Chereads / Reinkarnasi Peri Ikan Koi / Chapter 7 - Sudah Lama Tenggelam

Chapter 7 - Sudah Lama Tenggelam

Rupanya kepala pelayan tidak perlu bersusah payah. Ia mengambil sebuah gaun berwarna hijau muda yang baru. Saat gadis kecil itu mengenakannya, ia menjadi tercengang.

Saat bercermin, rambut hitam dan lembut gadis itu tergerai melewati bahunya. Sepasang matanya yang besar berkedip cerah. Pipinya yang cantik dan montok menonjol, dan ia sangat lucu dan manis.

Entah karena alasan pakaian atau apa, kepala pelayan merasa bahwa gadis kecil ini sangat mirip Nona Kedua saat adik majikannya itu masih kecil.

"Paman?"

Lu Li menatap kepala pelayan dengan tatapan curiga. Kepala pelayan itu hanya menggelengkan kepala dan berkata tidak ada apa-apa. Tanpa banyak berpikir, ia mengantar gadis kecil itu hingga ke pintu gerbang.

 ...

Setelah kepala pelayan mengantarkan Lu Li keluar, karena perjamuan akan segera dimulai, ia harus mengurus banyak hal. Ia tidak bisa menunggu lama dan segera kembali ke vila.

Saat ini pula, banyak tamu satu per satu mulai datang. Mereka duduk di meja dan mulai mengobrol dan tertawa. Masing-masing dua atau tiga orang memegang gelas anggur bersama dan saling bercengkerama.

Kepala pelayan memerintahkan para pelayan bawahannya untuk melayani dan menghibur para tamu, sementara ia masih harus mengatur tugas lain sebelum naik ke atas.

Baru saja ia memasuki ruang kerja, ia melihat Lu Junhan berdiri di sisi jendela. Tatapan matanya tertuju ke bawah dan kepala pelayan melihat majikannya itu sedang memandang gadis kecil yang tadi diantarnya hingga pintu gerbang.

Langit benar-benar gelap untuk perjamuan hari ini.

Dalam kegelapan malam, gadis itu berdiri sendirian di sudut. Dua atau tiga orang dewasa yang mengenakan gaun cantik melewatinya, membuatnya makin kesepian dan menyedihkan, seperti seekor anak ayam yang ditinggalkan induknya.

Kepala pelayan melayangkan pandangannya kepada gadis itu. Semakin ia melihatnya, semakin tidak menyenangkan rasanya.

Beberapa saat kemudian, makin banyak orang yang turun dari mobil di depan pintu vila keluarga Lu. Lu Li segera meninggalkan tempat itu setelah melihatnya.

Gadis kecil itu akhirnya menghilang di tikungan.

Lu Junhan masih menatapnya. Entah mengapa, kedua alisnya makin bertaut. Ia menarik kedua sudut bibirnya dan kekosongan memenuhi hatinya.

Jelas-jelas ia membenci anak-anak, tapi berbagai penampilan gadis kecil itu membekas dalam benaknya .… 

Senang, iba, menyesal, baik, dan bangga ....

Lu Junhan seolah-olah pernah melihatnya sebelumnya dalam suatu waktu. Ia merasakan deja vu.

Sepertinya gadis kecil itu benar-benar putrinya.

Melihat sikap majikannya, kepala pelayan membaca pesan yang diterimanya sekali lagi. Tuan Muda jelas-jelas menyukai anak itu, sayangnya, dirinya sendiri malah tidak tahu.

Ekspresi Lu Junhan saat ini sama persis dengan ekspresinya saat ia mengantarkan putrinya ke sekolah untuk pertama kalinya.

Majikannya tak mau mengakuinya dan sangat mudah tersinggung.

Kepala pelayan berpikir sejenak dan terbatuk keras.

"Katakan yang sejujurnya."

Lu Junhan meliriknya dengan tatapan dingin.

Kepala pelayan sangat yakin bahwa instingnya tidak salah. Setelah mempertimbangkannya, ia berkata dengan nada getir.

"Tuan Muda Lu, gadis kecil ini sebenarnya sangat memprihatinkan. Sudah lama tak ada yang menjemputnya. Saya pikir, mungkin keluarganya tak menginginkannya lagi."

Tatapan mata Lu Junhan menjadi gelap, ia membalas ucapan kepala pelayan dengan nada sinis. "Jika orang tuanya saja tidak mempedulikannya lagi, apa aku harus mengadopsinya dan menganggapnya seperti putriku sendiri? Apakah aku harus melakukan amal?"

Di Haicheng, tak ada yang tahu bahwa Lu Junhan sama sekali tak ada hubungannya dengan amal dan perbuatan baik. Dia tidak melakukan hal yang buruk saja, orang lain sudah berterima kasih.

Kepala pelayan berhenti. Saat melihat sikap majikannya begitu kaku, tapi ia menolak mengakui bahwa ia sangat peduli kepada gadis kecil itu dan ia tak berkecil hati memperjuangkannya.

Ia hanya bisa menghela napas dengan lemah. "Sebelumnya, saya menemukan gadis kecil itu berpakaian compang-camping. Status dalam keluarganya pasti rendah dan mungkin saja selama ini dia selalu dilecehkan. Keluarganya memperlakukannya seperti binatang."

"Ambil saja waktu ini sebagai contoh. Keluarganya memaksanya bersembunyi di dalam air agar Anda tak mengetahuinya. Jika bukan takdirnya yang berkata lain, gadis kecil ini pasti sudah lama tak bernyawa!"