Mengapa kamu sendiri?
"Entahlah, hanya saja aku menyukai kesendirian"
Mengapa kamu menyukai kesendirian?
"Karena, dengan kesendirian aku bisa lebih tenang, tidak ada yg mencaci, menghina ataupun mengganggu"
Lalu, mengapa kamu tidak mencoba untuk mencari teman?
"Sudah kulakukan, hanya saja mereka dan berkata bahwa aku tidak pantas berteman dengan mereka dan kemudian mereka menghina dan mencaci"
Kenapa mereka melakukan hal seperti itu?
"Mungkin aku manusia yg cacad fisik, hanya anak dari desa dan banyak kekurangan"
Apakah kamu membenci dan membalas mereka?
"Tidak, aku bersyukur"
Mengapa kamu bersyukur?
"Berkat merekalah aku menjadi seperti ini"
Apa yg paling kamu sukai dalam kesendirian itu?
"Karena, pada hakikatnya sendiri itu tidak benar-benar sendiri. Ketika itu aku sadar bahwa aku tidaklah benar-benar sendiri, masih ada teman untukku yg kuajak bicara, ngobrol tentang keluh kesahku, saat-saat aku menghadapi kehidupanku dan cobaan yg menerpaku"
Lalu siapakah teman yg kamu maksud itu?
"Ia adalah Tuhanku, sekaligus penciptaku. Karena ia selalu ada untukku ketika aku membutuhkannya, selalu mendengarkan dengan baik curahan hatiku"
Setelah itu apa yg kamu dapat dari semua kejadian itu?
"Banyak sekali yg telah kudapatkan setelah itu! Ketika kamu sendirian jangan merasa seolah-olah kamu benar-benar sendirian. Ingatlah masih ada Tuhan, ia penciptamu, ia lebih sayang padamu lebih dari siapapun, walaupun banyak manusia yg membencimu, meremehkanmu, mencaci, menghina, bahkan lebih dari itu. Ingatlah! Jangan patah semangat, masih ada Tuhanmu, ia maha penyayang bukan?
Jangan ragu untuk mengadu dan mencurahkan semua isi hatimu padanya karena ia(Tuhan) adalah maha pendengar, maha adil, maha tahu, dan maha bijaksana.
Semua masalah pasti akan ada titik terang di mana masalah itu akan selesai, intinya jangan lari dari sebuah masalah. Berusahalah menghadapi semuanya, apapun itu masalahmu. Tuhan juga tahu seberapa besar kekuatanmu menghadapi sebuah masalah, jika kita berhasil melewati dan menyelesaikan masalah itu dengan baik maka kita akan menjadi orang yang berbeda dari sebelumnya. Seperti anak tangga, kita akan berada sedikit ke atas dan tidak akan stuck di bawah secara terus menerus. Hadapilah masalah, karena dari masalah juga akan ada hikmahnya tersendiri.
Ambil sisi baiknya dari sebuah masalah, kalo perlu dengan bantuan orang lain pun tak apa. Asalkan jangan pernah lari dari masalah, kamu tidak akan pernah dewasa jika terus menerus lari dari masalah. Karena sejatinya dewasa terbentuk ketika sudah berhasil menghadapi masalah itu.
Sama-sama berupa air yg menenangkan..
Kopi bagiku sebuah pelarian dari segala kegundahan.
Hujan itu seperti teman yang berusaha menghibur bahwa aku bersedih tidak seorang diri.
Taukah kau?
Aku menyukai rintikan hujan yang menari-nari ketika jatuh ke bumi.
Juga menyukai kopi yg pahit dan manisnya tidak bisa dirasakan sekaligus.
Mungkin air kopi tak sebening hujan, dan hujan datang tak sehangat kopi,
Tapi kopi mampu menghangatkan siapa saja yang menikmati hujan.
Pra sedang bimbang kali ini, memikirkan masa depan seperti apa yang akan menimpanya.
Dan akhirnya kamu sendiri
Yang memilih pergi karena jarak
Jarak itu hanya pengukur Bukan pemisah
Apa bedanya aku disini dan disana?
Jarak itu sebagai tanda
Kamu tak bisa mempertahankannya
Mendapatkan itu mudah
Mempertahankan mungkin susah
Namun apa salahnya jika kita mencoba?
Kita masih di tempat yang sama
Dibawah lindungan langit pencipta.
Karena aku tak bisa disampingmu
Jika kamu rindu?
Lalu apa bedanya denganku?
Bahkan aku benci jika harus merindukanmu
Hanya akan menjadi angan-angan yang berujung saling menyalahkan.
Apa salahnya dengan jarak, rindu dan Waktu?
Mereka memang tercipta
Tapi bukan untuk memisahkan kita
Aku bahkan berterimakasih pada jarak
Yang tidak bisa menyampaikan rinduku
karena waktu
Jarak memberitahuku
Masih banyak waktu
Selain mengatakan kata rindu
Yang mungkin tak akan tertuju
Pra hingga berimajinasi dengan pikirannya sendiri, bahkan ia bisa membayangkan dan berucap dalam hat kata yang begitu indah. Tentang banyak hal...
Jangan tanya apa isi puisi ini
Jangan tanya siapa yang membuatnya
Karena kau pun tau aku tak bisa melakukannya
Sederet kata yang penuh makna
Dibuat dengan penuh rasa
Karena rasa ini milik hati
Yang sulit untuk dipungkiri
Bukan niat menebar janji yang mungkin sulit ditepati
Hanya mengungkapkan isi hati yang dirasakan saat ini
Dikeheningan malam
Detak jam dinding lah yang ku dengar
Kapankah detak jantungmu akan terdengar disetiap malamku?
Ku pandang malam yang gelap
Berharap wajahmu yang terlukis disana
Ku pandang bulan sabit itu
Membayangkan lengkung senyum manismu
Angin datang menghempaskan kata-kata rindu
Yang belum sempat tertuju
Ah betapa susahnya mengucapkan I Miss You
Kau tau?
Aku tak menginginkan dirimu seperti malam
Yang gelap nan mencekam
Juga tak menginginkanmu seperti senja
Yang kehadirannya indah namun sesaat
Aku hanya menginginkan dirimu
Untuk melengkapi tulang rusuk yang Allah ciptakan untukku
Sebetulnya, Pra sangat lihai membuat kata yang indah. Ia sangat menyukai kesenian apapun bentuknya..
Malam itu...
Rumah yang selalu di rindukan
Terdengar suara memilukan
Teriakan serta cacian terlontar begitu saja
Terdengar jelas memekakan telinga
Bahkan petir pun tak kalah kalut
Gadis mungil dipojok ruangan hanya berdiam diri
Melihat pertengkaran yang terjadi
Antara yang bersalah dan tak mau kalah
Air mata ia tahan paksa agar tidak muncul
Hatinya sudah retak tak lagi berbentuk
Pemandangan yang sebenarnya belum ia mengerti
Sudah harus ia hadapi
Mencoba mengerti namun tak bisa
Mencoba percaya, tapi pada siapa?
Ia hanya seorang gadis kecil
Mudah percaya dan mudah dibohongi
Rumah yang ia dambakan sejahtera bak bunga peliharaannya, kini tak bisa ia dapatkan
Mimpi yang ia harapkan tak lagi bisa diwujudkan
Malam itu...
Semesta bahkan menjadi saksi
Terpuruknya ia hingga saat ini
Bahkan, dengan melihat sekeliling Pra bisa menjadikan itu sebuah kata yang sangat bermakna...
Dunia seakan belum puas di genggam
Terus dikejar kemanapun berlari
Padahal dunia hanya ilusi
Panggung sandiwara lepas
Hanyalah sebuah permainan kebahagiaan sesaat
Yang bisa saja selamat dan tersesat
Dunia seakan tertawa puas
Melihat manusia bersujud kepadanya
Bahkan tulang belulangpun direlakan
Tapi apakah mereka ingat akhirat?
Tempat yang kekal selamanya
Berlari ke kantor telat 1 menit saja terburu-buru
Melangkahkan kaki lebar-lebar agar tak tertinggal
Dunia seakan kehidupan kekalnya
Apakah sama akhirat kau kejar seperti itu?
Shalat telat 1 menit saja kau bahkan tak peduli
Katamu Allah Maha Pengampun
Namun bukan untuk mengampuniĀ kesalahan yang sengaja dilakukan
Bahkan kau pun tau apa dosanya
Dunia seakan berkuasa
Akhirat dianggap bodo amat
Marilah saling menegur kala diantara kita tersungkur
Terjerumus dalam kesesatan jalan kemaksiatan
Dihati yang kelabu
Malam menjelma menjadi bisu
Bisikan angin terdengar haru
Sebuah pesan pembangkit rindu