Chereads / Alstroemeria : Bunga Lily / Chapter 28 - 28. Maaf

Chapter 28 - 28. Maaf

"Pangeran pertama, apakah jadi memindahkan barang?" tanya Chou yang membuat pikiran pangeran pertama yang kacau langsung tersadar dari lamunan.

"Kau pindahkan sendiri. Aku akan kembali, aku hampir lupa kalau aku ada urusan penting."

Pangeran pertama langsung mencari Zhang Li dan terlihat dari kejauhan ternyata ia sedang berada dilapangan sekolah, tapi mengapa ia melamun dan berpikir tidak-tidak? Dasar gadis bodoh! Bukannya berlatih.

"Apakah kau akan terus merenung disini sampai tua?" tanya Pangeran pertama.

Kenapa ia berbicara kepadaku?

"Tidak."

Ah sialan kenapa ia menjawab pertanyaanku dengan sangat singkat? Aku harus berkata apa lagi untuk membuka pembicaraan bersamanya?

"Aku ingin berbicara suatu hal penting kepadamu, bisa ikut aku sebentar?" tanya Pangeran pertama sambil terus menatapku.

Terlihat banyak murid pewaris yang mulai menjatuhkan pandangannya kepada aku dan Pangeran pertama.

Ah sepertinya harus pergi dari sini, aku hanya mengangguk lalu Pangeran pertama seperti membawa aku ke taman pohon persik karena disekelilingku saat ini ada sangat banyak pohon persik "Zhang Li..."

Kenapa nada berbicaranya terasa sangat berbeda dari biasanya?

Ah mungkin perasaanku saja!

"Ada apa?" tanyaku.

"Aku Zhu Yi meminta maaf kepadamu Nona Zhang Li karena telah mengusirmu dari kediamanku kemarin malam."

"Hahaha it..." Belum saja aku berbicara ia menyela aku dan langsung mengomel "Mengapa kau tertawa? Apakah kau tidak tahu? Ini kali pertama aku meminta maaf kepada seseorang terutama seorang wanita!"

"Ah benarkah? Aku merasa terhormat, hahaha suatu hari kalau meminta maaf kepada seseorang jangan terlalu kaku!"

"Aku tidak akan pernah meminta maaf kepada siapapun!"

"Baiklah, apakah sudah selesai? Aku ingin kembali untuk berlatih jurus pedang andalan Pangeran ketiga bersama Song Lan."

"Apakah kau tidak ingin berlatih bersamaku? Bahkan jurus pedangku jauh lebih baik dari Pangeran ketiga."

Jika dipikir benar juga, dia adalah Pangeran pertama dan juga putra mahkota dialam langit.

"Benarkah?" tanyaku dengan ekspresi seperti meragukannya.

"Apakah kau sedang meremehkan aku? Padahal baru kali ini aku membagi jurus andalanku!"

"Aku sungguh merasa terhormat hari ini karena selalu menjadi yang pertama saat bersamamu Pangeran," ucapku sambil tertawa karena aku tak menyangka dibalik sikapnya yang menyebalkan dan angkuh ternyata ia sangat lugu.

Jika kau bisa mengetahui isi hatiku kau juga pasti merasa sangat terhormat Zhang Li. Hanya kau orang pertama yang bisa mengisi hatiku yang sudah menjadi dingin selama ribuan tahun ini. Bahkan saat bersamamu, aku dapat merasakan emosi dan sangat khawatir kepada seorang wanita untuk pertama kalinya.

Pangeran pertama mengeluarkan sebuah pedang yang dilindungi oleh sarung pedang berukiran naga hitam sepanjang 45cm.

Sungguh sangat indah!

Menakjubkan! Saat pedang ini keluar dari dari sarung pedangnya langsung mengeluarkan sinar yang sangat unik karena berwarna hitam bercampur emas.

Aku diajari Pangeran cara memegang pedang dengan benar dan cara menghunus pedang kearah yang benar sesuai keinginan kita. Semua itu terasa sangat cepat karena aku mudah memahami cara-cara yang ia ajarkan "Apakah kau sudah bisa?" tanyanya sambil tersenyum.

"Tentu saja."

Aku terus berlatih bersama Pangeran pertama, tapi aku tidak merasa lelah sedikitpun sungguh jurus yang hebat.

Hahaha dasar anak muda yang sedang diterjang badai cinta!

Melihat mereka seperti saat ini membuat aku teringat masa mudaku bersama istriku Bai Ni Yan, berlatih pedang bersama dibawah hujan salju sampai menciptakan tarian pedang bersama-sama.

Bahkan setiap tahun diawal musim dingin kami selalu menari untuk mengingat dimulainya kisah cinta kita berdua. Semua itu sudah berlalu 25 tahun yang lalu dan aku masih tetap mencintai dan merindukan istriku.

Aku tidak akan melupakanmu selama sisa hidup ini dan aku akan membalas dendam untuk kau dan anakku yang sedang berada dalam kandunganmu. Aku berjanji!

Sebelum kematian datang menjemputku, aku akan pastikan raja iblis sudah terbunuh dengan tanganku sendiri seperti waktu dulu ia membunuhmu Bai Ni Yan.

Tian Yi sedang mengamati latihan pedang Zhang Li dan Pangeran pertama yang sedang berlangsung ditaman pohon persik, tapi tiba-tiba ia mengalihkan perhatiaannya kepada seorang wanita memakai pakaian pelayan yang bersembunyi dibalik bebatuan untuk mengamati kegiatan Zhang Li.

Siapa dia?

Mengapa mengintai Zhang Li?

Mencurigakan!

Aku harus mengikutinya, agar tahu tujuan wanita ini sebenarnya.

"APA KAU BILANG!! Pangeran pertama berlatih pedang bersama Zhang Li?" Ucap Dewi burung dengan sangat emosi.

"Aku tidak berbohong Dewi."

"Dasar wanita jalang! Mengganggu urusanku saja, aku harus meyingkirkan dia terlebih dahulu. Sungguh merepotkan!"

Apakah kau memiliki kemampuan untuk menyentuh sehelai rambut Zhang Li? Selagi ada aku kau tidak akan bisa menyentuhnya Nona.

"Pangeran..." Panggil Zhang Li.

Pangeran pertama langsung menoleh kepadanya "Ada apa Zhang Li?" tanyanya sambil mengupas buah.

Saat ini kami sedang istirahat sambil menikmati buah dari pohon persik yang berbuah "Apakah kau percaya kepadaku?" tanyaku untuk memulai pembicaraan ini.

"Harus berapa kali aku berkata kepadamu agar kau tahu bahwa aku sangat mempercayaimu?"

"Baiklah. Apakah kau ingat waktu aku melihat para Dewa yang sedang bertugas mencari Guruku? Waktu itu aku bertemu Guru lalu ia memberiku tugas dan tugas ini harus aku sampaikan kepadamu, karena hanya kau yang percaya kepadaku saat ini."

"Jadi?" tanyanya.

"Kau dan aku ditugaskan untuk mencegah seorang Dewa membangkitkan raja iblis, tapi Guru hanya berkata sampai disini dan langsung hilang menjadi serpihan emas tanpa memberi petunjuk sedikitpun."

Saat aku mengingat kejadian ini sungguh hatiku sangat sakit, sedih, dan kesal. Mengapa aku tidak bisa menyelamatkan guruku!

"Zhang Li tenanglah. Meski Gurumu tidak berada di sisimu, tapi dia akan selalu ingat kepadamu. Aku yakin!"

Aku berbicara kepadanya sambil nangis sesenggukan "Aku rindu Guruku Bias-sanya di-dia..." Seketika aku terdiam saat Pangeran pertama memeluk tubuhku dan menenangkan aku.

Saat sampai dirumah lembah langit ada seorang lelaki sedang duduk dibangku halaman rumah "Pangeran pertama ," ucapnya lalu memberikan salam kepadanya.

"Ada apa?" tanyanya.

"Permaisuri ingin bertemu Pangeran pertama sekarang juga."

"Baiklah. Zhang Li istirahatlah dahulu, aku akan kembali setelah urusanku selesai."

Pangeran pertama mengelus rambut aku beberapa kali lalu menghilang bersama lelaki tersebut.

Tiba-tiba roh pedang Sima muncul dihadapanku persis! Sungguh mengagetkan "Astaga kau membuat aku jantungan!"

"Maafkan aku jika mengagetkanmu, bisakah kita berbicara sebentar?"

Aku mengajaknya duduk dibangku halaman rumah agar lebih nyaman saat berbicara "Silahkan."

"Apakah aku bisa bertemu Dewi Bunga Agung? Aku ingin membahas suatu hal yang penting bersamanya."

"Bisa saja, tapi tunggu aku lulus dari sekolah lembah langit."

"Lama! Apakah Dewi Bunga Agung tidak mengunjungimu sama sekali?" tanya roh pedang Sima.

"Tidak tahu juga."

Mungkin saja suatu saat nanti Dewi Bunga Agung mengunjungi ku, tapi aku tidak pernah mendengar Dewi Bunga Agung mengunjungi Alam Langit selama ini "Oh ya aku lupa ada suatu hal yang ingin aku bicarakan kepadamu."

Aku langsung mengeluarkan giok hijau, tapi roh pedang Sima tiba-tiba terkejut dan menatap aku dengan serius "Dari mana kau mendapatkan giok hijau ini?" tanyanya dengan mata berbinar menatap giok hijau.

"Aku dapat dari Dewi Bunga Agung. Kata Guru aku harus memberikan giok hijau ini kepadamu agar aku dapat belajar jurus mendiang Ibuku, apakah kau sangat mengenalnya?"

"Apakah sungguh Ji Dan berkata seperti itu? Aku mengajarimu jurus mendiang Ibumu?" tanyanya untuk memastikan.

Apakah ia tidak percaya dengan perkataan ku? Menyebalkan! Untuk apa aku membohonginya.

"Terserah percaya atau tidak!"