Chereads / Black Hole Cavalry / Chapter 35 - Penemuan Alat Terbaru

Chapter 35 - Penemuan Alat Terbaru

Aku tahu, semua orang yang ada di markas pasti akan mempercayai kata-kata ku, sehingga aku selalu berkata sesuai dengan apa yang aku alami, tidak ada yang di lebih-lebihkan sama sekali. Kapten terlihat lega setelah ternyata percobaan untuk membawa sebuah mobil berhasil meskipun aku menghancurkan nya pada saat di masa depan karena peperangan ku melawat pesawat asing yang tidak jelas buatan siapa? Apakah manusia atau bukan.

Namun yang menjadi kekhawatiran kapten saat ini adalah bagaimana jika nantinya akan mengirim Jopardi kembali namun tidak ada yang bisa dia gunakan saat itu. bahkan untuk bisa menyerangnya tidak cukup hanya menggunakan Bazooka saja, karena Jopardi menerangkan bahwa pesawat itu sangat cepat dan juga canggih.

Kapten Santoso mulai memikirkan apa lagi yang akan di bawa selanjutnya, dia sempat berpikir apakah mungkin mereka akan membawa jet untuk melawan pesawat asing itu. tapi itu masih hanya dalam angan-angan nya saja. selain itu dia juga meminta Jopardi untuk menejelaskan ciri-ciri pesawat yang dia lihat saat itu dan menjelaskan secepat apa pesawat itu.

Setelah cukup panjang berbicara kepada ku, kapten meninggalkan ku di ruang kontrol sendiri untuk beristirahat. dimana pada saat itu aku mulai mencoba berkaca di sebuah cermin yang sangat besar dan tampak memandangi bagian tubuhku yang penuh dengan luka yang tidak dia sadari.

Bagaimana mungkin kini seluruh tubuh ku penuh dengan banyak luka. apakah Juni masih tidak keberatan dengan hal ini? apakah nantinya dia bisa menerima diriku? kata ku sambil memandangi tubuh ku di cermin.

Kemudian tiba-tiba seseorang masuk ke dalam ruangan, aku pun berbalik dan melihat siapa yang mendatangi ku saat itu. ternyata dia Juni. aku mulai memasang wajah senyum di depan nya, namun Juni sama sekali tidak menggubrisnya. bahkan dia terlihat masam di depan ku.

" Juni? apakah kau sudah melapor tentang diriku? tanya ku sekedar berbasa-basi. Ya. jawab Juni dengan ketus. Apakah menurutmu aku baik-baik saja? tanya ku lagi. Ya, kau baik-baik saja. kau bisa kembali ke kamar mu jika kau mau. jawab Juni lagi tanpa memandang ke arah ku. "

Aku sempat berpikir apakah mungkin Juni marah kepada ku, tapi karena apa? dan ku pikir semua awalnya baik-baik saja. memang akhir-akhir ini Juni terlihat sangat berbeda, tapi ku pikir itu hanya karena masalah pekerjaan nya bukan dengan ku. aku pun kemudian menghampiri nya yang saat itu sedang duduk di depan layar komputer nya. aku membalikkan kursi nya mengarah kepada ku dan berbicara kepada nya.

" Ada apa dengan mu? mengapa kau seperti ini? apa yang terjadi kepada mu sebenarnya? tanya ku dengan bertubi-tubi kepada Juni. "

Juni saat itu hanya menatap ku dengan kesal tanpa menjawab sepatah kata pun kepada ku. ku lihat kesedihan dalam matanya yang tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata, yang membuat ku kesal adalah mengapa itu tidak bisa di ungkapkan kepada ku, padahal akulah orang terdekatnya. aku merasa bahwa sepertinya aku terlalu memaksakan kehendak ku kepada Juni dan mulai melepaskan tangan ku dari bahunya.

" Baiklah, aku tidak akan bertanya kembali kepada mu, dan maaf aku telah memaksa mu mengatakan yang tidak ingin kau katakan. kataku kepada Juni dan kemudian pergi meninggalkan nya sendiri di ruang kontrol. "

Melihat Jopardi pergi dengan kepala tertunduk, membuat Juni merasa bersalah kepada Jopardi, namun dia juga belum bisa menjelaskan apa yang terjadi kepada Jopardi sehingga tidak ada yang bisa dia lakukan saat itu selain bekerja sesuai dengan kapasitasnya.

Aku kembali dengan perasaan sedih dan juga kesal, aku mulai merebahkan tubuh ku di atas tempat tidur sambil termenung menatap langit-langit kamar ku. aku memikirkan mengapa Juni bisa bersikap seperti itu dan apa yang disembunyikan nya. aku tidak bisa menebak nya apa lagi menerka-nerka nya. yang ku tahu bahwa aku tidak bisa menembus isi di dalam pikiran nya saat itu.

" Hmh, apa yang terjadi kepada Juni sebenarnya? keluh ku. "

Kapten Santoso mulai membuat laporan untuk di serahkan kepada Jenderal. Kapten mencoba membuatnya dengan lebih menekan kan kepada pesawat yang di lihat oleh Jopardi saat itu. menurut cerita, Jopardi melihat pesawat yang tidak memiliki bunyi pesawat sama sekali. dia berpikir sangat sulit nantinya untuk menyerang karena mereka tidak akan tahu kapan pesawat itu akan menyerang. saat ini seluruh pesawat yang kita miliki pasti memiliki suara pada saat terbang di udara sehingga musuh akan tahu jika kita mendekat dengan menggunakan pesawat seperti jet tempur.

Kapten tadi nya berpikir apakah dia mencoba untuk membawa jet tempur saat percobaan selanjutnya, namun dia masih mempertimbangkan nya. dia takut tidak bisa dan membahayakan nyawa Jopardi. kemudian Sohee mendatangi kapten Santoso dia mengataka bahwa dirinya sudah menemukan sebuah alat dimana dia bisa tetap melacak Jopardi ketika dia memasuki masa depan.

Kapten terkejut karena dia merasa sangat senang. kali ini percobaan berikutnya tidak membawa apa-apa melainkan untuk menguji coba alat pelacak baru yang di buat oleh Sohee.

" Bagus Sohee, puji kapten Santoso. Terimakasih sudah membuat alat yang sangat luar biasa seperti ini. kata kapten Santoso lagi. Terimakasih kembali kapten, aku hanya menjalankan tugasku sebagaimana mestinya saja. jawab Sohee. "

Kapten terus saja memperhatikan sebuah alat pelacak yang cukup kecil yang akan di tanam di bagian telapak tangan Jopardi. alat itu berbentuk sebuah chip kecil dimana akan berfungsi sebagai alat pelacak yang bisa mendetekasi keberadaan Jopardi, denga perbandingan antara daerah yang sama namun waktu yang berbeda. Sohee berpikir alatnya kali ini akan berhasil dan berguna bagi Jopardi.

Kapten Santoso langsung memanggil Jopardi lewat radio komunikasi nya. dia meminta Jopardi segera menemui nya di ruangan mekanik dimana Sohee berada.

Aku yang saat itu mendapatkan panggilan segera pergi menghampiri dimana kapten Santoso berada. aku berpikir apakah kapten sudah akan membicarakan soal percobaan selanjutnya kepada ku. bagi ku sepertinya itu terlalu cepat. setelah aku sampai di ruang mekanik, aku melihat kapten Santoso yang sedang berbicara dengan Sohee.

Melihat kedatangan ku, kapten langsung memandang ku sambil tersenyum dengan lebar bahkan dia merangkul ku sambil memasuki ruangan.

" Ada apa kapten? kau tidak terlihat seperti biasanya, apakah ada yang membuat suasana hatimu baik? tanya ku dengan penasaran. Masuklah, kau tahu ini Sohee kan? kata kapten Santoso sambil memperkenalkan Sohee kepada ku. Ya, tentu saja, namun ada apa? jawab ku sambil kembali bertanya. duduklah, dia akan menjelaskan sesuatu kepada mu. kata kapten Santoso lagi. "

Sohee, seorang IT di dalam organisasi Cavalry menjelaskan kepada ku bahwa dia membuat alat pelacak yang cukup canggih, dimana saat itu dia mengatakan kepada ku bahwa dia telah menemukan sebuah alat pelacak yang dapat melacak keberadaan ku di saat aku berada di masa depan.

Aku cukup tercengang mendengarnya. aku mengatakan kepada Sohee bahwa dia sangat luar biasa. kepandaian nya seolah tidak ada yang bisa mengalahinya. aku sempat berpikir terbuat dari apa otak Sohee sehingga dia bisa menciptakan sebuah alat yang cukup luar biasa. aku menjadi terpikir bahwa mungkinkah pesawat itu nantinya adalah buatan Sohee? tapi itu hanya sekedar pemikiran saja.