Avin berniat untuk pulang, saat ia menuju parkiran mendengar ada suara ribut di koridor dekat parkiran. Merasa penasaran akhirnya ia melangkah menuju koridor.
Betapa terkejutnya Avin saat melihat Zelsa menangis tersendu-sendu sambil berteriak histeris. Sedangkan Dena yang sibuk memukul Radit dengan membabi buta.
Avin mendekati Zelsa dan menarik gadis itu dalam dekapannya. Zelsa terlihat begitu rapuh. Saat dalam dekapan Avin tangisnya semakin menjadi.
"Kak, antar Zelsa pulang! Biar bajingan ini gua yang urus," interupsi Dena dengan napas terengah-engah. Serta Radit yang sudah tersungkur di lantai dengan wajah babak belur.
Tanpa menunggu Avin membopong Zelsa dan membawanya pergi, karena Zelsa menangis terus menerus membuat ia sampai kehilangan kesadaran.
"Zelsa, Zel bangun Zel," panggil Avin sambil menepuk-nepuk pipi Zelsa.
Avin panik saat Zelsa pingsan. Ia mencoba tenang dan berpikir. Hingga ia memutuskan membawa Zelsa pulang ke rumahnya.