Chereads / BULAN DAN BINTANG. / Chapter 1 - ulang tahun

BULAN DAN BINTANG.

endah_febrianti
  • 368
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 252.3k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - ulang tahun

hallo readers, aku endah febrianti.

semoga kalian suka dengan karya pertama ku , maaf jika ada salah dalam ejaan dalam penulisan, dan jangan sungkan untuk berkomentar, karena itu bisa membuat saya lebih baik. selamat membaca BULAN DAN BINTANG.

Tanggal 18 februari merupakan hari ulang tahun bulan, seperti tahun tahun sebelumnya pak wiobowo selalu mengundang pak annas, selain sebagai pemilik perusahaan tempat ia dan bulan bekerja, pak anas adalah sahabat pak wibowo sejak kecil.

Makan malam sudah siap di salah satu restoran ternama di jakarta, Selain mereka bersahabat mereka memiliki nasib yang sama dalam hal rumah tangga. ibu Bulan meninggal sesaat setelah melahirkan, sedangkan ibu Bintang meninggal karena kecelakaan mobil saat hendak menuju rumah sakit saat akan melahirkan Bintang.

Bulan selalu merasa sedih saat ulang tahun karena baginya harii tu hari dimana ibunya menuju surga.

"Wo," tiba-tiba suara yangtidak asing di dengar oleh bulan dan pak wibowo. wibowo hanya melambaikan tangan dengan raut bahagia.

"Maaf menunggu lama." ucap pak Annas sembari memeluk sahabatnya,

.

"Nggak apa, silahkan duduk." sahut Wibowo sembari mempersilahkan duduk.

"ini untuk bulan semoga bermanfaat." Anas menyodorkan sebuah kota merah dengan pita berwarna pink.

"Terima kasih om." Bulan menerima kotak itu dan mencium tangan Annas.

"Anakmu nggak ikut?" tanya Wibowo sembari celingukan mencari sesosok dari pintu masuk.

"Bentar lagi juga datang," "nah itu dia." Annas menunjuk ke arah pintu masuk. Dan berjalan seorang pria berjas abu-abu dengan kacamata hitam.

"Om." sapa Bintang kepada Wibowo dan bersalaman.

"Bin, kasih selamat dulu ke bulan dong," pinta pak Annas.

Bintang menghela napas dan menyodorkan tangannya.

"Selamat ulang tahun." ucap Bintang saat Bulan menyambar tangannya. Dan segera melepaskannya.

Bulan hanya tersenyum masam. dan bersikap acuh tak acuh pada Bintang,

"Sudah sekarang silahkan menikmati makanan ala kadarnya." ucap wibowo.

Mereka mulai menyantap semua sajian di hadapan mereka.

Beberapa menit kemudian mereka selelsai menyantap hidangan masing-masing.

"Bulan." Wibowo memulai pembicaraan.

"Ya ayah," Bulan menatap serius wajah ayahnya.

"Kamu sudah 24tahun, sedangkan ayah semakin tua. Apa kamu sudah memikirkan tentang pernikahan?" wibowo berkata dengan lembut.

"Ayah, kenapa ayah membahas ini di sini?" Bulan memberi kode dengan matanya yang melirik ke arah Bintang dan pak Annas.

"Bulan, ayah dan pak anas sengaja membicarakan ini disini." jawab Wibowo.

"Kenapa?" Bulan mengerutkan keningnya tanda dia mulai kebingungan.

"karena om dan ayahmu ingin melaksanakan perjanjian kita dulu." sahut Annas. Yang membuat Bintang ikut merasa bingung.

"Perjanjian? Apa maksudnya om?" tanya Bulan.

"Om dan ayahmu sudah berniat menjodohkan kalian sejak kecil." jawab Annas membuat Bintang yang sedang minum tersedak.

"Maksud papa?" Bintang angkat bicara.

Annas tidak menjawab hanya menatap tajam ke arah Bintang.

Wajah bulan dan bintang mulai tidak nyaman dan sesekali saling pandang.

"Ayah bulan belum memikirkan itu." Bulan mengutarakan keberatannya.

"Bintang juga nggak bisa, pa!" ucap Bintang dengan tegas.

Wibowo dan anas saling pandang. "Kalian pikirkan saja dulu." wibowo menatap tenang kearah bulan dan Bintang.

"Bintang, kamu kesini tidak bawa kado sekarang ajak bulan mencari kado yang dia suka." Annas menatap ke arah Bintang dengan tajam sehingga membuat Bintang enggan membantah.

"Tidak perlu om." sahut Bulan.

"Sudah ikut saja" ucap Annas.

Tanpa berkata apapun bintang berdiri dan mengambil kunci mobil dan hpnya yang ada di atas meja, ia berjalan menuju parkiran.

"Bulan." anas memanggil bulan yang masih duduk dan memberi kode agar ikut dengan bintang.

Annas dan Wibowo mulai membahas perjodohan Bulan dan Bintang.

***

Keheningan terjadi di mobil milik Bintang, mereka sudah meninggalkan restoran 15 menit, namun belum ada pembicaraan apapun.

"Awass" bulan berteriak sehingga membuat bintang menginjak pedal rem dengan mendadak.

"Apa sih lo?" raut wajah kesal Bintang terlihat oleh Bulan.

"Lo gak lihat ada kucing?" sahut Bulan dengan nada tinggi.

"Gue atasan lo, nggak sopan banget." Bintang menginjak pedal gas lagi.

"Atasan kalau di kantor," Bulan sudah merasa jengkel dengan situasi ini.

Tiba-tiba mobil Bintang berhenti.

"Turun." ucap bintang dengan tatapan lurus kedepan.

"Gila lo, ini sepi kalau gua di apa-apain orang gimana?" protes bulan.

"Urusan lo." jawaban singkat bintang membuat bulan kesal. Tanpa pikir panjang dia membuka pintu mobil dan segera turun

"BUUKKKKG" bulan membanting pintu mobil bintang.

Bintang segera meninggalkan bulan.

Bulan menghubungi beberapa temannya agar menjemputnnya, namun tidak ada yang bisa.

10 menit bulan menunggu dan celingak celinguk, ia memutuskan berjalan mencari jalan raya.

Karena kawasan pinggiran memang jarang ada taxi atau motor lewat. Bulan berjalan dengan memainkan hp agar ketakutannya hilang. Namun baru berjalan beberap langkah ada motor dari belakangnya berniat menumpang jika tidak berboncengan. Namun mereka melewati bulan karena pemotor iti menggonceng seseorang.

Bulan melanjutkan jalannya dan ia melihat motor tadi berhenti dan putar balik ke arah bulan.

"Mbak, mau kemana?" tanya pengemudi tadi.

"Mau ke jalan raya pak, cari taxi." jawab bulan.

"Sama saya aja, saya antar." mendengar jawaban pria itu bulan yanh awalnya bernit menumpang menjadi ragu.

"Oh tidak usah mas," bulan berniat meninggalkan pria itu.

Namun di hadang oleh temannya yang berdiri di belakang motor.

"Maaf mas saya mau lewat." ucap bulan.

'SETTT' tangan bulan di pegang pria yang menghadangnya.

"To..." belum selesai bulan teriak sudah di bekap dengan pria satunnya.

"Arrrgh" pria yang membekap bulan kesakitan karena jarinya di gigit oleh bulan.

"Sial tangan gua di gigit." pria itu mengeluh keskitan.

"BUKKKG" Bulan menendang area sensitif pria yang memegang tangannya.

"Aduhh, masa depanku." teriak pria itu kesakitan.

Bulan berlari. Tanganya dari tadi mencari nomor teman-temannya,

"Harusnya aku tadi pesan ojek online, sial bodohnya akuu" bulan mengutuk dirinya sendiri.

"Aduhh." bulan di serempet pria tadi menggunakan motornya.

"BUGGGKK" bulan di pukul di bagian kepala belakang sehingga membuatnya merasa pusing.

***

Wibowo dan anas kembali kerumah masing-masing, saat anas dan sopirnya berhenti di lampu mereh melihat mobil binntang di sampingnya.

"Seeerrrrttt" anas membuka kaca jendelanya dan memastikan bahwa bintang melaksanakan perintahnya dengan baik.

"buka kaca mobilmu!" pak anas menelepon bintang. Dan ia melihat bintang membuka kaca mobilnya.

"dimana bulan?" tanya anas.

"Di sana" bintang nampak kebingungan.

"Jangan aneh-aneh bin, jemput dan pulangkan dengan selamat." anas menutup panggilannya

Bintang segera putar balik dan menuju tempat di mana dia menurunkan bulan.

"Sial, kenapa harus bertemu papa sih." gumamnya.

"Dimana sih gadis itu, bikin susah aja." umpatnya lirih

Dari kejauhan bintang melihat dua pria sedang menaikan seseorang ke atas motor. Saat meleewati motor tersebut tidak kelihatan wajah wanit itu, bintang tetap melnjutkan pencaiannya.

Namun saat melihat ke spion ia mengenali pakian yang di kenakan wanita itu, segera dia menghentikan mobilnya dan menghampiri kedua pria itu.