Chereads / Alstroemeria : Bunga Lily / Chapter 22 - 22. Guruku

Chapter 22 - 22. Guruku

Aku berusaha menenangkan Ji Que sambil memeluknya lalu keadaan Ji Que mulai membaik dan ia mulai membuka mulutnya untuk berbicara kepada kami.

"Aku tidak berbohong Kakak Zhang Li. Oh ya sebelum Paman pergi, ia memberikan aku sebuah gulungan pesan dan menyuruhku membacakannya untuk Pangeran Dewa Naga dan Kakak Zhang Li jika Paman tidak kembali dalam waktu 3 hari."

Pangeran pertama dan Pangeran ketiga langsung berhenti berbicara dan langsung menyimak Ji Que "Silahkan Ji Que bacalah ," ucap Pangeran pertama.

"Pertama kepada Zhu Yi, Pangeran pertama. Ingatlah janjimu kepadaku untuk menjaganya dan sudah saatnya kau tahu, dilaci kamarmu aku sudah menaruh sebuah kunci emas lalu carilah dikamarku seperti yang waktu itu aku katakan kepadamu. Kedua untuk Zhang Li murid pewarisku, kau jangan sedih karena sebagai murid Dewa pembasmi roh iblis sudah harus terbiasa dengan pertemuan yang berakhir dengan perpisahan. Jadi, menurutlah kepada para Pangeran dan kau cukup pintar dalam memilih teman karena ayah Song Lan adalah teman baikku saat menjadi murid pewaris dulu. Alam iblis tidak semuanya berisi orang jahat karena itu kau harus bersikap baik kepada Song Lan, ada banyak pesan yang ingin aku sampaikan namun terlalu panjang kasihan Ji Que yang sedang membacakan untukmu. Ada tiga perintah yang harus kau lakukan Zhang Li ingatlah baik-baik,

1. Kau harus tetap lanjutkan identitasmu sebagai Alstroemeria. Meskipun Guru sudah tidak memberimu tugas, kau harus tegas mengambil keputusan. Ikutilah kata hatimu Zhang Li.

2. Berhati-hatilah dalam semua tindakanmu, terutama kepada murid pewaris penakluk iblis kau harus waspada.

3. Karena kau sudah menguasai semua ilmu yang aku berikan kepadamu. Sekarang sudah waktunya kau belajar seluruh ilmu mendiang Ibumu, karena terlalu lama menunggu keputusan Dewi Bunga Agung. Beritahu kepada Pangeran ketiga agar memberikan pedang Sima kepadamu suatu saat kalian akan tahu alasannya dan giok hijau pemberian Dewi Bunga Agung berikanlah kepada Sima. Ingat Zhang Li kau adalah murid pewarisku pertama dan terakhir. Selesai!"

Aku tidak kuat lagi menahan tangis, kenapa Guru meninggalkan aku saat aku tidak siap berpisah dengannya? Kenapa ia tetap melakukan tugas ini? Padahal ia tahu bahwa ia tidak akan kembali.

Mengapa Guru kau meninggalkan aku hanya dengan sebuah surat? Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi sekarang, apa yang harus aku lakukan Guru?

Ji Que memberikan giok hijau yang aku simpan lalu ia menangis "Kakak Zhang Li aku tidak percaya kepada Dewa yang bertugas mencari Paman Guru, aku yakin Paman pasti kembali untuk kita Kakak."

"Siapa yang bertugas mencari Paman Guru?" tanya Pangeran pertama.

"Dewa bumi & langit, Dewi takdir, Dewi kejujuran dan beberapa prajurit langit."

Aku harus mencarinya sendiri, tidak mungkin Guru menghilang secara misterius. Bahkan jejaknya saja tidak ditemukan! Pasti ada sesuatu yang salah, mungkin saja ia tersesat disuatu tempat.

"Dimana Guru bertugas?" tanyaku kepada para Pangeran, tapi malah Wuxian yang menjawab pertanyaanku.

"Hutan belantara." Aku langsung ingin melesat keluar mencari Guru, tapi Pangeran pertama menahan tanganku "Kau sedang sakit Zhang Li, jangan sekarang."

"Lebih sakit jika aku kehilangan Guruku."

Aku langsung menepis tangannya dan melesat keluar. Saat aku sudah sampai ditingkat satu, aku merubah penampilanku menjadi serba putih dengan memakai cadar. Namun, aku ditahan oleh seorang Dewa saat ingin keluar dari alam langit "Ada urusan apa Nona?" tanyanya.

"Aku ingin mencari Guruku, ijinkan aku."

"Tidak bisa Nona."

"Kau harus mengijinkan aku!" Ucapku dengan membentak karena aku sungguh kehilangan kesabaranku dan aku tidak ingin membuang waktu untuk berbicara disini.

"Zhang Li jangan keras kepala lagi! Kau masih terkena racun iblis hati!" Ucap Pangeran pertama dengan emosi.

"Kau tidak akan pernah tahu perasaanku Pangeran pertama, aku dari kecil tidak memiliki siapapun. Bahkan orangtuaku saja aku tidak tahu, tidak mungkin aku menyerah kalau Guruku masih tidak jelas antara hidup dan matinya! Jika ia mati, aku harus menemukan jasadnya. Jika aku tidak menemukan jasadnya berarti ia masih hidup, aku akan terus mencarinya kemanapun! Aku tidak akan menyerah!"

Aku langsung mengeluarkan cempeti Lily hitam untuk mengikat Pangeran pertama dan Dewa yang berjaga itu agar tidak menghalangi jalanku. Ada beberapa prajurit menghalangi aku, langsung saja aku menggunakan kekuatan spiritualku untuk menyingkirkan para prajurit ini.

Saat aku membuka pintu alam langit terlihat banyak roh iblis dihadapanku, bahkan ada prajurit terluka "Alstroemeria, hahaha akhirnya aku menemukanmu."

"Kalian sungguh tidak bisa dimaafkan!"

Langsung saja aku mengeluarkan banyak Lily hitam untuk menahannya agar tidak bisa bergerak setelah itu aku memainkan harpa bunga Lily untuk meleburkan mereka menjadi abu berbau Lily hitam, tapi pada saat aku ingin melesat keluar dari pintu kenapa kepalaku sangat pusing? Tubuhku kenapa tidak bisa bergerak? Ada apa ini?

Cambuk Bunga Lily hitam?

Siapa Gadis ini? Mengapa kekuatannya setara Dewa Langit? - Dewa Bulan

Mengapa ia sungguh ceroboh? Tidak menjaga identitasnya, sungguh gadis bodoh! - Pangeran pertama

Bunga Lily hitam? Tidak mungkinkan Zhang Li merupakan Alstroemeria? Bahkan kekuatannya belum mencapai tingkat Dewi - Pangeran kedua

Memiliki Guru legendaris dan kekuatan menyerupai Alstroemeria, sungguh gadis yang mengesankan. Namun sayang sekali, sifatnya cukup keras kepala! - Song Lan

Pangeran kedua membantu Pangeran pertama dan Dewa Bulan untuk melepaskan ikatan cambuk Lily hitam dengan kekuatan spiritualnya. Setelah itu Pangeran pertama melihat Song Lan menusukan sebuah jarum pada leher Zhang Li "Apa yang kau lakukan Song Lan?" tanya Pangeran pertama sambil berjalan kearah Zhang Li yang terjatuh pingsan dipangkuan Song Lan.

"Aku hanya membuatnya pingsan sejenak."

"Siapakah Gadis ini? Pangeran?" tanya Dewa Bulan dengan penasaran.

"Seperti yang kau lihat Dewa Bulan, aku harap kau membantuku agar kejadian ini tidak akan jadi masalah untuknya karena saat ini ia masih terhanyut dalam kesedihan atas kehilangan Gurunya."

"Dengan senang hati Pangeran aku akan membantumu. Ah rupanya ia murid Ji Dan - Dewa pembasmi roh iblis," Ucap Dewa Bulan sambil tersenyum ramah.

Sudah hampir larut malam, Zhang Li tidak sadar juga sungguh membuat kami semua khawatir. Pangeran pertama dari pagi sampai malam terus menunggu Zhang Li sadar dikamarnya, sedangkan Pangeran ketiga sibuk mengurus kemiliteran Alam Langit karena akhir-akhir ini banyak roh iblis menyerang Alam Langit.

"Pangeran pertama, aku dan Song Lan izin pamit untuk menjalankan tugasmu menyelidiki Zhuan Qi dikediamannya."

"Silahkan, jaga dirimu baik-baik."

Pangeran kedua dan Song Lan langsung pergi menyelidiki Zhuan Qi untuk mencari bukti, tapi saat mereka menyelidikinya ada seseorang misterius menggunakan caping hitam dengan pakaian tertutup serba hitam melihat kearah mereka.

Ciri-cirinya seperti seorang wanita, mengapa ia menyelidiki Zhuan Qi?

Pangeran kedua langsung mengarahkan kekuatan spiritual air untuk mengikat tangannya "Siapa kau? Apa tujuanmu?" tanya Pangeran kedua dengan pelan agar tidak terdengar oleh Zhuan Qi.

"Aaaa sakit-sakit, lepaskan! Aku Da Liu!" ucapnya pelan sambil merintih kesakitan.

Song Lan tak sengaja menyenggol sebuah tumpukan kayu yang berada disamping rumah Zhuan Qi, hingga terjatuh.

Terlihat ada sebuah sapu tangan lusuh dengan warna hitam ke coklatan ditumpukan kayu itu dan langsung saja ia ambil mungkin bisa jadi bukti "SIAPA ITU!!" Teriak Zhuan Qi dari dalam, langsung mengambil pedang dan berjalan mengarah samping rumahnya.

"Aku akan memancingnya keluar dari rumah, kalian tidak boleh mengecewakan aku! Harus berhasil menyelidikinya, oke!" ucap Da Liu sambil mempersiapkan dirinya melesat mengalihkan perhatian Zhuan Qi.

"Kami tidak akan pernah mengecewakan Zhang Li, terimakasih atas bantuanmu."

Da Liu langsung melesat memancing Zhuan Qi menjauh dari rumahnya, untung saja semua teman-teman sekamar Zhuan Qi juga ikut bersamanya karena saat Pangeran kedua mengecek seluruh kamar kosong dan Song Lan langsung mengecek meja yang berada diruang baca rumah ini "Lihatlah ini, noda hitam bukan? namun dimana ia menyembunyikan kain pelindung jarum racun itu? Aku sudah mencarinya tidak ada."

"Akupun juga, ba..." Belum saja melanjutkan perkataannya Pangeran kedua terdiam karena mendengar Zhuan Qi dan teman-temannya telah kembali dan sudah berada diambang pintu "Bagaimana ini?" tanya Song Lan dengan panik.

"Sepertinya ada orang didalam ," ucap Zhuan Qi yang langsung berlari masuk kedalam rumah "Ikuti aku!" ucap Pangeran kedua dan langsung menggandeng tangan Song Lan untuk keluar dari kediaman Zhuan Qi.