Pangeran ketiga sedang menunggu Pangeran pertama mempersiapkan dirinya untuk ke sekolah "Kakak apakah kau sudah tahu tentang keputusan permaisuri?" tanya Pangeran ketiga.
Pangeran pertama langsung terdiam dan menatapnya dengan memasang wajah serius "Ada apa lagi adik ketiga?" tanyanya.
Apakah akan lebih baik? Jika aku memberitahu Pangeran pertama?
"Kau cerita kepadaku bahwa pemenang sayembara akan menjadi istrimukan kak? Namun Permaisuri tidak berkata demikian waktu itu dan ...." Pangeran pertama langsung menghilang dari hadapan Pangeran ketiga.
Apakah aku salah memberitahu kakak pertama? Rasanya tidak.
"Ayo Wuxian kita ke kantin sekolah untuk makan pagi karena hari ini kantin memiliki makanan spesial."
Pangeran ketiga langsung teleport bersama Wuxian ke kantin lalu saat mereka mencari tempat duduk yang strategis untuk menikmati makanan, mereka tidak sengaja ia melihat Zhang Li, Tian Yi, Song Lan, dan Pangeran kedua "Jodoh memang akan selalu bertemu hahaha."
Pangeran pertama langsung muncul dikediaman Kaisar dan Permaisuri lalu terlihat Ayah, Ibunya sedang menikmati makan pagi "Maaf mengganggu, tapi bisakah kita berbicara Ibu?" tanya Pangeran pertama dengan menahan semua rasa kesal yang ia tahan selama ini.
"Apakah sepenting itu? Baiklah berbicaralah disini sekarang."
"Mengapa Ibu berbuat seperti itu? Mengapa Ibu mengingkari janji?" tanya Pangeran pertama dengan berusaha tenang.
"Oh masalah itu rupanya? Hahaha menurutlah dengan Ibu anakku, karena pilihan Ibu selalu yang terbaik untukmu."
"Terbaik? Itu menurutmu Ibu, apakah belum cukup selama ini aku menuruti semua keinginanmu? Apakah harus masa depanku Ibu juga yang mengatur? Aku mohon kali ini saja jangan mengatur masalah percintaanku karena hatiku hanya aku yang mengerti dan memahaminya ," ucap Pangeran pertama dengan mata mulai berkaca-kaca.
Permaisuri Kaisar langsung memeluk Pangeran pertama lalu Kaisar mengusir seluruh pengawal pribadi dan para pelayan dari kediamannya.
"Nak cinta akan tumbuh dengan sendirinya setelah kau menikah. Lihatlah Ibu dan Ayahmu bagaimana? Kami bahagia bukan?" tanya Permaisuri Kaisar dengan tertawa.
Pangeran pertama langsung teringat ucapan Dewi Bunga Agung karena setelah dipikir-pikir Dewi Bunga Agung tidak pernah mencampuri permasalahan alam semesta, tapi ia tahu kalau Ibu pernah membunuh? Pasti masalah ini berkaitan dengan salah satu wanita suci dimasa lalu.
"Apakah Ibu pernah membunuh wanita suci? Siapa itu Ibu? Mengapa kau melakukannya Ibu?" tanya Pangeran pertama.
Terlihat wajah Ayah dan Ibu sangat terkejut mendengar ucapanku.
"Apa yang kau katakan? Siapa yang memberitahumu?" tanya Kaisar dengan mata berkaca-kaca.
"Dewi Bunga Agung yang memberitahuku Ayah, tapi saat aku bertanya penjelasannya ia menyuruhku bertanya kepada Ibu."
Kaisar langsung menatap Permaisuri seperti meminta penjelasan kepadanya. Sebenarnya ada apa ini?
Apakah Ayah juga tidak tahu kalau Ibu pernah membunuh wanita suci alam bunga?
"Apakah kau percaya Kaisar dengan ucapan Zhang Er wanita suci sombong itu? Itu hanya tipuan saja agar Pangeran pertama tidak menikahi Dewi Burung, tapi menikahi wanita suci itu hahaha mereka tidak berubah! Semuanya memiliki sifat buruk seperti Dewi Alam Bunga."
Kaisar langsung menyentak Permaisuri yang sedang tertawa "TUTUP MULUTMU WEI CHEN!" Setelah mengucapkan kata seperti itu Ayah langsung menyuruh aku pergi.
Sekolah hari ini cukup melelahkan karena materi pelajaran dalam minggu ini hanya berlatih senjata terus - menerus, sebelum memasuki alam senjata tak terbatas kami diberi waktu untuk mempersiapkan diri dan memikirkan senjata apa yang tepat saat nanti kami mengambilnya.
Lebih baik aku tidur sebentar sebelum nanti Pangeran pertama datang untuk mengajakku berlatih tarian pedang bersamanya.
Song Lan sedang berlatih pedang bersama Pangeran ketiga, kedua, dan Tian Yi dihalaman rumah lembah langit karena berlatih dilapangan sekolah terlalu sempit dan menarik banyak perhatian "Hei Tian Yi apakah kau memiliki pedang? Perlihatkan kepada kami pedang milikmu."
"Punya, tapi aku tidak pernah memperlihatkan kepada siapapun karena roh pedang ini sangat bengis dan kejam."
"Tian Yi mengapa kau menakuti aku?" Tanya Song Lan yang bergidik ngeri karena membayangkan betapa bengis dan kejamnya roh pedang milik Tian Yi.
Pangeran ketiga dan Pangeran kedua hanya tertawa melihat sikap penakut Song Lan yang seperti anak kecil.
Saat itu juga keluarlah pedang sepanjang 35cm dengan warna biru sebiru es dikutub utara ia mengeluarkan cahaya putih yang sangat menyilaukan mata, ia terbang kesana dan kemari "Hei kau jangan bermain-main lagi hentikan."
Pedang itu langsung jatuh diatas meja dan berdirilah seorang wanita cantik tepat disebelah Tian Yi, ia berkulit sangat pucat bahkan lebih pucat dari warna kulit Song Lan lalu ia mengenakan gaun panjang berwarna biru dengan diselimuti kerlap - kerlip kekuatan spiritualnya yang berwarna putih dan ia tidak memakai alas kaki, tapi anehnya bibir wanita ini sangat merah seperti darah lalu mata birunya bercahaya "Aku roh pedang Yi bernama Rou Yi dan aku tidak kejam seperti kata Tuanku, ia berbohong."
"Apakah kau sedang mencari ribut denganku?" tanya Tian Yi dengan menatap sinis wanita itu.
"Ah rupanya ini pedang Yi yang memiliki kekuatan api biru sepanas api nirwana?" tanya Pangeran ketiga sambil tersenyum.
"Tian Yi akhirnya ada yang mengenal aku dialam langit ini, ah aku sungguh senang. Kau mau aku beri hadiah apa? Ucapkan saja akan aku kabulkan jika mudah."
Tian Yi langsung melirik wanita ini dan berdecak heran melihatnya.
"Aku adalah Dewa Naga Api dan aku memiliki kekuatan api, tapi aku belum pernah melihat seperti apa kekuatan api nirwana. Jadi, apakah boleh memperlihatkan kepada kami seperti apa api itu?" tanya Pangeran ketiga.
Rou Yi melirik Tian Yi, tapi Tian Yi tidak melarang juga tidak menjawab.
"Tentu saja boleh bahkan jika kau ingin sedikit kekuatanku juga boleh ," ucap Rou Yi lalu mengedipkan salah satu matanya pada Pangeran ketiga.
Kami berempat duduk dikursi halaman rumah sambil melihat kehebatan api biru milik Rou Yi.
Api yang sangat biru terlihat menyelimuti tubuh Rou Yi lalu ia mulai mengeluarkan bola-bola api biru berjumlah tiga dilangit dan api itu berterbangan dan menari bersamanya "Apakah kalian tahu? Bahwa api biru adalah api terpanas dialam semesta ini karena api biru adalah titik puncak api nirwana."
Saat Pangeran pertama memasuki halaman rumah, Rou Yi langsung bersembunyi dibelakang Tian Yi dan ia berbisik kepadanya "Apakah ia anak Wei Chen?" tanya Rou Yi dengan wajah ketakutan.
"Tidak usah takut, anaknya berbeda dengan Ibunya. Jadi, jangan takut kepadanya Rou Yi ," ucapan Tian Yi dan Rou Yi membuat kami memiliki banyak pertanyaan.
"Mengapa dengan Ibuku gadis kecil? Ceritakanlah kepada kami tidak apa-apa, aku akan mendengarkannya."
"Pasti kalian tidak akan mempercayai aku sama seperti para Dewa dahulu."
Para Pangeran masih menatap Rou Yi dengan tatapan penuh penasaran lalu Tian Yi seperti memberi ijin untuk menceritakannya dan sekarang Rou Yi terlihat seperti menarik napas dalam lalu menghembuskannya.
"Baiklah aku ceritakan, tapi aku harap kalian tidak menceritakannya kepada siapapun karena nyawaku akan terancam. Waktu itu aku dan keluargaku masih memiliki tubuh manusia seperti kalian, tapi suatu hari saat aku pulang terlihat dari luar seluruh keluargaku ditangkap oleh seorang wanita berkekutan spiritual tinggi lalu ia mengambil inti roh seluruh keluargaku satu persatu dan aku sangat mengingat nama wanita ini karena Ayahku 'Wei Chen kau sungguh keterlaluan lihat saja suatu saat kau akan mendapatkan karmamu' Saat itu Ayah melihatku yang menguping didepan gerbang dan inilah ucapan terakhir ayahku 'Pergilah anakku jangan menoleh kebelakang dan jangan dekati wanita jahat Wei Chen' singkat cerita mereka mengejarku dan melukai tubuh manusiaku, tapi aku diselamatkan oleh seorang Dewi Bunga. Akhirnya aku bertemu Dewa Alam Langit lalu aku diperintahkan menjaga api nirwana sampai suatu saat aku bertemu Tuanku dan mulai bertapa bersamanya untuk membentuk tubuh manusia baru."
Para Pangeran terlihat tatapannya berkaca-kaca seperti menahan tangis dan Song Lan menangis dengan sangat histeris karena cerita itu sungguh tragis untuk anak gadis sekecil dia "Tapi itu semua masa lalu aku sudah tidak terlalu memikirkannya karena keluargaku pasti sudah disurga dengan tenang dan aku sebentar lagi akan mendapatkan tubuh baru yang sangat cantik seperti yang sekarang kalian miliki."
Dihalaman rumah ramai sekali?
Mereka sedang apa?
Aku keluar dari kamar untuk menghampiri mereka, mungkin saja ada makanan enak sedang menantiku.
Saat aku keluar. Mereka terlihat sedang tertawa dan Pangeran pertama terlihat sedang mengelus rambut seorang gadis kecil yang berdiri disamping Tian Yi.
Gadis kecil ini sangat aneh saat menatap aku karena matanya sangat cerah dan ia berjalan perlahan-lahan kearah aku dan setelah itu ia menangis sangat keras, bahkan sujud sampai ketanah didepanku "Ka-Ka...Kau kenapa?" tanyaku sambil melangkah sedikit menjauh darinya.
"Aku memberi hormat kepada keturunan Dewi Alam Bunga Li Yin, aku akan menjaga keturunannya dengan seluruh kekuatanku karena aku belum sempat membalaskan budiku kepada Ibumu."
Dewi Alam Bunga?
Ibuku?
Aku pikir gadis kecil ini mengalami permasalahan pada bola matanya "Kau salah orang," Ucap ku. Gadis ini malah mendekat lalu menangis kencang sambil memegang kakiku.
"Ah panas..." Aku langsung merasa kakiku sekarang seperti terbakar.
Aku langsung berlari kearah Tian Yi karena gadis itu sangat aneh "Siapa gadis ini? Mengapa berkata sembarangan?" tanyaku.
Gadis ini langsung berdiri dan menatap aku dengan sangat sinis "Aku lebih tua darimu Nona dan ini kali pertama aku memberikan rasa hormatku kepada seorang Dewi muda sepertimu, tapi kau tidak menghormatiku! Untung saja Ibumu baik jika tidak akan kuhabisi kau gadis kecil!"
Setelah menangis lalu marah-marah?
Ah sungguh emosional yang buruk!
"Aku bukan anak Dewi Alam Bunga kau jangan berkata sembarangan!"
"Kalau begitu kau anak siapa? Apakah kau masih percaya dengan ucapan Dewi Bunga Agung bahwa kau inti roh bunga Lily atau Reinkarnasi yang tidak masuk akal itu? Aku tahu karena waktu aku bertemu dengan Ibumu aku dapat melihat masa depannya dan didalam api nirwana aku selalu mengawasimu. Saat itu aku menyesal tidak dapat membantu Ibumu menjalani nasibnya karena aku sedang menjalani perintah Dewa Alam Langit."
"Kau kalau berbohong tidak lucu!"
Aku mencoba menyangkal omong kosong wanita ini karena mana mungkin ia tahu tentang Ibuku, tapi aku sendiri tidak mengetahuinya.
"Jika kau tidak percaya tanya saja kepada roh pedang Sima apakah ia mengenal aku atau tidak dan diharpa bunga Lily terdapat ukiran namamu yang sebenarnya."
Aku langsung mengeluarkan harpa perak bunga Lily dan memeriksanya dan benar saja ada ukiran nama berwarna keemasan.
"Li Que..."
"Ibumu sudah mengetahui hal yang akan terjadi dimasa yang akan datang, tapi ia tidak ingin menghindarinya karena ini sudah takdirnya dan ia tidak akan menyesali semua keputusannya karena ia dianugrahi seorang gadis kecil yang sangat cantik sepertimu lalu ia juga tidak memperbolehkan aku menceritakan ini semua kepadamu sebelum kau menjadi gadis dewasa yang sangat kuat seperti Ibumu dahulu."
Aku tidak bisa menahan tangisku dan langsung menangis sekeras-kerasnya.
Apa ini benar? Tidak bohong? Aku anak Dewi Alam Bunga? Namun kenapa semua ini dirahasiakan?
"Ckckck... Bahkan ia sekarang menangis seperti anak kecil! Sungguh memalukan. Sudahlah aku kembali dahulu karena aku sudah selesai menyampaikan semuanya."
Para Pangeran, Tian Yi, dan Song Lan bingung harus bagaimana untuk menenangkan Zhang Li.
Mereka berdiskusi melalui telepati agar tidak mengganggu perasaan Zhang Li yang sedang menerima semua fakta ini "Hei Zhang Li hentikan tangisanmu dan berlatih tarian pedang bersamaku."
Ucapan Pangeran pertama sungguh membuat semua orang menatapnya kebingungan dan tak habis pikir.
Bagaimana mungkin disaat menyedihkan seperti ini ia masih memikirkan untuk berlatih tarian pedang bersama Zhang Li? - Tian Yi
Apakah ia tidak memiliki perasaan atau hati? - Song Lan
Sepertinya saat ini Pangeran pertama hatinya sudah membeku menjadi batu es - Pangeran ketiga
Ditambah lagi ia sudah ribuan tahun selalu sendiri dan tidak pernah merasakan cinta - Pangeran kedua.
"Aku dapat mendengar semua perkataan kalian, tapi acara ini juga penting untuk Zhang Li karena jika ia tampil dengan mengecewakan maka ia akan mendapatkan hukuman berat dari Permaisuri langsung."
Zhang Li langsung berdiri dan mengusap matanya lalu menyudahi tangisannya. Ia mulai menarik napas secara perlahan...
Caraku sangat ampuhkan untuk menenangkannya hahaha!
Mungkin saja ia sekarang terpaksa!
Intinya dia berhenti menangis, karena kalian sudah mengataiku dengan sangat kejam! Kalian harus membantuku mengawasi rencana Permaisuri dan Dewi burung.
Baiklah setuju!
Pangeran pertama membawa aku ketempat yang sangat indah karena tempat ini dipenunuhi banyak pohon persik dan pohon sakura yang sedang berbunga lalu terlihat tak jauh dari dekat kami terdapat sungai besar dan jembatan ditengah sungainya "Itu adalah jembatan penghubung kota Yun dengan kota Gu Zhang Li, apakah kau sudah lebih tenang sekarang?" ucap Pangeran pertama.
"Ya aku sudah tenang berkatmu dan pemandangan indah ini..." Aku sungguh terpanah dengan pemandangan ini "Pangeran lihatlah itu indah sekali..." Aku menunjuk kearah jembatan penghubung ini karena terlihat matahari akan terbenam dengan sangat jelas.
"Hahaha kau baru melihat bagaimana matahari terbenam Zhang Li?" tanyanya.
"Iya..."
Aku langsung mengajak Pangeran pertama berlatih bersamanya agar nanti pulangnya tidak terlalu malam karena besok adalah hari yang sangat penting yaitu menampilkan tarian ini bersama Pangeran pertama.
"Tanganmu harus terlihat lurus juga Zhang Li, jangan hanya pedangnya saja yang terlihat lurus."
"Baiklah aku mengerti. Ayo kita ulangi lagi Pangeran karena aku sudah mulai hapal gerakan ini sungguh sangat mudah!"
"Sedikit lagi kau akan menghadapi tahap tersusah dalam tarian ini Zhang Li."
"Nama tarian ini apa Pangeran?" tanyaku sambil mengikuti gerakan Pangeran.
"Belati emas. Bersiaplah Zhang Li ikuti arahanku saja jangan ragu."
Kau menguasai jurus belati emas dengan sangat mudah.
Apakah ini pertanda?
Bahwa kau akan menjadi istriku dimasa yang akan datang Zhang Li?
Jurus belati emas adalah jurus tarian pedang yang aku ciptakan sendiri untuk menari bersama istriku dimasa yang akan datang suatu hari nanti, tapi semua harapan ini lenyap saat aku tahu ramalan Dewa Bintang.
Walaupun begitu, mengapa harapanku kembali lagi setelah menarikan tarian jurus belati emas bersamamu?