Saat ini Zelsa sedang duduk di bangku taman dengan mata yang sembab serta seragam yang masih melekat di tubuhnya.
Ia menatap bintang yang sedang memancarkan cahaya menghiasi langit gelap. Semilir angin malam menerpa wajahnya, membuat Zelsa merasakan dingin. Sesaat ia memejamkan mata untuk menikmati hembusan angin malam.
Zelsa berharap saat berada di tengah keramaian rasa sesak di dadanya akan luntur, tapi nyatanya ucapan Radit saat di rumah sakit tadi justru terus terngiang.
Avin duduk di samping Zelsa dengan tatapan yang khawatir. Sudah hampir tiga jam mereka berada di taman dengan udara malam yang dingin, Avin sudah berulang kali membujuk Zelsa untuk di antar pulang tapi selalu menolak.
Zelsa hanya diam sambil mengamati orang-orang yang sedang berada di taman itu serta sesekali masih saja terisak. Saat Avin hendak membeli minum untuk Zelsa tiba-tiba tangannya di cekal oleh Zelsa.
"Jangan tinggalin aku sendiri kak," ucap zelsa dengan suara parau.