Chereads / The Power Of Us / Chapter 11 - Max dan Raiha (3)

Chapter 11 - Max dan Raiha (3)

Lalu pada suatu hari Max dan Raiha sedang berbicara di taman berdua. Raiha curhat kepada Max.

"Max aku sedih deh" Raiha terlihat sedih.

"Hm?, kenapa memangnya?" Tanya Max.

"Aku sedih karena sampai sekarang kemampuan khusus milikku sendiri masih belum bangkit" Keluh Raiha.

"Hei sudahlah jangan murung begitu, bersabar saja. Siapa tau sebentar lagi kemampuan mu akan bangkit" Max menghibur Raiha.

"Kamu benar, aku hanya harus bersabar. Kamu saja yang kemampuannya masih belum bangkit, masih bisa sabar kan ya" Ujar Raiha.

"Hah?.. bicara apa kamu ini. Kemampuan milikku sudah lama bangkit tahu, bahkan sejak aku lahir" Ujar Max.

"Eh?... apa yang baru saja kamu bilang?" Raiha terkejut dan sedikit kesal.

"Kemampuanku yang sudah lama bangkit?" Jawab Max.

"Terus kenapa waktu kamu sedang dijahili tidak menggunakan kemampuan mu untuk melindungi diri!!" Raiha membentak Max.

"Yah maaf, asal kamu tahu saja, aku belum menguasai kemampuan ku ini dengan baik. Dan lagi pula, aku juga tidak ingin menyakiti orang lain" Ujar Max.

"Apa maksudmu dengan beluk menguasai kemampuan mu?" Tanya Raiha.

"Iya, aku belum bisa mengendalikan kemampuan ku sesuai keinginanku, walau aku sudah lama memilikinya" Jawab Max.

"Hmm?... Memangnya kemampuan mu apa?" Tanya Raiha.

"Kekuatanku... kalau tidak salah namanya adalah "Animal power" Jawab Max.

"Wuaah!, apa itu kedengarannya keren sekali. Seperti apa kemampuanmu itu?, tunjukkan kepadaku!" Raiha tertarik dan penasaran dengan kemampuan Max.

Yah dia tertarik lagi. Max keberatan.

"Ya seperti namanya yaitu, Animal power. Aku bisa memakai kekuatan dan fisik dari para hewan" Lalu ada seekor kucing yang lewat didekat mereka. Raiha menunjuk kearah kucing tersebut. "Hei coba gunakan kekuatan kucing!" Ujar Raiha. "Baiklah"

Max menggunakan kemampuannya, dan secara perlahan ada kekuatan yang mengalir menyelimuti tubuhnya, diatas kepala Max membentuk telinga kucing. "Nah kira kira seperti ini" Max hanya bisa membentuk telinga kucing.

"Hiaah!, lucunya apa ini?!, apakah boleh aku sentuh?!" Raiha kegirangan.

Sebenarnya aku tidak ingin dia menyentuhnya tapi dengan wajahnya yang seperti itu, aku tidak bisa melarangnya hah.. ya sudahlah. Max yang tidak tahan melihat wajah penasaran Raiha yang lucu, Max pun mengizinkan Raiha untuk menyentuhnya.

"Nih silahkan kamu sentuh" Telinga kucing Max bergerak gerak.

Raiha pun segera menyentuh telinga kucing Max. "Ih lembutnya telinga kucing ini. Rasanya seperti menyentuh yang aslinya keren!" Raiha meremas remas telinga kucing itu.

Karena telinga kucing Max yang disentuh Raiha, membuax Max merasa geli dan malu. Lalu ia menghentikan Raiha. "Hei hei cukup!, itu geli!" wajah Max memerah.

"Maaf, aku terbawa suasana hehe, silahkan lanjutkan penjelasan mu tadi" Ujar Raiha.

"Nah jadi kekuatan ku ini bisa meniru kekuatan dan fisik dari para hewan. Namun bukan berarti tubuhku akan mengikuti wujud fisik tubuh mereka. Melainkan aku hanya memanipulasi energi ku untuk membentuk wujud yang menyerupai wujud fisik dari hewan tersebut".

"Jadi energi ku, akan melapisi tubuhku dan membentuk wujud hewan sesuai yang kubayangkan dan aku bisa memakai kemampuan dari hewan yang kubayangkan"

"Nah contohnya ketika aku menggunakan kemampuan ku untuk meniru kucing, maka telinga kucing yang terbentuk ini, akan memiliki tekstur dan fungsi yang sama seperti aslinya. Jadi ketika telinga kucing ini disentuh, aku juga akan mendapatkan rangsangnya. Lalu sekarang ini juga aku memiliki pendengaran seperti kucing"

"Begitulah penjelasan dari profesor yang aku dengar. Tapi kekurangan dari kekuatan kunini adalah jika ingin memakai kekuatan ku, aku harus memiliki imajinasi yang kuat untuk menggunakannya. Dan juga ketika aku memakai kekuatan ini, terkadang aku akan memiliki sifat alami dari hewan" Penjelasan panjang lebar dari Max.

"Oh jadi begitu ya, tapi kamu cukup beruntung karena kemampuan mu sudah bangkit" Ujar Raiha.

"Yah mungkin kamu benar" Ketika mereka sedang mengobrol, Max yang kekuatannya masih aktif mendengar ada suara lagi dari penjual eskrim keliling.

"Hei Raiha, itu ada orang yang jualan eskrim kamu mau gak?" Tanya Max.

"Boleh deh, aku juga lagi kepanasan nih, cocok banget kalau makan eskrim, tapi kamu yang bayar ya, aku lupa bawa uang hehe" Ujar Raiha.

"Hehe matamu!, iya iya aku bayarin" Lalu penjual eskrim itu melewati taman dan Max menghampiri penjual eskrim itu.

"Bang eskrimnya nya dua ya, ini uangnya" Max langsung membayar eskrim nya.

"Baik dek, ini dia, makasih ya" Max pun kembali menuju ketempat Raiha, namun ketika dia sedang berjalan, Max tersandung batu dan membuat Max dan 1 eskrim pun terjatuh.

"Aduh sakitnya" Max kesakitan. Satu eskrim lagi masih digenggam oleh Max.

Raiha yang melihat Raiha terjatuh, bergegas menuju ketempatnya. Max yang melihat Raiha yang mengkhawatirkan sedikit senang.

Sudah aku duga, Raiha memang adalah teman terbaik yang pernah aku miliki. "Raiha tolong bantu aku" Max meminta tolong.

Raiha menjulurkan tangannya. Bukannya meraih tangan Max, Raiha malah mengambil eskrim yang masih digenggam Max. "Hah syukurlah, eskrim yang satu ini tidak terjatuh" Raiha tidak menolong Max.

"Oi!, aku baru jatuh, kamu malah mengkhawatirkan eskrimnya" Geram Max.

"Oh maaf Max, apa ada yang sakit?" Max berdiri. "Enggak udah sembuh karena perhatian mu yang terlambat itu" Kesal Max.

"Ah manisnya" Raiha bangga dengan pujian Max.

"Oi aku lagi nyindir kamu!... Ah sudahlah tapi bagaimana ini eskrimnya yang satu lagi sudah jatuh, mana penjualnya sudah pergi jauh lagi" Ujar Max.

"Yah udah deh, kamu aja yang makan eskrimnya Raiha, aku nanti beli pas mau pulang" Tawar Max.

"Yakin nih?" Raiha ragu.

"Iya yakin kok" Yakin Max.

Raiha yang belum sempat mencicipi eskrimnya, Max malah memandangi Raiha dengan tatapan yang ingin memakan eskrim itu.

"Ah sudah aku duga kamu akan begitu. Andai saja eskrim ini bisa berubah menjadi 2" Pikir Raiha.

Ketika Raih sedang memikirkan hal itu. Tiba tiba ada energi yang keluar, menjalar lalu menyelimuti eskrim tersebut. Dan secara ajaib, ditangan sebelah kiri Raiha ada sebuah eskrim yang mirip dengan eskrim yang disebelahnya.

Dan kini ada 2 eskrim dikedua genggaman Raiha.

"Heeeeh!" Merek berdua berteriak karena kaget.

Raiha dan Max yang melihat kejadian tersebut langsung terpana dan kebingungan.

"Ra Raiha, apa yang baru saja terjadi?" Max kebingungan.

"Aku juga tidak tahu, tiba tiba saja ada eskrim disebelah kiri tanganku" Panik Raiha.

Raiha dan Max mencoba menenangkan diri mereka dan berpikir dengan tenang. "Ehem, ok. Jadi apa yang tadi kamu rasakan Raiha?" Tanya Max.

"Aku tidak tahu pasti, tapi tadi aku merasa ada sebuah energi yang mengalir dalam diriku dan menjalar menuju eskrim ini. Dan tiba tiba eskrimnya menjadi 2" Ujar Raiha.