Ruangan yang bersih dan rapi disana terdapat banyak sekali piala yang di simpan di lemari kaca. Lalu ada juga banyak photo kegiatan sekolah yang di tempel di dinding ruangan tersebut secara unik membuat siapapun yang masuk ke ruangan tersebut merasa tertarik untuk melihat photo-photo tersebut. Serta bangku yang tertata rapi sengaja di atur menjadi setengah melingkar. Di atas meja sudah ada berkas-berkas yang terlihat cukup banyak. Di hadapan bangku yang di tata setengah melingkar itu ada sebuah papan tulis besar disana tertulis jadwal lomba, hadiah untuk juara, dan terakhir konsumsi. Di pintu ruangan tersebut tertulis ruang osis, ruangan yang sering di masuki oleh Azis. Bahkan mungkin sekarang Azis sedang menyesali keadaannya akibat sering keluar masuk ruangan tersebut. Sekarang dia jadi tidak bisa keluar ruangan tersebut. Bangku yang tadi kosong perlahan terisi oleh banyaknya anggota yang datang, begitu juga Azis yang baru sampai. Suara ribut pun tak bisa di cegah mengingat banyaknya orang disana, bicara pelan saja bila orangnya sebanyak itu pasti akan terdengar gaduh.
"Zis berarti di geng kamu yang nggak pulang cuman kamu doang?" Tanya seorang gadis anggota osis disana
"Iya nih nyebelin banget habis ini pasti mereka bakalan ngeledekin aku, itu latihan futsal sama taekwondo kenapa juga harus di batalin sih ?" Azis meratapi nasibnya dan merasa salah mengambil ekstrakulikuler
"Katanya para pelatih ada rapat soalnya kan selain pertandingan antar kelas merek mau ada lomba antar sekolah" salah seorang laki-laki dari anggota ikut mengobrol dengan Azis
"Oh gitu ada rapat ternyata. Kalo kita rapat hampir tiap hari sampe nggak ada waktu buat maen game tapi para pelatih lebih teratur waktu rapatnya, tangan aku udah mulai suka gerak-gerak sendiri gini nggak kuat pengen maen game" jawab Aziz sambil menggerakan jarinya seperti yang tersengat listrik sontak para anggota osis yang melihat kelakuan Azis menertawakan tingkahnya
"Lagian kamu sih udah tahu kalo ekskuk osis itu banyak banget kegiatannya pasti bakal sibuk terus dong. Kenapa kamu milih ekskul osis nggak kayak temen-temen kamu yang ikut ekskul olahraga?" Tanya gadis tadi sambil tertawa
"Iyah Vinn kalo aku masuk ekskul olahraga semua orang bakal minder liat aku main" jawab Azis mendramatisir kepada gadis yang rupanya bernama Vinna
"Kamu sih pake nanya si Azis udah tahu dia itu suka berlebihan" jawab laki-laki tadi yang ikut mengobrol menertawakan Vinna yang tampaknya kesal dengan jawaban Azis
"Iya Arr salah nanya aku tuh" jawab Vinna kepada laki-laki tadi yang rupanya bernama Ari. Di antara semua anggota osis Vinna dan Ari merupakan teman yang cukup dekat dengan Azis. Dan lagi Vinna tak lain adalah sahabat dekatnya Ajeng mereka teman sekelas bahkan mereka berteman sejak sekolah dasar. Itu lah yang Azis tahu dari Vinna sebelumnya. Azis juga mengenal Ajeng dari Vinna walau Azis dan Ajeng memulai saling mengenal ketika mereka berkemah.
------------------
Tapi sudah lama Vinna dan Ajeng tidak terlihat bersama malahan Ajeng lebih sering bersama Bayu sekarang. Kalau Azis bertanya tentang hubungan Vinna dengan Ajeng, Vinna jadi sering menghindar. Tapi Azis tidak terlalu memikirkannya Azis hanya berpikir mungkin mereka sedang bertengkar dan Azis tak ingin terlibat itu sebabnya dia bersikap biasa pada Vinna. Sedangkan Ari sebenarnya dia adalah teman sekolah dasar Azis tapi banyak yang tidak tahu dan mungkin tidak menyangka. Karena seperti biasa orang-orang menilai sesuatu dari kelihatannya. Ari adalah anak laki-laki yang biasa saja dia tidak tampan atau pun tinggi dan juga sedikit gemuk, Ari juga tidak pintar walau begitu Ari sangat menyenangkan dan juga humoris. Tentu berbeda dengan Azis yang tampan tinggi dan juga cenderung pintar bahakan setiap ide yang dia berikan saat rapat osis selalu di terima dengan baik karena bagus dan sangat membantu. Dan lagi Azis kan memang ramah pada siapa saja sehingga mereka tidak tahu kalau Azis dan Ari berteman sejak lama. Rapat di mulai pukul 2.30 siang dan berakhir pukul 5.45 sore, memang rapat osis selalu lama karena harus menyamakan pendapat dengan para anggota lain. Belum lagi bila terjadi perdebatan yang berujung pada saling tak mau mengalah semakin membuat rapatnya menjadi lama.
-----------------
Sesampainya Azis di rumah dia langsung saja menjatuhkan badannya di atas kasur miliknya. Haaa dia mengeluarkan nafas panjang akibat rasa lelahnya, tapi dia tak ingin berlama-lama berbaring mengingat dia belum mandi setelah lama beraktifitas di luar. Azispun beranjak dari kasurnya dan bersiap untuk mandi dan dia meletakan ponselnya di atas kasur. Selang 15 menit Azis mandi dia pun kembali ke kamar, seperti biasa dia mulai mengecek isi ponselnya yang di penuhi oleh pesan dari para penggemarnya. Sudah lama Azis tidak berkencan, walau dulu sering sekali dia bergonta-ganti pacar sekarang dia lebih memilih fokus pada sekolahnya, itu sebabnya walau banyak pesan romantis dari para gadis Azis hampir tak pernah membalasnya kecuali pesan penting. Tapi ada pesan yang dikirim dari nomor yang tak dikenal, siapa orang yang mengirimnya pesan pikir Azis.
'Sore Zis ...
Udah pulang belum?
Kayaknya belum iya ?
Ini aku Ajeng save no aku iya'
Begitu Azis membaca pesan itu dia sedikit kaget, karena dari rumor yang beredar Ajeng itu tak pernah mengirim atau membalas pesan dari orang lain kecuali saat ada hal penting. Untuk sesaat Azis terdiam dia tampak berpikir sejenak apakah dia harus membalasnya atau membiarkannya seperti pesan yang lain.Tapi kemudian dia merasa harus membalasnya mungkin saja ada hal yang penting
'Iya Jeng kenapa ?'
Setelah Azis membalas pesannya dia menunggu pesan nya di balas sambil bermain game di ponselnya. Tapi setelah 15 menit berlalu dia tertidur mungkin saking lelahnya. Selang beberapa menit ponsel Azis kembali berbunyi tapi karena Azis tidurnya sudah sangat lelap dia tak menyadari ponselnya berbunyi.
--------------
Di subuah kamar yang besih dan rapi serta bernuansa warna peach, melihat kamar itu seperti set drama korea. Kenapa tadi aku harus makan dulu sih, seorang gadis cantik bergumam menyesal karena meninggalkan ponselnya di kamar sementara dia makan di dapur.
'Iya Jeng kenapa?' Begitu isi pesan yang tertulis di layar ponsel dari Azis. Kenapa nggak di bales juga? Gadis itu terus saja menggerutu. Di sela dia menunggu pesannya di balas dia teringat dengan perjuangannya sampai membuat perjanjian dengan teman laki-lakinya.
"Bay, aku kasih kamu info tapi kamu juga harus ngasih aku nomer WA nya Azis"
"Kamu mau ngasih info apa Ajeng?"
"Minta dulu no what up azis"
"08xx-xxx-xxx, apa cepet infonya?"
"Ini bener iya no Azis awas kalo bohong pantat kamu bakal bisul gede"
"Iya Jeng itu no wa nya Azis, apa infonya"
"Kamu dari kemaren nyari toko yang mana kan yang sering Putri datengin, aku tahu toko yang mana"
"Toko yanga mana ? Terus dimana?"
"Toko kue Bu Tejo di jln. Sudirman no 76, tadi aku baru dari sana nganterin Putri" setelah gadis yang ternyata adalah Ajeng membalas pesan yang di kirimkan pada Bayu pesan itu berakhir. Bayu tampaknya langsung menyusuli Putri ke lokasi yang di berikan oleh Ajeng.
***********