"Ayo cabut ke kantin Nes."
"Yoi. Tapi gua mau ke kelas dulu. Mau ambil duit dulu soalnya gua."
"Pakai duit gua dulu aja si."
"Engga. Sebentar doang. Kenapa si lagian."
"Yaudah deh iya."
Aneska dan ketiga sahabatnya akhirnya masuk ke dalam kelasnya terlebih dahulu untuk mengantarkan Aneska yang katanya uangnya ketinggalan di dalam kelasnya. Sesampainya di dalam kelas, Aneska melihat sosok seseorang yang sudah dia tolong tadi pagi.
"Lu? Lu kok bisa ada di sini?" tanya Aneska.
"Iya gua kelasnya di sini. Gua murid baru pindahan dari Bandung."
"Oh. Ternyata kita satu kelas."
"Jadi lu kelasnya di sini juga?"
"Yoi. Yaudah gua mau ngambil duit dulu."
Kemudian Aneska langsung pergi meninggalkan Kelvin begitu saja untuk mengambil uangnya. Setelah itu Aneska dan ketiga sahabatnya pergi ke kantin untuk makan siang bersama.
"Gua cabut dulu yoi."
"I... Iya Nes."
Kelvin hanya bisa melihat Aneska dari belakang sambil pergi meninggalkannya. Karena Kelvin tidak mempunyai keberanian untuk mendekati Aneska. Padahal Aneska sudah rela membelanya sampai Aneska mendapatkan hukuman dari Guru BK di sekolahnya.
"Ternyata Aneska sama ketiga sahabatnya itu kelasnya di sini juga. Gua jadi ga enak sama mereka semua. Soalnya kan mereka dapat hukuman gara-gara belain gua. Gua yakin pasti Aneska dan teman-teman yang lainnya marah sama gua," pikir Kelvin di dalam hatinya.
*******
Di kantin.
"Bu. Ayam gepreknya satu pakai nasi dua porsi. Sama minumnya es teh."
"Siap Neng."
Aneska memesan makan siangnya dengan dua porsi. Sepertinya Aneska kali ini sangat kelaparan setelah mendapatkan hukuman dari Guru BK nya untuk membersihkan semua halaman sekolah. Setelah memesan makanan dan minuman, Aneska dan ketiga sahabatnya menunggu pesanan mereka di tempat duduk yang ada di kantin.
"Eh ternyata si cupu itu satu kelas sama kita ya?" tanya Rio.
"Siapa?" tanya Aneska balik.
"Itu tadi orang yang lu belain tadi pagi. Siapa si itu orang namanya."
"Oh, yoi. Dia satu kelas sama kita ternyata. Tapi lu jangan ngomong cupu gitu. Kasihan dia. Dia kan anak baru. Makanya dia ga berani macam-macam di sekolah kita."
"Tetap aja cupu namanya. Masa cowok jaya gitu lembek banget. Ga bisa ngelawan seikit pun gitu."
"Yoi si."
"Yoi lagi lu. Hahaha."
"Hahahaha."
"Aduh, pada bahagia banget si nih kayanya. Ini pesanannya Neng, semuanya."
Ketika Aneska dan ketiga sahabatnya sedang bercanda bersama, tiab-tiba saja pelayan kantin itu datang ke meja mereka untuk memberikan peranan mereka semua.
"Yoi. Makasih Bu."
"Sama-sama Neng."
Pelayan itu kembali ke tempatnya. Sedangkan Aneska dan ketiga sahabatnya makan siang bersama dengan sangat terburu-buru. Karena waktu istirahat sebentar lagi akan selesai. Apalagi tadi Guru BK di sekolahnya menyelesaikan hukuman mereka setelah beberapa menit bel istirahat berbunyi.
"Gila. Cepat banget lu ngabisin makanannya. Gua aja belum habis," ucap Ken dengan sangat heran.
"Yoi. Sebentar lagi masuk kelas nih."
"Yailah. Santai aja lagi. Ga usah kaya murid telat deh. Hahaha," sambung Rio.
"Hahaha. Kurang hajar emang lu."
Kring... Kring... Kring...
Tidak lama kemudian bel sekolah sudah berbunyi kembali. Itu artinya semua murid sudah harus kembali ke dalam kelasnya masing-masing.
"Tuh udah bel. Ke kelas yoi."
"Ayo dah."
Akhirnya Aneska dan ketiga sahabatnya pun segera kembali ke dalam kelasnya. Di sana juga sudah ada Kelvin dan teman-teman kelas yang lainnya yang sudah duduk manis di tempat duduknya masing-masing.
Aneska memasuki kelasnya dan langsung pergi menuju ke tempat duduknya. Ternyata tempat duduk Kelvin berada tepat di belakang Aneska. Aneska yanya melontarkan senyuman saja kepada Kelvin tanpa berbasah-basi lagi. Kemudian Aneska duduk di tempat duduknya itu.
"Ini cewek cuek banget ya. Kayanya dia juga emang jagoan di sekolah ini," pikir Kelvin di dalam hatinya.
Tidak lama kemudian Guru yang akan mengajar di kelas mereka tiba. Aneska dan teman-teman kelas yang lainnya pun melakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelasnya sampai selesai. Hingga bel sekolah kembali berbunyi untuk yang kedua terakhir kalinya. Yang artinya semua murid sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
******
Aneska dan ketiga sahabatnya sedang berjalan menuju ke depan gerbang sekolah. Sudah pasti Aneska tidak akan di antar oleh salah satu dari sahabatnya. Karena Aneska tidak pernah mau menerima tawaran dari ketiga sahabatnya itu.
"Nes. Mau main ga nih? Mumpung besok hari Sabtu. Kan cuma pramuka doang palingan tuh," ajak Ken.
Kegiatan di sekolah Aneska memang setiap hari Sabtu di adakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Semua murid harus datang ke sekolah untuk mengikuti kegiatan tersebut. Jika tidak, maka siap-siap saja pada hari Senin nya akan di panggil oleh Guru BK dan akan di berikan hukuman berupa berjemur di lapangan sampai jam istirahat tiba.
"Gua juga sebenarnya lagi malas banget si pulang ke rumah. Soalnya kak Reza sama kak Vanessa kan lagi berantem dari kemarin. Pasti marahnya kak Vanessa bakalan kena imbas ke gua. Apa gua main aja kali ya sama mereka?" pikir Aneska ri di dalam hatinya.
"Woy. Malah bengong lagi lu."
Tiba-tiba saja Kelvin datang menghampiri Aneska dan ketiga sahabatnya.
"Permisi," ucapnya.
"Eh, yoi. Kenapa lagi?" tanya Aneska.
"Engga kenapa-kenapa si. Gua cuma mau berterima kasih karena lu tadi udah tolongin gua. Buat semuanya juga gua berterima aksih banget ya."
"Yoi. Santai aja kali."
"Oh iya. Kita kan belum kenalan. Gua Kelvin."
"Yoi. Gua Aneska."
"Gua Ken."
"Gua Rio."
"Rama."
Ketika Kelvin hendak meraih tangan Aneska untuk bersalaman, tiba-tiba saja justru malah ketiga sahabatnya Aneska yang meraih tangan Kelvin dan menjabatnya. Seolah-olah mereka juga ingin berkenalan dengan Kelvin juga. Melihat kelakuan ketiga sahabatnya itu, Aneska hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Oh iya. Salam kenal semuanya. Lu mau balik? Gua antar aja ya? Sebagai rasa terima kasih gua sama lu."
"Aneska mau main sama kita. Iya man Nes?" tanya Ken mengalihkan semuanya.
"Yoi. Gua emang mau main sama merwka. Next time aja kali yoi."
"Oh gitu. Yaudah kalo gitu gua duluan ya semuanya. Bye."
"Bye..."
Akhirnya Kelvin pulang sendiri dengan menggunakan sepeda motornya yang di parkir di parkiran sekolahnya. Ken yang sepetinya tidak menyukai sikap Kelvin itu terus saja melihati Kelvin hingga Kelvib benar-benar pergi meninggalkan sekolah.
"Kayanya itu orang suma sama Aneska deh. Ketauan banget dari gerak gerik nya. Bocah cupu kaya gitu aja sok-sokan mau sama Aneska. Yang ga kaya dia aja di tolak. Apalagi yang kaya dia," pikir Ken di dalam hatinya.
-TBC-