Chereads / The Power Of Us / Chapter 7 - Pelatihan (2)

Chapter 7 - Pelatihan (2)

"Hah... aku menyesal berkata seperti itu kepada pak Tora. Ya sudahlah mau bagaimana lagi," tiba tiba ada yang menepuk pundak murid itu.

"Jangan bersedih wahai temanku Max," kata murid itu.

"Wah penyelamatku yang setia telah datang," ujar Max.

"Setia setia matamu, jadi kamu sekarang lupa bawa baju olahraga kan?" tanya murid itu.

"Iya gimana nih, aku bingung," ucap Max.

Murid itu mengeluarkan sesuatu yang disembunyikan di belakang punggungnya. "Nah ini ada baju untuk kamu," ucap murid itu.

"Wah makasih banyak temanku Raiha. Ngomong ngomong di mana kamu mendapatkan baju ini?" tanya Max

"Kamu lupa ya dengan kemampuan yang kumiliki," jawab Raiha.

"Oh iya ya, tapi contohnya dari siapa kamu dapat?" tanya max.

"Tadi aku pinjam dari Petra. Kebetulan ukuran tubuhnya hampir sama denganmu," jawab Raiha.

"Aa jadi sayang deh, sini aku peluk!" Max mencoba memeluk Raiha.

Raiha langsung menahan tubuh Max. "Oi oi, ngapain kamu mau peluk peluk aku, jijik aku oi" ucap Raiha sambil menahan Max.

Max pun melepaskan Raiha. "Hehe terimakasih banyak ya Raiha" Ucap Max dengan wajah tersenyum nya.

"Iya sama sama, udah ayo cepat kita pergi keruang ganti nanti ketinggalan pelajaran lagi" Ucap Raiha.

"Ok" Raiha dan Max pun segera pergi keruang ganti

sementara itu di lapangan pelatihan.

"Ok apakah semuanya sudah berkumpul?" Tanya pak Tora.

"Sudah pak" Jawab murid murid

"Baiklah bapak akan menjelaskan tentang pelatihan fisik ini, jadi yang akan kalian lakukan adalah..." Belum pak Tora selesai bicara tiba tiba ada yang berteriak.

"Berhenti sebentar pak, kami mau gabung!" Max dan Raiha bergegas kelapangan.

"Lah tadi katanya kalian semua sudah berada disini, tapi kok ini masih ada yang belum gabung?" Tanya pak Tora.

Para murid hanya terdiam mendengarkan saja.

"Oh bapak tahu, jadi kalian ini masih belum mengenal satu sama lain ya dikelas" para murid langsung menunjukkan wajah tepat sasaran.

"Hah sudah kuduga. Yaudah yang baru datang segera ke barisan ya" Perintah pak Tora

Max menghampiri pak Tora. "Hehe lihat ini pak, saya sudah dapat bajunya, jadi tidak perlu perlu bersih bersih deh" Ujar Max dengan bangganya.

"Hm yah saya tidak peduli dengan hal itu. Kamu dengar tidak dengan yang saya katakan, cepat kesana pergi ke barisan!" Ujar pak Tora dengan nada yang tinggi

"Ba baik pak" Max bergegas ke barisan.

Max pun bergabung ke barisan. "Kamu ini Max, malah ngajak pak Tora bercanda, dasar kamu ini" Ujar Raiha.

"Yah maaf" Ucap Max.

Pak Tora mulai berbicara. "Baiklah semuanya, Bapak akan lanjutkan penjelasan tadi. Jadi yang akan kalian lakukan adalah hanya kegiatan olahraga biasa" Ujar pak Tora.

"Haaa?" para murid kebingungan.

"Tapi jangan kecewa dulu. Ini hanyalah awal untuk kalian saat ini. Namun di waktu yang akan datang, kalian akan lebih serius melakukan berbagai macam latihan yang lebih berat" Ujar pak Tora.

"Jadi apa yang akan pertama kita lakukan pak?" Tanya Kira.

"Kita akan melakukan lari" Jawab Tora.

"lari?" para murid bingung.

"Benar, pada latihan kali ini kalian akan melakukan latihan lari. Namun biar lebih seru lagi kalian akan melakukan latihan tanding. Sekaligus bapak akan mengukur kemampuan kalian" Ujar pak Tora.

"Waah" para murid bersemangat.

"Ah aku malas" ada murid yang lemas.

"Aduh gimana nih, aku tidak kuat lari jauh"

Ada juga yang khawatir dengan kemampuan mereka

"Tapi disini, kalian tidak boleh menggunakan kemampuan khusus kalian sama sekali ya, paham" Ujar pak Tora.

"Eh kok gitu pak?" para murid kecewa.

"Kalian jangan begitu, coba kalian bayangkan jika kalian sedang berada dalam situasi yang berbahaya, namun disaat itu juga kemampuan kalian tidak berfungsi atau tidak berguna sama sekali, apa lagi yang akan kalian andalkan?" Ujar pak Tora.

Murid murid termenung. "Kalian tau kan seberapa bahaya dan kerasnya dunia luar itu. Jadi kalian harus percaya bahwa diri kalian itu mampu, paham" Ujar pak Tora.

"Paham pak" ujar para murid.

"Baik, karena kalian sudah mengerti, sekarang mari kita mulai pelatihannya" ujar pak Tora.

"Kita akan memulainya dengan acak menurut nomor absen kalian. Jadi kepada ketua dan wakil tolong silahkan bantu untuk mengabsen teman teman kalian" Ujar pak Tora.

Kira dan Samy pun maju kedepan dan memanggil murid murid.

"Kira silahkan maju" Ucap Samy

"Loh jadi aku yang maju pertama?" Tanya Kira.

"Iya, kata pak Tora begitu" Jawab Samy.

"Oh ok" Kira pun bersiap di garis start lintasan lari.

"Disini bapak akan menghitung kecepatan lari kalian menggunakan stop watch, jadi silahkan kamu berlari sekuat tenaga yang kalian punya" Ujar pak Tora.

"Siap pak" Jawan para murid.

"Baiklah, 1, 2, 3, mulai..dor" Bunyi suara pistol mainan.

Setelah bunyi pistol, Kira langsung berlari sekencang kencangnya. Para murid terkagum dengan kecepatan lari Kira. "Wah Kira cepat juga ya larinya"

Kira mendengar pembicaraan mereka dan merasa malu. "Ah, aku jadi malu". Sreet. Suara gesekan tanah karena gerakan lari Kira. Akhirnya Kira pun sampai pada garis finish.

"Hah, ha, ha" Nafas Kira terengah-engah karena lelah berlari.

"Ok kamu lumayan cepat juga ya Kira. Kamu sudah berlari dengan cepat selama 12 detik di lintasan 100 M" Ujar pak Tora.

"Oh benarkah" ucap Kira.

"Kamu sering berlatih ya Kira" Tanya pak Tora.

"Benar pak, saya juga lumayan sering berlatih" Jawab Kira.

"Oh baguslah kalau begitu pertahankan ya Kira" Ujar pak Tora.

Setelah Kira selesai berlari, beberapa anak yang lainnya pun dipanggil.

..... Hingga giliran Petra pun tiba.

"Hm, biar cepat kita selesai pelatihannya, mungkin lebih baik bapak panggil dua orang sekaligus ya"

"Wah boleh juga tuh pak" Anak anak dikelas mulai bersemangat.

"Ok yang selanjutnya maju adalah Petra dan Ruby. Kalian berdua segera maju kesini" Ujar pak Tora.

"Ha apa pak?, memangnya tidak orang lain ya selain Ruby yang jadi pasangan saya. Kenapa harus dia?" Ujar Petra yang menolak berpasangan dengan Ruby.

"Memangnya kenapa jika kamu berpasangan dengan ku?" Tanya Ruby yang kesal.

"Enggak tau sih, tapi pokoknya aku tidak mau jika harus berpasangan denganmu!" Jawab Petra

"Ok terserah kamu" Ruby marah.

Petra menghampiri pak Tora. "Pak saya ganti pasangan ya, kan ada kaya Samy, terus yang lain juga masih belum banyak yang maju" Ujar Petra

Pak Tora yang dari tadi hanya diam saja dan mendengarkan perdebatan Ruby dan Petra. Pak Tora pun menjadi sedikit kesal.

"Mohon maaf ya sebelumnya Petra. Yang ngajar disini siapa?, bapak atau kamu?. Kalau kamu mau ganti peran, silahkan saja. Kamu yang mengajar bagaimana?" Ujar pak Tora.

"Maaf pak, tidak jadi deh saya ganti pasangannya. Hehe kalau begitu bagaimana jika kita langsung mulai pertandingannya?" Ujar Petra.