Chereads / Reinkarnasi Peri Ikan Koi / Chapter 5 - Tak Ada Kata Terlambat Bagi Seorang Pria untuk Membalas Dendam

Chapter 5 - Tak Ada Kata Terlambat Bagi Seorang Pria untuk Membalas Dendam

Terakhir kali, Tuan Muda Lu memperlakukan anak-anak seperti sampah dan langsung membuang mereka ke pintu gerbang ...

Kalau begitu, kali ini ….

Kepala pelayan bertanya dengan ragu-ragu, "Kalau begitu, aku mengantarnya sampai ke pintu depan?"

"Terserah kau sajalah," jawab Lu Junhan, yang enggan bicara lebih banyak. "Sebelum perjamuan dimulai, jangan biarkan aku melihatnya lagi."

Setelah mengatakan ini, Lu Junhan menyingkirkan tangan Lu Li yang memegang erat lengan bajunya dan membalikkan badan tanpa menoleh lagi.

Tangan kecil itu begitu lembut, rasanya empuk dan lembut seperti tahu, yang seolah-olah langsung patah begitu ia menekannya keras-keras. Lu Junhan bahkan tidak menyadarinya. Tanpa disadarinya, kekuatannya melemah dan tidak menyakiti gadis itu sama sekali.

Saat Lu Li melihat ayah kandungnya memperlakukannya kasar seperti ini, matanya langsung basah. Bulir-bulir air mata yang transparan satu per satu jatuh dari pelupuk matanya. Wajah kotornya lebih mirip seperti kucing kecil.

Lu Li berlari mengejar ayahnya, tapi ayahnya berjalan sangat cepat dan ia tidak bisa mengejarnya. "Ayah, tunggu Li Li! Tidakkah Ayah menginginkanku? Ayah .… "

Lu Junhan menghentikan langkahnya, tapi ia tidak menoleh. Ia berjalan masuk dan meninggalkan Lu Li yang menatapnya sedih.

Secara tak terduga, kepala pelayan menatap Lu Li.

Akhir ini benar-benar … tak terduga.

Tuan Muda Lu hanya memerintahkannya untuk mengantar gadis kecil ini sampai di pintu gerbang dan tak berkata apa-apa lagi. Dibandingkan dengan anak-anak sebelumnya yang langsung dibuang, Tuan Muda Lu hanya membiarkan gadis kecil ini pergi.

Mungkinkah anak perempuan diperlakukan istimewa di hadapan majikannya?

Punggung Lu Junhan menghilang dengan cepat di ambang pintu. Kepala pelayan melirik Lu Li yang masih menatap ke arah Lu Junhan pergi. Ia sedang berpikir keras bagaimana caranya menghentikan tangisan gadis kecil ini.

Lu Li adalah anak yang berkarakter baik. Saat ia melihat ayahnya masuk, ia mengangkat tangan kecilnya dan menyeka air matanya dengan punggung tangannya.

Saat melihat Lu Li, kepala pelayan merasa lega. Sepertinya gadis kecil ini benar-benar anak yang baik.

Bahkan, Lu Li merasa bersalah.

Pantas saja ketika ia masih berada di Dunia Langit, ibu mengatakan kepadanya bahwa ayahnya tidak dekat dengannya.

Ibunya menghabiskan banyak waktu untuk mengejar ayahnya. Sebagai seekor ikan yang telah dua puluh lima kali bereinkarnasi, ia juga harus bersabar.

Lagipula, ibunya berkata bahwa belum terlambat bagi seorang pria membalaskan dendam.

Sekarang, ayahnya sudah gila dan suatu saat ia akan dipukulnya!

Sedangkan Lu Li dan ibunya, sebagai ikan, mereka harus bisa meregang dan mengecil!

Kepala pelayan itu sebenarnya sangat menyukai anak-anak. Saat ia melihat Lu Li begitu lucu dan sikapnya baik, ia benar-benar enggan menanyainya.

Sehingga ia membalikkan badannya dan berkata kepada sekelompok orang.

"Kalian sudah melihat bahwa kali ini Tuan Muda Lu begitu murah hati dan tidak melanjutkan masalah ini. Jadi, kalian harus jujur kepadaku!"

Semua orang di situ bisa melihat tatapan mata kepala pelayan yang tajam. "Katakan kepadaku, siapa yang sebenarnya membawa anak ini masuk?"

Para pelayan dan pengawal saling memandang satu sama lain dan tak ada satu pun yang berani bicara.

Setelah tinggal bersama Lu Junhan begitu lama, kepala pelayan telah mempelajari karakter majikannya dan mencibir mereka, "Beri tahu aku sekarang. Baiklah, ketika aku mengetahui kebenarannya, kalian semua harus keluar dari sini .… "

"Paman."

Tiba-tiba, sebuah tangan yang kecil dan lembut menarik lengan bajunya. Entah sejak kapan gadis kecil itu ada di sampingnya. Dengan nada lembut, ia berkata kepada kepala pelayan.

"Aku datang sendiri kemari. Ini tak ada hubungannya dengan para kakak ini. Tolong jangan salahkan mereka. Jika kau marah, pukul saja aku. Aku tidak takut sakit."

Mata gadis kecil itu memerah karena air mata. Ia sesenggukan. Sepasang matanya yang besar berair dan bulu matanya basah. Saat ia berkedip, ia seperti bisa menumbuhkan perasaan orang-orang.