Chereads / Alstroemeria : Bunga Lily / Chapter 27 - 27. Menentukan Pilihan

Chapter 27 - 27. Menentukan Pilihan

Tian Yi tidur bersama Song Lan karena ia lebih nyaman bersamanya. Aku sudah berpesan kepadanya agar ia membangunkan aku pada dini hari agar bisa membuat bunga Lily putih untuk mandi.

Setelah Tian Yi membangunkan aku dia kembali tidur dikamar Song Lan lalu aku mempersiapkan diri untuk mandi "Zhang Li masih pagi kau sudah semangat saja, mau kemana kau?" tanya Song Lan yang tidak sengaja bertemu aku saat aku keluar kamar mandi.

"Tentu saja sekolah."

"Sekolah? Bukankah kau masih dihukum?" tanya Song Lan dengan ekspresi bingung.

Terlihat ia membawa sebuah handuk, sepertinya ia akan mandi "Sudah selesai. Mandilah kau terlalu banyak bertanya ," ucapku langsung meninggalkan dia ke kamar.

Lemari ajaib hari ini berisi hanfu berwarna hitam dan putih saja, sungguh aneh! Biasanya ada banyak pilihan warna, tapi kenapa sekarang hanya ada dua warna saja? Sebenarnya hari ini ada materi apa? Ah membuatku penasaran saja.

Terdengar dari luar kamar, Pangeran ketiga memanggil aku beberapa kali "Sebentar Pangeran ketiga aku sedang bersiap, sedikit lagi selesai," ucapku sambil berteriak agar ia dapat mendengarnya dengan jelas.

Oh ya hari ini aku memilih untuk menggunakan hanfu hitam karena aku rindu Guruku, saat menjalankan tugasnya aku selalu memakai pakaian serba hitam.

Tunggu...

Bukankah dahulu waktu dimimpi Guru memberikan aku sebuah tugas? Ah ya aku ingat! Aku harus memberitahukan ini kepada Pangeran pertama, tapi sekarang kami tidak berteman lagi bagaimana ini? Aku sungguh bingung.

Aku menguncir rambutku sambil berjalan keluar kamar agar Pangeran ketiga tidak menunggu terlalu lama.

Brukk...

Terdengar suara tumpukan buku terjatuh dan mengenai kakiku!

"Aaa..." Aku langsung menyingkirkan buku itu dari kakiku.

"Mengapa kau tidak berjalan dengan baik? Dasar gadis bodoh!"

Saat aku lihat ternyata Pangeran pertama, aku tidak menjawab ucapannya dan langsung menghampiri Pangeran ketiga.

"Ada apa?" tanyaku sambil menata ulang kunciran rambutku.

"Isilah kertas pendaftaran ini sekarang ," ucap Pangeran ketiga sambil memberikan secarik kertas, kuas, dan tinta hitam.

Isi pertanyaan didalam kertas pendaftaran tidak terlalu rumit dan mudah dipahami. Jadi, aku langsung mengisinya.

Nama Lengkap : Zhang Li

Nama Guru : Ji Dan

Umur kekuatan spiritual : 5000+

1. Dari jurus 5 elemen, apa saja yang anda kuasai? Sebutkan.

= Air dan Angin

2. Bakat khusus yang anda miliki?

Sebutkan.

= Bunga Lily

3. Tujuan anda mengikuti sayembara ini? Jelaskan.

= karena ingin ikut saja!

Peringatan :

Lembar kertas ini merupakan perjanjian yang tidak dapat dibatalkan.

Alam langit hanya menyediakan obat dan tabib, tapi tidak bertanggung jawab atas kejadian tak terduga.

Dalam menjalani sayembara harus mengikuti peraturan yang ada, jika melanggar atau berbuat curang akan didiskualifikasi.

Sistem sayembara :

1. Menebak puisi yang diberikan

Pangeran dan harus berhasil

menjawab.

2. Tentang kitab jurus.

3. Pembuktian kelayakan anda

menari bersama Putra Mahkota.

Ah sialan mengapa aku tidak membacanya dahulu, menyebalkan! Aku tidak yakin dapat menang dari Dewi Burung karena ia adalah Dewi, ah sudahlah lihat saja nanti.

"Sudah ini. Song Lan apakah kau tidak kekantin? Aku sudah lapar!"

"Ayo Zhang Li kita ke kantin bersama ," jawab Song Lan.

Langsung disauti oleh Pangeran kedua "Tunggu, aku juga ikut."

"Baiklah, ayo..."

Aku langsung pergi bersama mereka, tapi aku merasa sedikit tidak nyaman karena biasanya aku selalu bersama Pangeran pertama.

Namun pertemanan kami sudah berakhir karena kemarin ia sudah tidak mau melihatku lagi seperti seorang teman!

Ah sudahlah aku tidak peduli, lagi pula aku sudah terbiasa tidak memiliki teman. Jadi, untuk apa aku memikirkan seseorang yang tidak memikirkan kita.

"Kau kenapa Kak? Apakah Zhang Li ada salah denganmu? Kenapa kalian sangat dingin dan tak saling menyapa?" tanya Pangeran ketiga sambil meminum teh dan menatap Pangeran pertama.

"Aku hari ini sedang tidak enak badan karena itu aku tidak mengantarnya, oh ya adik ketiga mulai malam ini aku kembali ke kediamanku jagalah dia."

"Apakah berkaitan dengan perjodohanmu?" tanya Pangeran ketiga dengan wajah penasaran.

"Ya begitulah, kau tau sendiri Permaisuri Kaisar seperti apa."

"Baiklah kakak pertama, semangat."

Pangeran ketiga langsung memberi salam dan pergi menyusul Zhang Li, Song Lan, dan Pangeran kedua ke kantin lalu menceritakan apa yang terjadi pada Pangeran pertama saat ini.

Saat selesai makan Da Liu menghampiri kami dan menyapa kami satu persatu "Zhang Li, aku turut berduka cita atas kehilangan Gurumu," ucapnya dengan ramah.

"Terima kasih Da Liu."

Pelajaran hari ini berlokasi dilapangan utama sekolah lembah langit, tapi lapangan hari ini sangat menakjubkan karena banyak senjata spiritual.

Mulai dari panah, pedang, cambuk, tongkat, ketapel, rantai dan masih banyak lagi.

Semua area senjata dibatasi oleh sebuah kekuatan spiritual.

"Baiklah murid ku, sebelum memasuki alam senjata tak terbatas, kalian harus menentukan terlebih dahulu bakat yang kalian miliki dan jangan sampai salah dalam memilih karena kalian hanya bisa memiliki satu senjata saja, tidak lebih."

"Mengapa hanya satu saja Guru? Sedangkan Guru memiliki banyak senjata, apakah tidak bisa menambah satu lagi Guru?" tanya Da Liu dengan tatapan aneh.

"Guru termasuk Dewa yang memiliki bakat 'Pedang Tak Terbatas!' bakat ini hanya dapat dimiliki oleh takdir saja seperti para Pangeran karena mereka keturunan Kaisar. Jadi, memiliki bakat ini sedangkan Guru memilikinya karena takdir menjadi Guru dan penjaga alam senjata tak terbatas."

Sungguh tidak adil, kenapa bakat sebagus ini hanya dimiliki oleh keturunan Kaisar saja? Menyebalkan!

Aku sudah punya cambuk Lily hitam, harpa bunga Lily, dan sebentar lagi aku akan mendapatkan pedang Sima.

Saat dialam senjata tak terbatas aku harus mengambil apa? Aku harus memikirkannya baik-baik.

"Hahaha kau tidak mengambil juga tidak masalah Zhang Li, tapi yang terpenting kau dapat keluar dari alam senjata tak terbatas karena disana tidak segampang yang kau pikirkan."

"Jadi disana ada apa Pangeran ketiga?" tanyaku kepadanya untuk memastikan.

"Disana ada banyak roh pedang liar, mereka menjadi liar karena tidak memiliki Tuan dan disana juga ada roh pedang legendaris yang sangat mematikan yaitu roh pedang Sanos."

"Mengapa ia disebut mematikan?" tanyaku yang semakin penasaran dengan roh pedang Sanos.

"Ia menjaga keseimbangan kekuatan alam pedang tak terbatas selama ribuan tahun untuk menunggu reinkarnasi Tuannya kembali dan menjemputnya, tapi tidak ada Dewa atau Dewi yang dapat bertemu dengannya karena menurut legenda roh pedang Sanos adalah roh dari pedang Dewa Alam Langit pertama yaitu mendiang Pu Chai."

"Sungguh luar biasa! Pantas saja tidak ada yang dapat menemukannya."

"Itu hanya cerita legenda yang masih menjadi misteri sampai sekarang. Sudahlah Zhang Li pilihlah senjata yang kau inginkan, aku akan mengajarimu nanti."

"Baiklah Pangeran ketiga, tapi aku tidak tahu harus berlatih menggunakan apa."

"Aku tunggu ditempat pedang ya, soalnya aku harus menepati janji kepada Song Lan untuk mengajarinya jurus pedang andalanku karena kemarin aku kalah taruhan."

"Apakah aku juga akan kau ajari?" Tanyaku dengan nada sedikit memelas agar ia membantuku.

"Tentu saja! Bagaimana jika kau mencoba berlatih bersama roh pedang Sima saja?"

"Apakah boleh? Aku belum menang dalam sayembara."

"Anggap saja kau pinjam! Ayolah jangan terlalu banyak membuang waktu untuk berpikir."

Tanganku langsung ditarik oleh Pangeran ketiga kearah Pangeran kedua dan Song Lan lalu ia mengeluarkan pedang Sima.

Aku melihat Song Lan, Pangeran ketiga, dan Pangeran kedua berlatih pedang dengan sangat lincah dan mahir. Sedangkan aku memegang pedang saja tidak bisa!

Dari kecil aku tidak bisa memakai pedang karena itu aku hanya bisa menggunakan cambuk bunga Lily dan harpa saja.

Aku menghela napas panjang sambil mengamati mereka berlatih dengan sangat kompak.

"Pangeran pertama bisakah kita berbicara sebentar?" tanya Tian Yi membuat langkah kaki Pangeran pertama terhenti diambang pintu rumah lembah langit.

"Ada apa?" tanyanya sambil menatap tajam Tian Yi.

Ia menyuruh Chou pengawal pribadinya untuk menunggu diluar.

"Aku hanya diberi kepercayaan untuk menjaga Zhang Li karena itu aku akan selalu ada disaat ia butuh. Aku tahu kau menyukai Zhang Li, tapi kau ragu untuk mengatakannya. Aku tahu batasanku..." Ucapan Tian Yi langsung terhenti seketika karena Pangeran pertama langsung menyela "Aku tidak menyukainya, tapi aku hanya bertugas menjaganya seperti apa yang Paman Ji Dan bilang kepadaku."

"Untuk apa tidak jujur pada diri sendiri? Hahaha jangan sampai kau kehilangan seseorang yang kau cintai karena kau tidak jujur. Ingat Zhu Yi kesempatan tidak datang 2x didalam kehidupan ini ," ucap Tian Yi.

Setelah berkata seperti itu ia memberikan salam lalu langsung menghilang ntah kemana.

Ia benar juga, tapi jika aku jujur apakah ia akan menerima aku? Apa lagi setelah kemarin aku terpaksa mengusirnya ia terlihat marah kepadaku bahkan menyapa saja tidak sama sekali.

Padahal kemarin aku terpaksa agar Zi Yin tidak membicarakan Zhang Li yang tiba-tiba memasuki kediamanku untuk hal tidak penting kepada Permaisuri Kaisar.

Apa aku harus minta maaf ? Ah aku tidak pernah berkata maaf sepanjang hidupku. Aku harus memikirkan cara lain!