidurnya terganggu.

"Bukannya manja tapi emang gak bisa ya kali kita anak cewek harus manjat-manjat gitu sih Lo gak kasian apa? Toh ini kan juga tanggungjawab kamu juga kan" balas indah.

"Gue gak mau gue mau tidur jadi gue harap Lo berdua jangan ganggu gue paham" tegas Adit lalu memposisikan tidurnya lagi walaupun sebenarnya dia tidak benar-benar akan tidur itu semua dia lakukan karena tak mau aja disuruh-suruh.

"Udah lah Ndah biar aku aja yang nempelin biarkan saja dia tidur kayaknya dia juga kecapean" ujar Nisa namun masih didengar oleh Adit.

"Emang kamu bisa Sa?" Tanya indah memastikan.

"Insyaallah bisa aku ambil kursinya dulu" balas Nisa lalu mengambil kursi untuk dia manjat.

"Oh iya aku naik dulu ntar kamu ambilkan kertas struktur organisasi kelas nya itu" pinta Nisa lalu naik diatas kursi.

"Iya Sa hati-hati kamu aku pegangin kursinya dari sini" seru indah.

"Mana kertas dan paku kertas nya Ndah kasihkan ke aku" pinta Nisa.

"Bentar aku ambilkan" balas indah lalu meninggalkan Nisa dan mengambil kertas dan paku kertas nya diatas meja nya Nisa. Namun tiba-tiba Nisa tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga bangku yang dia naiki goyang dan hendak jatuh. Adit yang mendengar suara tersebut reflek melihat ke arah Nisa dan langsung lari menangkap Nisa. Nisa yang sedari menutup matanya dan tak mengetahui jika dirinya ditangkap Adit akhir dia terkejut setelah membuka matanya.

"Astaghfirullah" kaget Nisa sontak Adit langsung menurunkan Nisa.

"Maaf-maaf" seru Nisa lalu menunduk kepalanya. Indah yang baru sadar jika Nisa hampir saja jatuh sontak dia langsung menghampiri Nisa.

"Eh Sa Lo gak papa kan? Maaf tadi aku ninggalin kamu gitu aja" ujar indah yang merasa bersalah karena sudah meninggalkan Nisa.

"Udah gak papa kan kamu pergi juga aku ya suruh" balas Nisa.

"Mangkanya kalau naik kursi itu tubuh nya jangan goyang-goyang coba tadi kalau gak ada gue udah jatuh Lo" ujar Adit.

"Iya maaf dan terimakasih udah nolongin aku tadi" balas Nisa.

"Mana kertas sama paku kertasnya" seru Adit langsung mengambil kertas dan paku kertasnya yang dibawa indah setelah itu menempel kan dimading kelas.

"Udah tuh" seru Adit.

"Terimakasih" balas Nisa lalu Adit kembali lagi ke bangkunya.

"Tadi diminta bantuan gak mau terus sekarang pakai nyalahin orang aneh" kesal indah.

"Udah lah Ndah sekarang kita tempelin yang jadwal piket nya ntar keburu masuk gurunya" ujar Nisa.

"Yaudah ni paku kertas dan kertasnya aku tak ngembalikan kursinya itu kan udah tidak dipakai kan" seru indah.

"Yaudah" balas Nisa. Tak lama kemudian bel masuk sudah berbunyi dan Bu giru masuk kedalam kelas.

"Pagi anak-anak silahkan keluar kan buku kalian masing-masing sekarang kita kan mulai pada bab 1 yaitu tentang teks laporan hasil observasi karena buku paket terbatas dan juga banyak yang menggunakan nya maka dari itu kepada sekretaris kelas silahkan maju kedepan untuk menuliskan dipapan tulis" pinta Bu Mila.

"Baik Bu" balas indah. Lalu maju ke depan untuk menulis dipapan tulis.

"Oh iya sambil kalian mencatat ibu ada pengumuman untuk kalian yaitu nanti waktu istirahat silahkan untuk ketua serta wakil kelas mengambil seragam sekolah di koperasi sekolah" seru Bu Mila.

"Iya Bu" balas Nisa dan Adit pun hanya menganggukkan saja tanpa ada niatan untuk membalasnya.