Chereads / Alstroemeria : Bunga Lily / Chapter 25 - 25. Pedang Kejujuran

Chapter 25 - 25. Pedang Kejujuran

"Baiklah, Zhang Li apakah kau sudah tahu apa kesalahanmu?" tanya Kaisar.

Apa?

Ah mungkin pedang kejujuran yang dihancurkan Tian Yi. Jadi, aku harus bertanggung jawab karena kesalahan yang diperbuat Tian Yi untuk melindungiku.

"Ya aku tahu, aku salah."

"Kau ingin mendapatkan hukuman apa Zhang Li?" tanya Kaisar.

Kenapa bertanya kepadaku? Bukankah Kaisar sudah menciptakan hukum alam langit untuk menentukan hukuman?

"Tidak tahu."

"Bagaimana jika menghukumnya kedalam kuil penakluk iblis? Agar ia tidak berbuat kesalahan lagi ," ucap Permaisuri Kaisar.

"Ayah bagaimana jika aku sendiri yang menghukumnya? Agar menjadi peringatan bagi seluruh murid pewaris, aku akan menghukumnya menyalin kitab jurus 5 elemen alam langit sebanyak 1000x."

"Anakku, banyak Dewa yang dapat menghukumnya untuk apa kau sendiri yang mengurus gadis itu anakku."

"Ibu tidak apa-apa, semua ini aku lakukan untuk kebaikan alam langit."

"Baiklah sesuai keinginan Pangeran pertama dan Dewi Kejujuran akan dihukum sampai bulan purnama selanjutnya, ia akan berada didalam rumah pemurnian."

Rumah permurnian?

Seperti apa bentuk ruangan rumah itu? Aku jadi penasaran!

"ACARA SELESAI!!" Teriak seorang pengawal pribadi Kaisar.

"Ah kau sungguh beruntung Nona, memiliki orang yang sangat melindungimu."

"Kami teman, sudah sepantasnya saling membantu dan melindungi bukan!"

Tian Yi hanya tertawa bersamaku lalu datanglah Song Lan dan berkenalan.

Terlihat para Pangeran akan menghampiri kami bertiga, tapi pada saat mereka menuruni tangga Permaisuri Kaisar memanggil Pangeran pertama.

Mereka terlihat seperti sedang membicarakan hal penting lalu tak lama kemudian seorang Dewi yang sangat lembut nan anggun mendatangi mereka.

Mereka terlihat sangat akrab "Hei Zhang Li? Apakah kau cemburu?" tanya Pangeran ketiga sambil mencubit kedua pipiku hingga terasa sangat sakit dan panas.

"Hah? Cemburu? Tentu saja tidak, ah ya jika kalian sudah saling mengenal dengan Tian Yi. Bisakah aku meminta bantuan? Untuk meminjam baju kalian atau mengantarkan dia untuk meminjam baju Guruku."

Yang benar saja aku cemburu dengannya!

"Dengan senang hati aku akan membantunya karena aku rasa ukuran pakaianku akan sama dengannya. Song Lan ayo ikut kami ," ucap Pangeran kedua.

Mereka menggandeng Tian Yi untuk teleport langsung, mungkin mereka ke kediaman Pangeran kedua.

"Zhang Li kau ingin kita kembali atau terus disini menatap Pangeran pertama bersama wanita lain?" Tanya Pangeran ketiga menggodaku dan aku langsung menggandeng tangannya untuk keluar dari altar suci "Antarkan aku pulang."

Saat kami sampai dirumah lembah langit Pangeran ketiga membahas Dewi yang bertemu dengan Pangeran pertama "Seperti itulah kisah Pangeran pertama. Jadi, kau tidak usah cemburu dengan Dewi Burung karena Pangeran pertama tidak ada niat sedikitpun untuk menikah dengannya."

Dewi Burung cukup sempurna, tapi kenapa ia tidak menginginkannya?

"Hahaha sudah jangan kau pikirkan. Jika Pangeran pertama ingin menikahinya, tidak mungkin ia meminta kau membantunya terlepas dari ikatan perjodohan itu."

"A-Apa? Jadi ak-aku akan bersaing dengan Dewi Burung? Apakah kau bercanda? Apa kau sengaja mengerjaiku?" tanyaku dengan sangat panik.

"Tenanglah Zhang Li, kami sudah memiliki rencana sempurna agar kau pantas bersaing dengannya."

"Ah tidak tahulah!"

Aku langsung saja masuk ke kamar dan tidur, lagi pula aku tidak bisa berbuat apapun karena sudah berjanji. Jadi, aku harus mempersiapkan diriku dengan sangat sempurna untuk dua hari kedepan.

"Kau tidak tidur?" tanya Pangeran pertama kepada Pangeran ketiga yang sedang berbicara dengan roh pedang.

"Tidak, apakah kau membawakan Dim Sum ini untukku?" tanya Pangeran ketiga mencoba meraih tumpukan keranjang bambu berisi Dim Sum, tapi Pangeran pertama langsung menepis tangannya.

"Ini untuk Zhang Li."

"Rupanya untuk Zhang Li, tapi sepertinya ia sedang marah kepadamu karena bersama Zi Yin cukup lama dan ia terlihat cemburu saat kau berbicara dengannya."

"Apakah kau bercanda? Mana mungkin ia bisa cemburu, sudahlah aku ingin memberikan Dim Sum ini dahulu."

Pangeran pertama mencoba mengetuk pintu kamar Zhang Li beberapa kali, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Akhirnya Pangeran pertama memberanikan diri untuk masuk ke kamar itu "Ah rupanya ia sudah tertidur ," gumamnya.

Ia mencoba membuka tutup keranjang Dim Sum tersebut agar Zhang Li terganggu oleh baunya, mengapa ia tidak bangun juga?

Bau apa ini? Aku menghirupnya secara perlahan, kenapa seperti bau Dim Sum?

Terdengar ada suara benda bergerak dikamarku, aku langsung membuka mataku dan melihat Pangeran pertama sedang menyiapkan sumpit dan mangkuk porselen berukiran Naga Hitam "Apakah kau ingin mengajakku makan bersamamu?" tanyaku sambil berjalan kearahnya.

"Menurutmu?"

"Menurutku ya seperti itu!" Ucapku lalu dengan sengaja menghembuskan nafas panjang dihadapannya.

Masih baik aku membuka pembicaraan, malam-malam mengganggu tidurku saja!

"Makanlah ," ucap Pangeran pertama.

Ia langsung mengambil makanan untuknya sendiri, sungguh lelaki yang tidak pekka.

Tidak seperti saat didunia fana. Setiap lelaki yang makan bersama perempuan disebuah kedai, mereka selalu saling mengambilkan makanan sambil mengobrol sampai tak terasa makanan mereka telah habis. Menu Dim Sum malam hari ini sangat menggoda selera, apalagi ada teh hijau hangat yang membuat Dim Sum ini semakin nampak sempurna.

Dim Sum adalah beberapa jenis makanan ringan tradisional China.

Dim Sum biasanya berisi : Bakpao, Siomai, Fung Zau, Hakau, Jiaozi, dan Xiaolongbao.

Jiaozi adalah kulit pangsit goreng berisi daging cincang dan sayuran, aku sangat menyukai ini dari semua menu Dim Sum.

Fung Zau adalah ceker ayam saus tiram, aku tidak terlalu menyukainya.

Hakau adalah udang yang direbus dengan kulit pangsit tipis, aku cukup menyukainya karena tekstur udangnya yang lembut.

Xiaolongbao adalah roti keranjang kecil terbuat dari kulit pangsit yang direbus dan saat dimakan akan mengeluarkan kuah kaldu yang lumer didalam mulut.

"Apakah kau sudah kenyang?" tanya Pangeran pertama sambil tersenyum.

Lagi-lagi lelaki ini berubah menjadi terlihat manis tidak seperti sebelumnya!

"Sudah."

"Baiklah karena kau sudah kenyang dan tidak mengantuk, sebaiknya kau menyalin kitab jurus 5 elemen ini."

Sudah kuduga pasti kebaikannya tidak tulus 100%. Sungguh menyebalkan!

"Ah aku sangat mengantuk!" Ucapku sambil sengaja menguap selebar-lebarnya.

"Jika kau tidak menyelesaikannya, kau akan melanggar janjimu dan kau tidak akan mendapatkan Pedang Sima jika tidak membantu aku dua hari lagi."

"Apakah kau sedang mengancamku?"

"Aku hanya memperingatimu!"

Sudah sangat malam, seharusnya aku beristirahat untuk memulihkan tubuhku.

"Ulurkan tanganmu!"

Saat aku mengulurkan tangan, ia malah memberikan sebuah kuas.

Ia juga telah mempersiapkan tinta dan tumpukan kertas, membersihkan meja dari keranjang bambu Dim Sum. Ah apakah aku harus benar-benar menyalin 1000x dengan tanganku sendiri dalam waktu 2 hari?

Apakah tidak boleh memakai sedikit kekuatan spiritual untuk menulisnya?

Ada yang memanggil Pangeran ketiga, tapi tidak diketahui keberadaannya. Siapa sebenernya dia? Mengapa aku tidak dapat merasakan keberadaannya? "Pangeran ketiga, ijinkan aku ikut bersamamu."

"Siapa kau?" tanya Pangeran ketiga.

Mengapa suara gadis ini tidak asing? Sepertinya aku pernah mendengarnya.

"APAKAH KAU SUNGGUH TIDAK MELIHATKU? AKU ADA DIATAP!"

Ah rupanya inti roh pedang kejujuran, pantas saja tidak terlihat ia sedang duduk santai diatap rumah lembah langit "Jika kau ingin ikut bersama aku, kau harus mengurangi sifat emosionalmu."

"Baiklah, asal aku ikut bersamamu."

Pangeran ketiga langsung mengeluarkan seluruh pedang yang tidak memiliki inti roh "Pilihlah kau ingin yang mana?" tanya Pangeran ketiga.

"Ah aku mau yang ini ," ucap Lau Liu dengan bersemangat menunjuk sebuah pedang dengan ukiran naga yang terbuat dari baja damaskus pilihan terbaik.

Pangeran ketiga menyetujuinya dan Lau Liu langsung masuk kedalam pedang tersebut.

"Sepertinya kau memiliki pedang baru lagi adik ketiga hahaha ," ucap Pangeran pertama sambil berjalan kearahnya.

"Apa kabar Kak? Hahaha seperti yang kau lihat gadis kecil ini sungguh memaksaku."

"Tentu saja baik."

"Bagaimana kakak pertama? Apakah ia mengerjakan tugas pemberianmu dengan baik?" tanya Pangeran ketiga.

Ah yang dia maksud gadis bodoh?

"Tulisannya sungguh buruk dan tidak rapih, membuat aku pusing mengajarinya."

"Benarkah? Sepertinya ia sangat tersiksa hahaha, aku masuk dulu ya Kakak pertama. Aku ingin mengunjunginya."

"Baiklah."

Ah yang benar saja, ia sudah tahu kalau tulisanku sangat buruk! Mengapa tidak membiarkan aku menggunakan kekuatan spiritual untuk menulis.

Aku mencoba menulis semirip mungkin dengan tulisan yang ada dibuku tersebut, tapi tidak mirip. Sedikitpun tidak!

Aku menghela napas dan berusaha mencobanya lagi "Wah sepertinya kau sungguh bersemangat menulis Zhang Li ," ucap Pangeran ketiga dengan nada meledek lalu ia berjalan santai kearahku.

"Bersemangat dari mana? Sudahlah jangan mengganggu! Aku ingin segera menyelesaikan semua ini."

"Kau mengusirku? Baiklah! Padahal aku datang ke sini untuk membantumu, tapi sudahlah aku pergi dulu."

Benarkah?

Aku tidak yakin Pangeran ketiga dapat membantuku karena dari tadi aku mencoba menggunakan kekuatan spiritual untuk menulis, tapi selalu digagalkan oleh Pangeran pertama.

"TUNGGU!!" Teriakku.

"Apakah Nona berubah pikiran?" tanyanya sambil tertawa.

"Maaf aku salah paham kepadamu, apakah tawaranmu tadi masih berlaku?" tanyaku dengan memasang wajah memohon, agar ia membantuku kali ini.

"Tentu saja berlaku, tapi kau harus berusaha menulis dahulu dan menghapalkan semua jurus 5 elemen tersebut. Aku akan membantumu setelah kau melakukan itu."

"Baiklah! Aku akan berusaha menulis dan menghapalkannya."

"Semangat! Aku tidur dahulu."

"Baiklah, selamat malam Pangeran ketiga!" Ucapku sambil melambaikan tangan kepadanya dan ia hanya tersenyum lalu menutup pintu kamarku.

Sudah hampir dua jam aku menghapalkan jurus 5 elemen ini, tapi baru berhasil 2 elemen saja yang aku kuasai yaitu jurus air dan angin. Tubuhku sudah terasa sangat pegal, aku tidak pernah duduk sampai berjam-jam seperti ini.