"Pendaran purnama
menerpa kamar
Terbayang dinginnya
halaman luar
Menerawang terpana
terang rembulan
Menunduk terindu
kampung halaman."
"Berjudul 'Rindu dimalam sunyi' karya dari Li Bai pujangga legendaris."
Cukup memudahkan aku!
Ah suasana ini membuat aku semakin semangat saja.
Sungguh menyebalkan dan curang! Meskipun Dewi Burung seorang Dewi, tapi ia harus tetap mengikuti ujian ini agar terlihat adil namun kenyataannya ia malah bersantai di sebelah Permaisuri Kaisar sambil menikmati buah dan menyimak ujian yang berlangsung.
hufft...
Terik matahari mulai membakar kulit kami hingga berkeringat dan para wanita yang memakai riasan yang sangat indah tadi, sekarang terlihat kebingungan dan aneh.
Untung saja aku tidak memakai riasan apa-apa, tapi mengapa aku tidak terlalu merasakan panas ya?
"Karena kekuatan spiritual elemen es yang aku berikan serta kekuatan spiritual elemen es milik Pangeran pertama ," ucap Tian Yi tepat ditelinga kananku dari belakang.
"Apakah kau baru saja bangun Tian Yi?" Tanyaku sambil menatapnya.
"Tidak juga, aku baru saja dari rumah Gurumu untuk makan bersama Ji Que. Oh ya ini dari Ji Que untukmu agar kau semangat! Begitu katanya."
Tian Yi memberikan tiga kue berbentuk bunga Lily yang terbungkus oleh sehelai kain putih berbau harum "Apakah tidak apa-apa? Jika aku makan disini?" tanyaku sambil menatap Tian Yi dan Song Lan secara bergantian.
"Tidak apa-apa aku akan membantu menutupi tubuhmu saat makan, tapi kau harus membagi satu kue kepadaku, setuju tidak?" tanyanya.
Aku setuju dengan ucapan Song Lan lalu ia menutupi tubuhku dan Tian Yi juga membantu ku.
Aku makan kue ini sambil berjongkok, tapi saat aku makan ada beberapa wanita melihatiku namun aku tidak peduli.
"Zhang Li dipersilahkan maju kedepan..." Teriakan Pengawal yang bertugas itu sungguh mengangetkan.
Kue bunga Lilyku belum habis!
Ah menyebalkan!
"Kau sangat beruntung hari ini Song Lan karena mendapatkan dua potong kue."
Saat aku akan maju kedepan, Tian Yi menahan tanganku sebentar lalu ia mengarahkan tangannya kedekat mulutku. Ternyata ia membersihkan mulutku dari remahan kue yang menempel "Terimakasih."
"Sedang apa kau tadi Zhang Li?" tanya Kaisar dengan menatapku penuh kecurigaan.
Aku langsung tersedak saat Kaisar tanya seperti itu "Maaf Kaisar tadi aku sedang mempersiapkan energiku agar lebih bersemangat."
Sialan!
Sepertinya ada serpihan kue yang tersangkut ditenggorokanku.
Ehm, Ehm...
Aku berusaha untuk menahan tenggorokanku agar tidak batuk.
"Baiklah elemen apa saja yang kau punya?" tanya Kaisar.
"Air, Angin, Es."
"Baiklah bisakah kau menunjukan elemen angin mu?" tanya Kaisar.
Ehm, Ehm...
Ah tenggorokanku rasanya gatal sekali. Tahan Zhang Li!
Aku mulai menunjukan elemen angin kepada Kaisar "Selanjutnya bisakah kau membuat sebuah gelas?" tanya Pangeran pertama.
"Tentu saja."
Aku membuat gelas dari es lalu Pangeran pertama menyuruh aku menuangkan air hingga penuh dengan kekuatan spiritual air.
"Minumlah air itu, setelah itu beritahu aku rasanya."
Apakah ia sedang membantuku?
Namun aku tidak pernah merasakan rasa air dari kekuatan spiritual, tapi mari kita coba mungkin saja manis.
"Wooaaa! Rasanya sungguh manis tidak seperti air biasa Pangeran pertama."
"Apakah kau tahu alasannya?" tanya Pangeran pertama.
Apakah semua perkataan
memerlukan alasan?
Menyebalkan!
"Karena aku suka manis. Jadi, airnya manis!" Ucapku sambil tersenyum.
"Benar. Baiklah kau lolos!"
Benar?
Aku masih memikirkan perkataan Pangeran pertama sambil berjalan kembali kearah Tian Yi dan Song Lan. Bagaimana kalau aku suka pahit? Baiklah aku coba lagi air ini.
Apakah ia akan menjadi pahit?
Aku mulai membuat gelas dan air.
UHUK..
UHUUK...
"Ah sialan mengapa pahit sekali!"
"Zhang Li? Mengapa kau bodoh sekali?" tanya Tian Yi sambil menertawai aku dan Song Lan juga ikut tertawa.
Aku membuat air lagi untuk mengobati rasa pahit ini.
AKU INGIN MANISS!!
Terdengar teriakan pengawal yang bertugas "Dipersilahkan Kaisar dan Permaisuri Kaisar untuk beristirahat terlebih dahulu ditempat yang telah disediakan lalu untuk para peserta sayembara dipersilahkan beristirahat selama satu jam."
Istirahat? Baguslah.
"Hei Song Lan, apakah kau sudah menghabiskan semua kuenya?" tanyaku kepadanya dan ia hanya mengangguk sambil tersenyum.
Terlihat para Pangeran muncul bersamaan dihadapan ku lalu mereka tertawa bersama dan Tian Yi, Song Lan juga ikut tertawa?
Mereka kenapa?
Apakah mereka pagi tadi memakan makanan yang salah?
"Hahaha kau sungguh bodoh dan menggemaskan Zhang Li ," ucap Pangeran kedua sambil mencubit pipiku hingga terasa panas.
Mereka mengajak aku ke kantin untuk makan bersama.
Saat kami makan bersama dan mengobrol ringan tentang sayembara selanjutnya, tapi tiba-tiba ada tamu tak diundang yaitu Dewi Burung karena ia berjalan kearah kami sambil tersenyum lalu terlihat ia membawa nampan makanan juga.
"Apakah aku boleh bergabung dengan kalian?" tanyanya.
"Zhang Li apakah kau tidak ingin duduk bersama aku saja?" Tanya Tian Yi sambil mengedipkan mata.
Tian Yi seperti memberi aku isyarat agar pindah dari samping Pangeran pertama. Aku langsung saja ingin beranjak pergi, tapi Pangeran pertama mencengkram tanganku dengan erat dan mengisyaratkan aku untuk tetap duduk disampingnya.
"Disebelah Tian Yi kosong. Silahkan duduk disana Zi Yin!"
Saat Dewi Burung datang kami menjadi tak bisa mengobrol seperti awal lagi karena saat ini terasa sangat canggung dan dingin suasananya.
Ah aku harus percepat makannya agar bisa pergi dari kantin.
Aku melirik Tian Yi dan Dewi Burung melihatku dengan tatapan bingung oleh perbuatan kami.
Saat Tian Yi menatap aku, ia langsung sedikit mengangguk.
Sepertinya ia mengerti!
Ya sudahlah aku keluar saja.
"Pangeran pertama, aku pamit dahulu karena ada salah satu barangku yang tertinggal."
"Apakah butuh aku temani?" tanya Pangeran pertama dengan tatapan curiga kepadaku.
"Tian Yi akan menemani aku. Jadi, Pangeran pertama nikmatilah makananmu."
Aku langsung memberi salam kepada para Pangeran, Song Lan, dan Dewi Burung. Setelah itu menghilang dari hadapan mereka semua begitu saja.
Wanita ini mengapa menghindari Pangeran pertama? Tidak mungkin ia tidak menyukai Zhu Yi? Apa jangan-jangan ia takut kepadaku? Aneh!
Wanita seperti ini saja mengapa Permaisuri Kaisar sangat khawatir?
Bukankah ia terlihat seperti gadis baik yang sadar akan posisinya?
Sepertinya aku tidak perlu turun tangan untuk menyingkirkan gadis baik dan penakut ini. Lagian ia juga tidak terlihat sebanding denganku, sungguh memalukan jika terjadi. Namun aku harus tetap mempercepat pernikahan aku dengan Zhu Yi.
"Hei Zhang Li kenapa kau terburu-buru seperti itu? Apa yang tertinggal?" tanya Tian Yi sambil mengikuti langkah kakiku.
"Hatiku tertinggal dirumah!"
"Ha? Hati? Bagaimana bisa?" tanya Tian Yi kebingungan menatap aku.
"Apakah kau menanggapinya serius? Hahaha dasar pria tua tampan, begitu saja dibuat serius Payah!" Ucapku sambil tertawa menatapnya.
"Lagi-lagi kau menyebutku seperti itu, sungguh gadis kecil menyebalkan! Aku serius bertanya mengapa kau terburu-buru?" tanyanya.
"Aku hanya tidak enak dengan Dewi Burung karena itu aku cepat-cepat keluar dari suasana canggung itu."
Tian Yi mengelus-elus rambutku seperti mengelus seekor peliharaan!
"Kau sungguh pintar membaca situasi, tapi ada saatnya kau tidak mengalah Zhang Li. Karena saat kau mencintai seseorang kau harus berani berkorban terlebih dahulu!"
"Ma-Maksudnya?" Tanyaku.
Aku bingung seketika saat mendengar ucapan Tian Yi, aku mencintai Pangeran pertama?
Mana mungkin aku mencintainya?
"Sudahlah itu tidak penting! Saat ini yang terpenting kau harus menang dari Dewi Burung. Apakah kau mengerti?" tanya Tian Yi sambil mencubit pipi kananku.
Waktu aku menepis tangannya ia malah tertawa. Hufft...
"Wah rupanya Zhang Li ikut dalam sayembara ini juga. Aku kira kau sudah keluar dari sekolah ini karena kau tidak memiliki Guru yang akan mewarisi ilmunya kepadamu hahaha!" Ucap Zhuan Qi sambil tertawa meremehkan aku bersama teman-teman sekelompoknya.
"Cih! Hanya menjadi pewaris saja sudah bangga dan sangat sombong? Zhang Li saja menciptakan jurus sendiri tidak pernah sombong, kalian mana bisa menciptakan jurus sendiri hahaha. Lebih baik sekarang kalian pulang dan merenung! Jangan mengganggu seorang gadis. Itu sangat menjijikan dan membuatmu terlihat seperti seorang wanita!"
Aku menahan tawa saat mendengar hinaan Tian Yi kepada Zhuan Qi. Terlihat Zhuan Qi mengepalkan tangannya, tapi ia malah pergi tanpa mengatakan satu katapun hahaha.
Tian Yi mengajakku kembali kelapangan agar dapat melihat sayembara ketiga yaitu pertarungan untuk pembuktian. Namun dari sekian banyak wanita yang mengikuti sayembara ini hanya tersisa 10 wanita saja yang lolos dari ujian 5 elemen.
Sayembara kali ini. Kita harus mendapatkan tusuk konde emas milik lawan baru kita dapat diakui sebagai pemenang.
"Tian Yi mengapa nama aku tidak dipanggil-panggil? Apakah aku tidak lulus?" tanyaku kepada Tian Yi sambil terus memperhatikan pengawal yang memanggil nama para peserta sayembara.
"Kau pasti lulus, tapi kau harus berhati-hati saat melawan Da Liu. Karena aku lihat dia pandai membuat jurus badai pasir yang dapat membuat mata lawan akan terganggu dan kalah dalam sayembara."
"Diakan memang murid pewaris Dewa Tanah. Jadi, wajar saja kalau dia mengadalkan jurus itu."
Saat Tian Yi berbicara tiba-tiba saja namaku dipanggil oleh pengawal yang bertugas...