"Aneska. Kamu lagi kamu lagi. Kenapa si kamu suka sekali bikin onar di sekolah ini," ucap Guru BK sekolahnya.
"Aneska ga salah Bu. Dia hanya membela saya aja tadi. Saya yang salah."
Orang yang di bela oleh Aneska tadi pun langsung membelanya. Supaya Aneska tidak dalat hukuman karenanya.
"Udah ga apa-apa. Udah biasa juga gua di hukum."
"Kamu ini Aneska. Ya sudah kalo gitu lalian semua yang ada di sini ikut Ibu ke ruang BK."
"Baik Bu."
Akhrinya tanpa rasa takut Aneska, ketiga sahabatnya dan murid yang Aneska bela tadi pergi ke ruang BK untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya. Karena sebenarnya mereka semua memang tidak bersalah.
******
Di ruang BK.
"— Jadi gitu ceritanya Bu. Dia cuma bela saya aja yang lagi di bully sama mereka," jelas orang yang sudah di bela oleh Aneska.
"Baik lah kalo gitu. Tapi kamu tetap mendapatkan hukuman ya Aneska. Karena cara kamu membela orang juga salah. Seharusnya kamu panggil Ibu aja yang ada di sini. Kamu jangan mengambil kepitusan sepihak kaya gini."
"Kok gitu si Bu? Ibu ada dendam ya sama saya? Kenapa saya di hukum terus? Mau saya salah atau engga, tetap aja ri hukum."
"Karena kali ini kamu emang salah Aneska. Kamu juga udah melakukan hal yang salah di sekolah dengan cara bertengkar. Nanti orang yang udah bully dia juga bakalan dapat hukuman. Dan kalian bertiga juga dapat hukuman. Kecuali kamu. Kamu sekarang juga bisa kembali ke dalam kelas. Kamu murid baru kan di sini?"
"I.. iya Bu."
"Ya sudah. Kembali ke kelas sana."
"Iya Bu. Sorry ya. Gara-gara gua, lu jari di hukum kaya gini."
"Yoi. Santuy aja. Udah lu balik gih."
"Iya. Permisi Bu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam," jawab semua orang yang sedang ada di dalam ruang BK.
Murid baru itu kembali ke dalam kelasnya. Sedangkan Aneska dan ketiga temannya akan mendapatkan hukuman karena sudah membantu orang itu dari bullyan kakak kelasnya. Dan tidak lupa juga orang yang sudsh bully tadi di kenakan hukuman juga.
*******
Ternyata orang yang sudah di bantu oleh Aneska tadi adalah murid baru pindahan dari Bandung. Dan ternyata dia itu juga akan menjadi teman sekelasnya Aneska.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam. Kamu murid baru itu kan?" tanya Guru yang sedang mengajar di dalam kelas itu.
"Iya Bu."
"Kenapa kamu telat sampai di kelas?"
"Iya maaf Bu. Soalnya saya tadi di suruh ke ruang BK untuk menjadi saksi. Makanya saya telat sampai di kelas."
"Ya sudah kalo gitu sekarang kamu perkenalkan diri kamu dulu."
"Baik Bu. Assalamualaikum. Selamat pagi semuanya. Saya Kelvin Argadana. Biass di panggul Kelvin. Saya pindahan dari Bandung."
"Hai Kelvin..."
Semua murid yang ada di kelas menyapa balik Kelvin dengan hangat.
"Sekarang kamu duduk di kursi yang tersedia ya. Kecuali yang ada tasnya. Mereka sebenarnya ada orangnya tapi ga tau sekarang mereka ada dimana."
Orang yang Guru itu maksud adalah Aneska dan ketiga sahabatnya. Tetapi Kelvin tidak menyadarinya karena dia juga tidak tahu jika Aneska dan ketiga sahabatnya yang ada sedang dapat hukuman dari Guru BK sekolahnya itu satu krlas dengannya.
"Baik Bu."
Kelvin terus mencari kursi yang benar-benar kosong tanpa ada tas di sana. Dan akhirnya Kelvin duduk di kursi paling belakang sendirian. Karena semua kursi sudah penuh. Setelah itu kegiatan belajar mengajar pun di mulai. Sedangkan Aneska dan kegiga sahabatnya itu masih di hukum oleh Guru BK di sekolahnya.
******
Kring... Kring... Kring...
Bel istirahat di sekolah sudah berbunyi. Kali ini bel sekolah menandakan jika semua murid sudah di perbolehkan untuk istirahat terlebih dahulu sebelum mereka semua harus melanjutkan kegiatan belajar mengajar kembali.
"Cewek tadi namanya Aneska kan ya kalo ga salah? Dia di hukum apa ya? Kasihan banget. Gara-gara gua, dia sama teman-temannya itu jadi di hukum," ucap Kelvin di dalam hatinya.
Kemudian Kelvin mencari keberadaan Aneska dan yang lainnya. Ternyata Aneska dan yang lainnya sedang di hukum untuk membersihkan seluruh halaman sekolah. Mulai dari taman yang ada di sekolah, kolam ikan, lapangan dan yang lainnya.
"Itu dia. Kasihan banget di hukum panas-panasan kaya gini. Gua harus apa ya buat bantu mereka? Gua kasih minuman aja kali ya," pikir Kelvin di dalam hatinya.
Tanpa berlama-lama lagi, Kelvin pun langsung pergi ke kantin untuk membeli minuman untuk Aneska dan ketiga sahabatnya. Setelah selesai membeli minuman berjumlah 4 botol, Kelvib pun langsung kembali ke lapangan untuk memberikan minuman itu kepada Aneska dan ketiga sahabatnya. Namun sudah ada seseorang yang memberikan minuman terlebih dahulu kepada Aneska. Kelvin yang hendak menghampiri Aneska pun mengurungkan niatnya. Dia hanya melihatinya dari kejauhan.
"Aneska," panggil laki-laki yang sedang membawa minuman itu.
"Yoi."
"Ini ada minuman buat lu. Kayanya lu cape banget ya di hukum kaya gini."
"Yoi lah. Tapi gua ga butuh minum dari lu."
"Kenapa? Niat gua baik loh."
"Yoi. Thanks."
"Udah sini. Aneska nya kan ga mau. Mending buat gua minumannya."
Tiba-tiba saja Rama mengambil minuman yang tadinya untuk Aneska justru dia lah yang meminumnya. Kemudian orang itu langsung pergi meninggalkan Aneska dan ketiga sahabatnya. Kelvin yang melihat kejadian itu pun menjadi ragu untuk memberikan minuman itu kepada mereka.
"Aneska ternyata orangnya emnag jutek kaya gitu ya. Pantesan dia berani sama siapa pun. Kayanya lebih baik gua ga usah kasih dia minuman deh. Daripada nanti dia marah lagi kaya ke orang tadi," pikir Kelvin di dalam hatinya.
Akhirnya Kelvin memutuskan untuk kembali ke dalam kelasnya sambil membawa empat botol minuman yang segar.
"Itu minuman buat siapa Vin? Banyak ba banget. Mending buat kita," tanya salah satu teman kelasnya.
"Iya, ini ambil aja. Yang satu buat gua tapi ya."
"Asik. Tahnks nih Vin."
Akhirnya ketiga minuman itu di minum oleh teman kelasnya.
********
"Semuanya. Hukuman kalian sudah selesai. Kalian boleh istirahat. Setelah itu kalian masuk ke dalam kelas masing-masing," teriak Guru BK.
"Baik Bu."
"Ayo cabut ke kantin Nes."
"Yoi. Tapi gua mau ke kelas dulu. Mau ambil duit dulu soalnya gua."
"Pakai duit gua dulu aja si."
"Engga. Sebentar doang. Kenapa si lagian."
"Yaudah deh iya."
Aneska dan ketiga sahabatnya akhirnya masuk ke dalam kelasnya terlebih dahulu untuk mengantarkan Aneska yang katanya uangnya ketinggalan di dalam kelasnya. Sesampainya di dalam kelas, Aneska melihat sosok seseorang yang sudah dia tolong tadi pagi.
"Lu? Lu kok bisa ada di sini?" tanya Aneska.
-TBC-