Apakah harus aku melawan Da Liu? Ah aku tidak enak dengannya karena bagaimanapun kami adalah teman, tidak mungkin aku menyerang teman ku sendiri.
Tiba-tiba saja Pengawal yang bertugas berteriak memanggil peserta sayembara "Sekarang saatnya Zhang Li melakukan pembuktian bersama Da Liu..."
Saat aku sudah berada diarea pembuktian tempat itu langsung dibatasi oleh kekuatan spiritual yang berbentuk perisai emas.
Aku memberi salam kepada Kaisar, Permaisuri Kaisar, dan para Pangeran. Kaisar menjentikkan jarinya dan langsung terpasang sebuah konde emas dirambutku.
Aku juga tidak lupa untuk memberi salam kepada Da Liu "Zhang Li sayembara ini adalah pembuktian. Jadi, didalam area ini kau adalah musuhku!"
"Baiklah aku tidak akan sungkan lagi denganmu Da Liu."
"PEMBUKTIAN DIMULAI..." Teriak Pengawal dengan sangat lantang.
Da Liu membuat badai pasir dan aku langsung menutup mataku saja sambil menunggu ia selesai.
Aku harus cepat memikirkan cara untuk menghentikannya!
Terdengar suara pedang yang sangat tajam seperti mengarah kearahku.
*Ssrrt...
Meskipun aku bisa menghindari serangan pedang Da Liu, tapi lengan bajuku sepertinya tergores sedikit. Tidak masalah karena yang terpenting mataku tidak terkena jurus badai pasir ini.
Ah mengapa aku tidak coba membuat hujan deras saja?
Aku langsung membuat awan besar yang dapat menampung air hujan sangat banyak agar mampu menghentikan badai pasir ini.
Terdengar rintikan hujan mulai turun dengan sangat deras dan aku mengarahkan telapak tangan kananku keatas untuk merasakan hembusan angin.
Berhasil...
Hembusan angin kencang saat ini tidak terasa ada pasirnya dan aku bisa membuka mataku sekarang.
"Hahaha kau memang pintar Zhang Li ," ucap Da Liu.
Kemudian ia mengarahkan pedangnya kepadaku dan aku hanya menghindarinya.
Aku harus menggunakan cara apa ya? Aku tidak bisa menggunakan cempeti bunga Lily.
"Bisakah kau berhenti menghindari seranganku Zhang Li? Jika kau bosan dengan pertandingan ini, serahkan saja konde emasmu kepadaku."
"Baiklah Da Liu."
Aku langsung menotok bagian tubuhnya agar tidak bisa bergerak, tapi ia berhasil menghindari.
Sepertinya ia sudah tahu!
Aku harus memikirkan caralain.
Aku langsung menyerang Da Liu dengan serpihan es secara berkala.
Saat ia sedang sibuk menangkis puluhan serpihan es itu, aku langsung melesat dengan cepat mengambil tusuk konde emas milik Da Liu.
Aku menyudahi serangan serpihan es itu, tapi wajah Da Liu malah tampak kebingungan "Mengapa kau berhenti tiba-tiba?" tanya Da Liu yang ternyata masih belum sadar kalau tusuk kondenya sudah terambil. Aku menunjukan tusuk konde miliknya yang berada digenggaman tanganku.
Terdengar suara gong telah dipukul untuk menandai pemenangnya aku.
"Kaisar bisakah memberi Zhang Li waktu sedikit untuk berganti pakaian? Karena pakaiannya terlihat basah dan tidak nyaman."
Begitulah ucapan yang terdengar dari Pangeran pertama "Hahaha tidak perlu repot-repot anakku."
Kaisar menjentikkan jarinya dan pakaianku seketika berubah menjadi gaun panjang berwarna merah muda dengan hiasan bunga Lily berwarna putih dikepalaku lalu lengan pakaian ini sedikit terbuka sungguh membuat aku sedikit tidak nyaman "Apakah sudah cukup seperti ini?" tanya Kaisar sambil tersenyum menatap Pangeran pertama.
Terlihat Pangeran pertama memandangiku dan langsung saja aku menatapnya kembali lalu memegang satu bahuku, tapi ia hanya mengangkat satu alisnya "Sangat indah Kaisar, tapi bolehkah aku menambahinya sedikit?" tanya Pangeran pertama.
"Silahkan."
Pangeran pertama menjentikkan jarinya dan langsung terdapat syal bulu panjang berwarna hitam yang sangat halus melindungi bahu sampai lenganku, tapi syal bulu ini sedikit berbeda dari yang aku tahu karena syal ini mengeluarkan bau wangi seperti bau bunga Mawar.
"Terimakasih Kaisar dan Pangeran pertama atas bantuannya."
Dewi Burung langsung memasuki area pembuktian dengan pakaian berbeda, tidak seperti waktu tadi bertemu dikantin karena sekarang ia terlihat memakai gaun yang sangat indah nan mewah dengan hiasan mahkota dikepalanya lalu ia terbang dengan sangat anggun menggunakan sepasang sayap miliknya yang berwarna merah seperti api.
Saat ia mendarat diarea pembuktian sayap api tersebut menghilang dan ia langsung memberi salam kepadaku.
"Perkenalkan aku Zi Yin Dewi Burung generasi kedua, kau tidak perlu sungkan denganku Nona hanya karena statusku."
"Baiklah Dewi, aku mohon bimbinganmu."
"Hahaha baiklah Nona, bisa kita mulai sekarang? Apakah kau memiliki pedang?" tanyanya.
Pertanyaan Dewi Burung membuat aku menghembuskan napas panjang.
"Tidak punya."
"Baiklah, aku akan memberimu kelonggaran lima serangan."
Apakah ia sedang menghina ku secara halus sekarang? Huh!
Aku mendadak mendapatkan ide agar lebih terlihat menghargai kebaikan Dewi Burung.
Aku menyerang Dewi Burung dengan melemparkan serpihan es sampai lima kali secara berkala lalu ia menangkisnya sampai lima kali juga.
Setelah kelonggaran lima serangan selesai aku langsung memberi salam kepadanya "Terimakasih atas kebaikan Dewi, tapi aku ingin pembuktian ini berjalan murni."
Cukup berani juga wanita ini!
Menyia-nyiakan kesempetan yang telah aku berikan. Baiklah aku tidak akan mengampuninya!
"Baiklah."
Dewi Burung langsung mengeluarkan dua pedang kembar berukuran sedang dan langsung melesat kearahku.
Ah sungguh aku belum siap!
Ia berhasil menyayat syal bulu yang melindungi bahuku beberapa kali dan syal ini tetap seperti semula tidak ada bekas sayatan sedikitpun. Untungnya Dewi Burung tidak dapat mengambil konde emas milikku.
Aku harus menghindari serangannya sambil memikirkan cara terbaik agar identitasku tidak terbongkar "Baiklah jika kau terus ingin menghindar seperti ini maka bersiaplah!"
Bersiap untuk apa?
Terlihat Dewi Burung seperti sudah siap dengan posisinya dan disaat itu juga aku mendapatkan sebuah ide yang mungkin dapat berhasil untuk sementara. Dewi Burung menatap mataku tanpa berkedip sama sekali dan aku juga menatapnya kembali untuk bersiap menggagalkan rencana yang sudah ia pikirkan.
*Kraaak..!
Suara apa itu?
Apakah aku benar-benar berhasil membuat salah satu pedang kembar milik Dewi Burung patah?
Untung saja aku tepat waktu membuat tembok es ini agar bisa memblokir serangannya.
"KAU... Bisa-bisanya menggunakan trik bodoh seperti ini? Bahkan berani mematahkan pedang kembar milikku!" Sentak Dewi Burung.
Apakah ia sedang murka saat ini?
"Aku hanya melindungi diriku Dewi, maaf jika aku merusak pedangmu."
"TERIMALAH RESIKO DARI PERBUATANMU INI NONA!"
Aku tidak terlalu jelas melihat apa yang sedang dilakukan Dewi Burung karena tembok es ini cukup tebal, tapi aku melihat seperti cahaya api...
Tunggu...
ITU SUNGGUH CAHAYA API?
AH SIALAN!
Aku membuat replika bunga Lily es secepat dan sebanyak mungkin lalu aku terbangkan ke langit.
"RASAKAN SERANGAN BOLA APIKU INI NONA, HAHAHA!"
Permaisuri Kaisar tersenyum saat melihat Dewi Burung beraksi dan para Pangeran terlihat khawatir.
Terutama Pangeran pertama dan ketiga karena merekalah yang membawa Zhang Li masuk dalam permasalahan rumit ini.
Ah dasar wanita gila!
Awas saja sampai api itu membakar baju indahku ini. Pasti tidak akan aku maafkan dia, ya meskipun ntah aku dapat menang darinya atau tidak!
Tembok es yang melindungiku saat ini mulai mencair secara perlahan karena diserang oleh jurus bola api milik Dewi Burung.
Es ini mencair jika terkena apikan?
Bagaimana jika sayap apinya terkena kekuatan spiritual es?
Apakah akan padam?