Chereads / Alstroemeria : Bunga Lily / Chapter 24 - 24. Utusan Guru

Chapter 24 - 24. Utusan Guru

Kenapa kau bisa memiliki murid pewaris yang sangat keras kepala seperti Zhang Li, Paman?  - Pangeran ketiga

Hahaha jika ucapan Zhang Li benar-benar terjadi maka ia akan menjadi murid pewaris pertama yang bisa membuat sejarah baru dialam langit - Pangeran kedua

Gadis bodoh! - Pangeran pertama

Gadis kecil ini memiliki banyak keberanian, memang murid pewaris Dewa pembasmi roh iblis - Dewa Bulan

Mengapa ia memiliki sifat keras kepala yang sangat mirip dengan Li Yin mendiang Dewi Alam Bunga? - Kaisar

Dewi Kejujuran mulai berjalan kearah Kaisar dengan membawa pedang ditangan kanannya, saat hampir sampai dihadapan Kaisar ia malah menghunuskan pedangnya kepadaku! Untung saja aku tepat waktu menahan pedang tersebut. Darah mulai menetes dari tanganku secara perlahan. Tanganku terasa sangat perih, sepertinya pedang ini benar-benar sangat tajam!

"Zhang Li kau telah melewati batasanmu!" Ucap Dewi Kejujuran dan langsung menarik kasar pedang yang aku tahan.

Rasanya sangat nyeri sampai terasa perih tersayat sampai ketulang. Setelah menarik pedangnya, ia ingin menusuk hatiku dan langsung saja aku melesat menjauh darinya. Ada beberapa Dewa yang ingin menghentikan kami, tapi Kaisar langsung memberhentikan mereka "Lihatlah saja siapa yang akan bertahan, tidak usah ikut campur!" Ucap Kaisar dengan tenang.

Apa maksudnya?

Mengapa Kaisar mengijinkan pertarungan terjadi dialtar suci? Ah sial! Dewi Kejujuran sangat nafsu membunuh aku.

Aku hanya bisa menangkis serangan Dewi Kejujuran saja karena aku tidak ingin identitasku terbongkar "Ayah mengapa kau mengijinkan mereka bertarung terbuka seperti ini?" tanya Pangeran pertama kepada Kaisar yang sedang mengamati pertempuran Zhang Li.

"Biarkan saja ia melampiaskan amarahnya kepada Dewi Kejujuran karena semua ini akan menjadi pelajaran baginya agar ia tidak berbohong lagi."

"Suamiku tidak baik terjadi pertumpahan darah dialtar suci ," ucap Permaisuri Kaisar.

"Tenanglah."

Ah pedang ini bukannya memiliki inti roh pedang?

Mengapa roh pedang ini sama tidak jujur seperti pemiliknya? Tidak berguna! Dewi Kejujuran terus menerus menyerang aku.

Tiba-tiba pedang itu tidak ingin bergerak sesuai keinginan Dewi Kejujuran dan munculah seorang gadis kecil dengan gaun merah yang sangat indah, rambut hitamnya terikat rapih dengan hiasan bunga mawar merah "Kau orang pertama yang berani menghinaku, apa maksudmu Nona?" tanyanya sambil berdiri tepat dihadapanku dengan tatapan kesal.

"Ah aku benar rupanya pedang ini memiliki roh pedang, tapi apa yang salah dari ucapanku gadis kecil?" tanyaku.

"APA KAU BILANG! GADIS KECIL? BAHKAN UMURMU SAJA HANYA SEUKURAN KELINGKINGKU!" ucapnya sambil berteriak dengan sangat kasar.

"Bunuh saja dia!" Saut Dewi Kejujuran.

"Kau sebagai Dewi Kejujuran, sungguh membuat pedang kejujuran tidak suci lagi! Kebohonganmu merugikan aku!" ucap gadis kecil itu sambil membuang pandangannya dari aku dan Dewi Kejujuran.

Baguslah ada gadis ini, aku bisa memulihkan tanganku.

Ia melihat kearah Kaisar dan semua Dewa-Dewi yang ada dialtar suci saat ini "Halo, perkenalkan aku roh dari pedang kejujuran bernama Lau Liu. Maaf jika aku membuat keributan!" Ucapnya sambil melambaikan tangan dan tersenyum.

"Mengapa baru kali ini kau keluar dari pedang dan menunjukan wujud aslimu kepada kami?" tanya Kaisar.

"Ah itu karena gadis ini tidak bersalah dan ia memiliki kekuatan spiritual bunga Lily hi..." Aku langsung memotong ucapannya

"Ah jadi kau menyukai bunga Lily?" tanyaku lalu membuatkan bunga Lily putih untuknya.

"Kembalilah roh pedang, aku Tuanmu bukan wanita ini."

"Ah baiklah Dewi Kejujuran sampai jumpa Nona bunga Lily!" Gadis kecil itu langsung berubah menjadi cahaya dan masuk kedalam pedang.

"Apakah kau masih ingin melanjutkannya Dewi Kejujuran? Bahkan roh pedang sudah berkata bahwa aku tidak bersalah."

"Hentikan omong kosongmu, roh pedang itu tidak tahu apa-apa!" Dewi Kejujuran langsung menghunuskan pedangnya dan kali ini gerakannya semakin sangat cepat dan berenergi.

"Sampai kapan kau akan selalu menghindar?" tanyanya.

"Sampai kau puas?" tanyaku dengan tersenyum kepadanya.

"KAU!" Teriak Dewi Kejujuran.

Tanganku terus mengeluarkan darah, tapi tidak sebanyak tadi. Apa aku biarkan saja ya pedang itu menusuk aku?

Agar aku bisa beristirahat. Aku lelah menghindar seperti ini terus menerus!

Aku menjauh darinya lalu mempersiapkan diri untuk menerima tusukan pedang darinya, ia sudah sangat mendekat dan aku pejamkan mataku. Kenapa tidak terasa sakit sama sekali?

Aaaa!

Apa yang terjadi?

Aku membuka mataku dan terlihat Dewi Kejujuran merintih kesakitan memegang wajahnya yang terluka.

Perasaan tidak ada yang membantuku? Aku menoleh kekanan dan kekiri tidak ada juga.

Kenapa hembusan angin dari atas kepalaku terasa sangat berbeda?

"Grrrau..." Terdengar suara raungan singa dari atas kepalaku.

Saat aku menoleh keatas, ada singa sedang menatapku. Bahkan ia tidak berkedip sedikitpun "Si...Si...Siapa kau?" tanyaku.

Saat aku bertanya ia langsung berubah menjadi sosok lelaki tampan dengan mata berwarna biru, berkulit putih pucat, dan rambut lurus panjang berwarna abu-abunya terikat dengan rapih lalu diberi hiasan sebuah mahkota perak berlapis kristal.

Ia hanya memakai celana panjang putih dengan hiasan bulu putih dan bertelanjang dada tidak memakai baju. Bahkan otot-otot pada perutnya terlihat sangat jelas, sungguh luar biasa. Ia sangat gagah!

Lelaki ini memberi salam kepada Kaisar dan semua orang ada disini "Maaf telah hadir secara tiba-tiba, aku..." Ucapan singa ini disela oleh seorang Dewi "Apakah kau raja singa salju bersayap keturunan pertama? Tian Yi?" tanya Dewi itu dengan tatapan mata seperti terpesona oleh ke tampanan singa ini. Apa jangan-jangan mereka terpanah oleh otot besar singa?

Apakah aku harus membantu ia menutupi ototnya? Tapi bagaimana?

Ah ya membuat pakaian bermotif bunga Lily yang dihiasi dengan bulu-bulu rubah putih, aku rasa sangat cocok dengan celananya.

Aku berkonsentrasi melihat tubuh lelaki itu untuk membuat baju bunga Lily dengan ukuran sesuai bentuk tubuhnya.

"Aku Tian Yi diutus langsung oleh Ji Dan untuk menjaga Nona Zhang Li, selama ia tak berada disisinya."

Kenapa Zhang Li menatap tubuh lelaki itu sampai seperti itu? Ah sial! Apa dia tergoda oleh utusan Paman?

"Apakah kau bertemu langsung dengan Ji Dan beberapa hari ini?" tanya Kaisar.

"Ya aku bertemu secara langsung dengannya dikediamanku tiga hari yang lalu, Nona kau sedang apa?" ucap Tian Yi.

Aku tidak menggubris ucapannya karena sedikit lagi baju yang aku buat akan selesai!

"Ah begitu, baiklah. Selamat datang dialam langit Tian Yi, kau ingin tinggal bersama Zhang Li atau dikediaman Ji Dan?"

Akhirnya selesai juga! Aku baru pertama kali membuat baju untuk seorang pria. Jadi, semoga saja ia akan menyukainya.

Aku menjentikan jariku dan baju itu langsung terpasang pada tubuhnya.

Tidak terlalu buruk saat ia pakai "Nona terimakasih atas pakaian buatanmu, tapi baju ini terlihat seperti baju wanita!" Ucapannya membuat seluruh Dewa dan Dewi tertawa. Bahkan Kaisar serta Permaisuri juga ikut tertawa!

Apakah sejelek itu?

Aku hanya tersenyum sambil menggaruk kepalaku karena bingung.

Lelaki ini tiba-tiba mendekatkan tubuh bidangnya dan langsung memelukku dengan satu tangan mendekap pinggangku, apa sebenarnya yang ingin ia lakukan kepadaku? Kenapa memelukku?

Terdengar suara *Krrrrak! Tepat dari belakangku. Ia langsung membawa aku melesat menjauh dari tempat aku berdiri tadi lalu tak lama kemudian aku mendengar suara lagi *Pyarrr! Aku langsung reflek menoleh kearah bunyi tersebut.

Terlihat pedang kejujuran terbelah menjadi berkeping-keping "Pedangku!" Pekik Dewi Kejujuran sambil mengumpulkan serpihan dari kepingan pedang yang telah hancur.

Tian Yi langsung melepaskan dekapan tubuhnya dariku, sungguh membuat aku canggung. Untung saja ia telah memakai baju yang aku buatkan barusan.

"Aku tinggal bersama Nona ini saja, karena aku ingat ia tidak tinggal sendirian."