Song Qingwan adalah wanita yang sangat mudah terpancing emosi, tetapi nada suaranya dingin, "Mengapa kau lama sekali mengangkat teleponku?"
Lu Junhan mengecilkan volume suaranya dan menjawab, "Tadi aku masih sibuk."
Song Qingwan tersenyum dingin, "Sibuk? Kurasa kau yang tidak mau menerima teleponku. Kau takut aku mendesakmu untuk segera menikah, kan?"
Lu Junhan diam saja.
Reaksi Lu Junhan membuat Song Qingwan ingin tertawa.
Song Qingwan tidak tahu karakter keponakannya yang jahat, kejam, dan pendendam.
Saat kedua orang tua Lu Junhan meninggal, ayahnya punya banyak ahli waris, terlepas apakah ia dan Lu Anran masih hidup atau sudah meninggal. Song Qingwan akhirnya membesarkannya.
Jika bukan karena kebaikan bibinya ini, Lu Junhan pasti sudah menutup ponselnya saat ini.
Song Qingwan menyukai karakter Lu Junhan yang membenci anak-anak dan wanita. Selama bertahun-tahun, ia menganggap Lu Junhan dan Lu Anran sebagai anaknya sendiri.
Semua orang tua pasti punya masalah umum seperti ini dan ingin buru-buru memeluk cucu mereka.
Usia Song Qingwan beranjak makin tua. Saat orang lain sudah menimang cucu, justru ia belum pernah merasakannya. Lu Junhan sangat membenci anak-anak dan sangat menghindari wanita. Sedangkan Lu Anran adalah anak yang sakit dan hidupnya tak akan lama lagi. Hal ini membuat Song Qingwan makin cemas.
"Aku tak peduli! Jika kau tahun depan tidak membiarkanku menggendong cucu, aku tidak sudi lagi denganmu! Bahkan anjing tetanggaku, Lao Wang, sudah melahirkan banyak anak, sedangkan kau sampai sekarang belum punya anak! Lihatlah keluarga orang lain dan bandingkan dengan dirimu sendiri! Jika kau tak berguna, aku harus mengatakan apa yang baik dari dirimu?"
Lu Junhan menggosok dahinya dengan jari-jarinya. Nada suaranya terdengar lemah saat menanggapi ucapan bibinya. "Bagaimana bisa Bibi membandingkan manusia dengan anjing?"
"Kau sendiri yang tidak berguna! Bahkan kau tak sebaik anjing! Jadi, aku tidak boleh berkata begitu?"
Cara Song Qingwan mengatakannya memang tidak sopan. Ini adalah tahun keempat ia mendesak Lu Junhan menikah dan memberinya cucu. Jika ia bersikap sopan, jangankan cucu, ia pasti senang melihat Lu Junhan menikah.
"Omong-omong, sampai di sini saja kata-kataku. Aku tak peduli kau berhubungan dan menikah dengan siapa, asalkan kau tahun depan bisa memberiku cucu yang gemuk! Jangankan anjing, meski calon istrimu adalah seekor babi, keluarga Lu pasti akan membawa sedan besar dan mewah agar kau bisa menikah!"
Kali ini, Lu Junhan kehabisan kata-kata.
Apakah wanita ini tergila-gila ingin punya cucu atau bagaimana?
Song Qingwan rupanya benar-benar menginginkan cucu dan ini membuatnya gila. Jangan bertanya. Pertanyaannya adalah keluarga ini memerlukan penerus, tapi ia justru memandang rendah cucu perempuan.
Sebagai contoh adalah adik Lu Junhan, Lu Anran. Karena karakternya yang lemah dan tidak kompeten, Song Qingwan rasanya tak sabar ingin menamparnya hingga mati. Hal ini menyebabkan Song Qingwan membenci semua anak kecil.
Selama bertahun-tahun, Song Qingwan mencari segala cara untuk melahirkan bayi laki-laki. Setelah ia menemukan caranya, ternyata Lu Junhan tidak ingin punya istri dan hal ini benar-benar membuatnya khawatir.
Tentu saja Song Qingwan saat ini tidak tahu bahwa setelah hari ini, ia akan memberikan nyawanya dan hidupnya yang berharga untuk cucunya.
Lu Junhan menimpali, "Lagipula, aku masih ada urusan. Sampai nanti."
Melihat Lu Junhan yang sengaja menghindarinya, Song Qingwan tak berdaya. Ia tak sabar lagi melabrak dan memaki keponakannya. Nada suaranya tak lagi lembut.
"Dasar bocah busuk! Bukan berarti Bibi memaksamu! Kulakukan ini demi kebaikanmu sendiri!"
"Kau juga sudah tahu perihal mengenai kecelakaan kedua orang tuamu."
"Jika saat itu ayahmu tak punya anak sepertimu, kerja keras ayahmu yang berdarah-darah akan direnggut semua oleh pamanmu!"
"Jika suatu hari nanti kau mendadak meninggal, jika kau punya anak cucu, kau bisa mewariskan posisimu kepadanya!"
Setelah dimaki sampai puas oleh Song Qingwan, Lu Junhan sama sekali tak marah, seolah-olah ia sudah terbiasa dengan karakter bibinya yang emosional dan terus terang. Ia hanya berkata, "Aku tidak tertarik. Jika Bibi ingin melahirkan anak, lahirkan saja. Aku juga tidak keberatan jika punya paman lagi."
Song Qingwan terdiam sejenak dan membalas kata-kata Lu Jinhan dengan nada tinggi. "Jika aku masih bisa melahirkan, perlukah aku menunggumu yang tidak berguna ini?"
Selama bertahun-tahun, Song Qingwan telah menjadi ayah sekaligus ibu bagi Lu Junhan dan Lu Anran. Mereka berdua dibesarkan olehnya dan wanita itu juga mencurahkan semua energi dan perhatiannya untuk mereka berdua.
Ia sudah tua saat keduanya telah dewasa dan bisa hidup mandiri. Ia sudah melewatkan waktu terbaik untuk membina cinta dan kehidupan pernikahan.