Chereads / Alstroemeria : Bunga Lily / Chapter 34 - 34. Akhir dari sayembara

Chapter 34 - 34. Akhir dari sayembara

Aku harus mencobanya! Mungkin dengan cara ini aku bisa menang karena selama hidupku, aku belum pernah melihat sebuah sayap api padam dengan mata kepalaku sendiri. Terlihat Dewi Burung terbang menggunakan sayap api miliknya yang sangat merah membara itu.

Ia mulai menyerang ku dengan jurus bola api sambil menghindari serangannya aku mempersiapkan replika bunga Lily es tersembunyi untuk menyerang Dewi Burung secara tiba-tiba dan sepertinya sekarang waktu yang tepat!

Aku langsung memejamkan mataku dan berkonsentrasi untuk menyerangnya dari depan dengan serpihan es.

Setelah sibuk menangkis serangan dari depan lalu aku menyerang  dengan replika bunga Lily es yang tadi aku buat sebanyak dan secepat mungkin dari belakang agar sayap api miliknya terkena lelehan es yang terbakar. Benar saja sayap api miliknya saat ini telah padam "Berakhir..." Gumamku pelan.

*Aaaa....

HENTIKAN...!

SAYAPKU TIDAAAK...!

SAKIT HENTIKAN...!

Saat ini aku melihat Dewi Burung merintih kesakitan sambil memegang sayapnya yang gosong.

Apakah sesakit itu ya?

Aku jadi tidak tega melihatnya karena aku tidak tahu betapa sakitnya memiliki sayap yang telah gosong. Jadi aku sudahi serangan ini, tapi saat serpihan es ini lenyap ia langsung melesat kearah ku dengan cepat dan tanganku langsung reflek membekukan tangan miliknya yang akan mengambil tusuk konde emas dari rambutku.

Apakah aku sedang membuat kesalahan lagi saat ini?

Ah semoga saja tidak.

Gong langsung dipukul oleh pengawal yang bertugas memukul gong. Permaisuri Kaisar langsung berjalan tergesa-gesa kearah kami.

*PLAKK..!!

Tamparan yang dilakukan Permaisuri Kaisar melayang tepat dipipi kananku dan seketika itu juga banyak pertanyaan muncul dikepalaku.

Semua Dewa dan para murid pewaris yang hadir dalam acara sayembara ini juga tercengang melihat aku tiba-tiba ditampar seperti ini.

Ntah kenapa aku langsung merasa ingin menangis sekeras mungkin!

Aku pergi dari area sayembara dan melarang siapapun mengikutiku.

Aku berjalan sepertinya kearah sebuah taman yang belum pernah aku lihat sebelumnnya dan ditempat ini sepi. Jadi, aku bisa langsung menangis sekeras-kerasnya sekarang "Huaaaa... Aku rindu Guru, aku rindu Dewi Bunga Agung, dan teman-teman periku. Aku ingin pulang, mereka sungguh jahat terhadap aku Guru..."

Saat aku menangis dan mengeluarkan seluruh isi hatiku ditempat ini. Tiba-tiba saja terdengar suara seseorang sedang berjalan, tapi aku tidak melihat wujudnya.

Mungkin roh iblis atau binatang gaib yang dipelihara oleh Dewi Penakluk Binatang Gaib disekolah.

"Aku tidak ingin berurusan dengan roh iblis atau binatang gaib dahulu karena aku sedang sedih. Nanti saja mengganggunya pasti akan aku tanggapi, pokoknya kau harus mengerti apa yang aku bicarakan!"

Huaaaa...

"Apakah binatang gaib milikku mengganggumu Nona kecil?" tanya seorang Dewa.

Ternyata Dewa tersebut pernah bertemu aku sebelumnya dipintu masuk alam langit dan ia tidak memberi aku izin.

"Dewa penjaga pintu rupanya, maaf aku tidak bisa menemanimu berbicara karena aku sedang sedih!"

Binatang Gaib memangnya bisa tidak terlihat seperti itu ya? Sungguh unik sekali binatang gaib miliknya ini.

"Hahaha rupanya kau masih mengingat aku, tapi sebenarnya aku bukan Dewa penjaga pintu. Aku adalah Dewa Bulan Nona, baiklah lanjutkan tangisanmu ini dan setelah itu jangan menangis seperti orang bodoh lagi. Apa kau mengerti?" Ucapannya membuat aku berpikir dan malah bertanya.

"Apakah aku terlihat bodoh saat menangis? Namun aku tidak pernah ditampar dengan sangat kasar seperti itu oleh siapapun. Bahkan jika aku berbuat salah Guru dan Dewi Bunga Agung tidak menampar aku, tapi hanya dihukum saja! Huaaaa..."

"Jadi karena itu kau menangis sekeras ini Nona?" tanya Dewa.

Aku hanya mengangguk.

"Kalau begitu ayo ikut aku..."

"Tunggu..."

"Ada apa lagi Nona kecil?" tanyanya.

"Apakah binatang gaib milikmu ikut bersama kita Dewa?" tanyaku.

Jujur saja aku jadi penasaran dengan wujud binatang gaib milik Dewa Bulan, apakah sangat menyeramkan? Atau sangat menggemaskan?

"Hahaha tenanglah nanti akan aku perkenalkan kepadamu suatu hari nanti Nona."

Dewa Bulan langsung menarik tangan aku untuk berdiri lalu ia membawa aku teleport ntah kemana. Mengapa sekarang kami berada dipintu utama altar suci alam langit?

Saat Pangeran pertama ingin mengejar Zhang Li yang berlari keluar dari area sayembara, tangan Pangeran pertama ditahan oleh Permaisuri Kaisar.

"Ibu sungguh berlebihan kali ini."

Permaisuri Kaisar terlihat tidak memperdulikan apa yang diucapkan anaknya, tapi ia malah menyuruh Pangeran pertama membantu Dewi Burung kembali istirahat dan memanggil Dewi Segala Tabib untuk memeriksa kondisinya.

Pangeran pertama tidak bisa menolak perintah Ibunya lalu ia menggendong Dewi Burung setelah itu ia langsung teleport ke kediamannya dan memanggil Dewi Segala Tabib melalui telepati.

Acara sayembara tersebut telah selesai dan Kaisar langsung mengumumkan bahwa pemenangnya adalah Zhang Li.

Saat Kaisar ingin mengumumkan pemenang sayembara akan menjadi istri Pangeran pertama, tapi Permaisuri Kaisar langsung menghentikannya "Kaisar biar aku saja yang mengumumkan semuanya."

"Dengan ini sudah dipastikan Zhang Li akan menerima hadiah dan menari bersama Pangeran pertama lalu sudah ditetapkan Dewi Burung akan menjadi istri Pangeran pertama."

"Permaisuri..."

"Maaf Kaisar, tapi nanti akan aku jelaskan kepada Zhu Yi."

"Kau egois Permaisuri, apakah belum cukup dahulu kau merusak semua impianku? Bahkan sekarang kau ingin menghancurkan impian anak pertamaku juga?"

"Mengapa kau membahas ia lagi? Itu semua sudah masa lalu Kaisar. Kau sudah harus melupakan semua itu."

Bagaimana bisa aku melupakan impianku bersama Dewi Alam Bunga? Mungkin jika kau tidak muncul didalam kehidupan ku ini pasti aku sudah bahagia dengannya selama ribuan tahun.

"Kaisar..."

Setelah mengucapkan salam kepada Kaisar, Dewa Bulan langsung menceritakan apa yang aku ceritakan kepadanya.

Mengapa ia menceritakan ulang sampai detail seperti itu?

Ah memalukan.

"Apakah benar Dewi Bunga Agung tidak pernah menamparmu?" tanya Kaisar.

"Aku tidak berbohong Kaisar."

"Apakah kau ingin kembali ke Alam Bunga?" tanya Kaisar dengan tatapan aneh kearah aku.

Mengapa Dewi Bunga Agung sangat lembut kepadanya?

Siapa gadis ini sebenarnya?

"Aku ingin, tapi aku harus menyelesaikan sekolahku dahulu seperti perintah Guru."

"Lalu kau ingin aku memberi keputusan seperti apa Zhang Li?" tanya Kaisar.

Aku bingung harus menjawab Kaisar bagaimana?

Aku melirik Dewa Bulan dengan tatapan sedikit memohon memberi bantuan, tapi ia hanya tersenyum padaku "Hahaha mengapa kau bingung dan ragu Nona? Katakan saja kepada Kaisar."

Aku mengangguk "Kaisar, apakah boleh Dewi Bunga Agung ke alam langit untuk bertemu denganku? Karena setahuku Dewi Bunga Agung tidak pernah ke alam langit."

"Tentu saja boleh. Itu karena Alam Bunga berisi wanita suci ."

Oh jadi itu alasannya? Aneh sekali, tapi mengapa aku diperbolehkan?

"Terimakasih Kaisar."

"Baiklah nanti malam kembalilah kemari untuk menyambut Dewi Bunga Agung."

"Terimakasih Kaisar."

Aku langsung keluar dari Altar suci tersebut, tapi sepertinya Dewa Bulan sedang ada urusan dengan Kaisar jadi ia tidak bisa mengantar aku kembali ke rumah Guru.