Chereads / The Power Of Us / Chapter 12 - Max dan Raiha (End)

Chapter 12 - Max dan Raiha (End)

"Hm... ada energi yang mengalir lalu eskrimnya bertambah?... Sepertinya aku tau apa yang sedang terjadi" Max menyimpulkan.

"Apa maksudmu?" Tanya Raiha.

"Bisa dibilang sepertinya kemampuan sudah bangkit saat eskrimnya bertambah tadi" Ujar Max.

"Wah!! Yahuu!!" Raiha kegirangan.

"Hei hei jangan teriak teriak!" Ujar Max.

"Lalu! lalu!, kemampuan apa yang aku miliki?" Raiha penasaran.

"Kalau dalam game, kalau tidak salah namanya itu adalah "doubling" Ujar Max.

"Wah kedengarannya keren sekali, lalu apa yang bisa aku lakukan dengan kemampuan ku ini?" Raiha tambah penasaran.

"Kalau dilihat dari kejadian tadi sepertinya, kemampuan mu adalah menggandakan benda yang kamu inginkan" Ujar Max.

"Hmm?" Max mengambil batu dan memberikannya kepada Raiha. "Ini coba aku genggam dan coba kamu bayangkan batu ini menjadi 2" Suruh Max.

"Baiklah akan aku coba" Raiha memfokuskan pikirannya kepada batu dan lalu ada energi yang mengalir ke tangannya, dan batu nya berubah menjadi 2.

"Uwaaah!, berhasil Max!, berhasil!" Raiha terpukau.

"Berarti benar dugaan ku, kalau kemampuanmu itu adalah menggandakan benda.. Tapi biar lebih jelasnya, lebih baik kamu tanya kepada profesor" Saran Max.

"Yah aku akan mencobanya nanti. Hehe mulai sekarang aku sudah memiliki kemampuan sendiri, akan aku hajar orang yang sok kuat, hehe!" Raiha tersenyum jahat.

Sepertinya pikirannya sedang tidak stabil. Pikir Max.

"Max, menurutmu, lebih kuat mana antara kemampuan milikku dan milikmu?" Tanya Raiha.

"Aku juga tidak tahu sebenarnya, lagi pula, jenis dan cara penggunaan dari kemampuan kita saja sudah berbeda" Ujar Max.

"Begitu ya" Karena Max dan Raiha sudah memiliki kemampuan nya masing-masing. Dari sana mereka mulai sering berlatih dan hubungan mereka menjadi tambah dekat.

Raiha sudah menganggap Max seperti adik kecilnya sendiri.

Haah.. kalau diingat lagi, aku sedikit bahagia dengan pertemuan kami. Sampai sekarang aku masih ingat dengan wajah imut Max yang selalu menangis dan memohon bantuan kepadaku. Pikir Raiha.

Raiha terus memandangi Max. "Raiha?, kenapa kamu memandangiku?" Tanya Max.

"Ha tidak ada, aku hanya memikirkan mu sebagai adik kecilku yang manis" Raiha tersenyum.

"Hah begitu, lebih baik kakak cepat menghabiskan makanan kakak, atau adik kecilmu yang manis ini akan meninggalkanmu" Ujar Max

"Iya iya, kakakmu ini akan cepat menghabiskannya" Ujar Raiha.

Mereka berdua pun makan hingga selesai, dan bel pun berbunyi. Mereka berdua pun segera masuk ke kelas.

Mereka pun belajar seperti biasa, hingga waktu pulang tiba.

"Baiklah anak anak, karena jam pulang sudah masuk, dan juga karena besok hari libur, bapak akan memberikan kalian PR" Ujar pak Tora.

"Eh kok ada PR sih pak, padahal kan besok hari libur" Murid murid protes.

"Iya iya bapak tahu, besok adalah hari libur. Tapi bukan berarti kalian bisa bersantai dihari libur. Tenang saja bapak hanya akan memberikan tugas mencatat saja" Ujar pak Tora.

"Tugas mencatat?, baguslah hanya itu saja" Murid murid merasa lega.

"Ehem, maaf bapak ulangi. Maksudnya bapak ingin kalian mencatat 1 bab halaman buku, penuh!" Pak Tora tersenyum.

"Eh hah, eh!" Anak anak mulai mengoceh dan protes kepada pak Tora.

"Hah kalian ini semuanya memang emosian ya. Tenang dulu bapak tadi hanya bercanda" Ujar pak Tora.

"Ih bapak ini, bercandanya gak lucu"

"Iya kalian sih yang terlalu baper. Pr kalian hanya perlu mencatat 1 materi yang kita pelajari pada hari ini saja" Ujar pak Tora.

"Baik pak" Murid murid dikelas bubar dan pulang menuju kerumah masing masing.

Sementara itu, Ruby dan Kira pulang bersama. Lalu Raiha heran karena tidak ada Petra yang ikut pulang bersama mereka.

"Kira?, Petra dimana?" Tanya Ruby.

"Oh itu, Petra sudah pulang duluan kerumahnya" Jawab Kira.

"Eh kenapa?" Tanya Ruby.

"Yah tepat setelah kamu melemparkan bola air kepadanya dan berlari keluar, dia malah terkena demam" Jawab Kira.

Ruby terdiam. "Dan kamu tahu itu salah siapa kan?" Kira melirik Ruby. Ruby merasa bersalah.

Dan mereka tidak berbicara apapun hingga mereka sampai kerumahnya masing masing.

disaat yang sama. Max dan Raiha pulang bersama.

"Hah, untung ya pak Tora tidak memberikan terlalu banyak tugas" Max lega.

"Iya jadi besok kita bisa sedikit santai" Ujar Raiha.

"Yah walaupun PR tadinya banyak, aku tinggal menyalin punyamu saja" Max tersenyum.

"Enak saja kamu" Ujar Raiha.

"Raiha bagaimana kalau besok kita pergi, makan bareng?, ajak juga ayah dan ibumu" Tawar Max.

"Boleh, terserah aja sih, aku ngikut aja" Jawab Raiha.

"Yosh, besok aku yang akan mentraktir kita semua" Max percaya diri.

"Kamu ini berlagak seperti memiliki uang yang banyak saja" Keluh Raiha.

Disaat mereka berjalan, disamping mereka berjalan itu adalah hutan yang lebat. Ketika berjalan Max merasakan ada sebuah hawa kehadiran dari balik pohon dihutan tersebut.

"Tunggu sebentar Raiha" Max menghentikan Raiha.

"Ada apa Max?" Tanya Raiha.

"Coba kamu diam sebentar dan dengarkan dengan baik" Max menggunakan kekuatannya dan membentuk telinga kelelawar.

Raiha memfokuskan pendengarannya dan mendengar ada sesuatu dibalik pohon. "Kamu benar sepertinya ada sesuatu disana" Ujar Raiha.

"Raiha coba kamu lemparkan belati milikmu kearah sana" Ujar Max.

"Baik" Raiha mengeluarkan belati miliknya dari tasnya dan melemparkannya kearah balik pohon tersebut.

Dan itu berhasil mengenai sesuatu dari balik pohon tersebut "Guaar" Geramnya kesakitan.

Sesuatu dari balik pohon tersebut keluar dari sana dan melompat kearah depan Max dan Raiha. Raiha dan Max refleks mundur kebelakang.

"Hei hei Max, bukankah itu adalah monster yang bernama "Dark Wolf?!" Raiha panik.

"Iya kamu benar, kalau dilihat dari penampilannya sepertinya itu memang dia" Dihadapan mereka ada 6 Dark Wolf yang siap menerkam mereka.

"Kalau tidak salah kelas dari Dark Wolf itu C kan?" Tanya Raiha.

"Iya Dark Wolf itu berada pada kelas C, tapi kita akan tetap kesusahan jika jumlahnya ada segini banyak" Ujar Max.

"Terus bagaimana sekarang?, apa lebih baik kota kabur saja?" Tawar Raiha.

"Haha!. Mana mungkin aku akan kabur disaat seperti ini, kamu tidak tahu ya, kalau harga dari Dark Wolf ini cukup mahal jika dijual?. Jika aku berhasil mengalahkan mereka, maka aku bisa mentraktir makan malam kita besok, haha!" Max tertawa jahat.

"Jadi itu yang kamu inginkan dengan membahayakan nyawamu?" Keluh Raiha.

"Sudah jangan banyak mengeluh, lebih baik kita serang mereka sekarang" Max bersemangat.

"Hah terserah lah, ayo mari kita maju" Ujar Raiha.

Max dan Raiha berlari mendekat kearah kumpulan Dark Wolf tersebut. "Animal power: Bear Claw" Energi menyelimuti tangan Max dan membentuk tangan beruang yang memiliki cakar yang tajam.

"Double" Sedangkan Raiha menggunakan energi nya untuk menggandakan belati miliknya. Max mencakar dan meremas tubuh Dark Wolf.