Chereads / The Power Of Us / Chapter 9 - Max dan Raiha

Chapter 9 - Max dan Raiha

"Yahuu aku menang, yey" Max terlalu senang hinga melompat lompat.

"Hei Max jangan lompat lompat nanti jatuh" Raiha memperingati Max.

"Hah iya" Max langsung mendekati Raiha dan menundukkan kepalanya.

"Kamu kenapa Max?" Raiha kebingungan.

"Aku kan sudah menang, masa tidak dikasih apa pun sih" Ujar Max. Raiha yang melihat tingkah Max, akhirnya mengerti apa yang diinginkan Max.

"Hah baiklah sini ku usap kepalamu" Raiha pun mengusap kepala Max.

"Hehe usapan memang yang terbaik Raiha" Ujar Max yang senang.

"Iya iya, aku memang hebat dalam hal mengusap kepala" Ujar Raiha.

"Mereka berdua terlihat seperti majikan (Raiha) dan anjing peliharaan (Max) yang sedang bermain main ya" Murid murid heran dengan tingkah Max dan Raiha.

Setelah Raiha dan Max selesai berlomba, murid murid yang lain pun maju hingga pelatihannya berakhir.

Ding Ding Ding. Bel waktu istirahat pun berbunyi.

"Baiklah segini saja dulu untuk pelatihan kali ini. Karena bel istirahat telah berbunyi, maka silahkan bagi kalian untuk mengganti baju dan berisitirahat ya. Nanti kita sambung belajarnya dikelas" Ujar pak Tora.

"Baik pak" Murid murid langsung bubar dan pergi menuju keruang ganti.

Beberapa menit kemudian. Raiha telah selesai mengganti pakaiannya. Ketika dia membuka pintu untuk keluar. Dia dikejutkan oleh Max yang berdiri dibalik pintu. "Baa!" Max mengejutkan Raiha.

"Wuah!?" Raiha pun terkejut. "Hah, kamu ini bikin kaget saja Max. Lagipula kenapa kamu berdiri didepan pintu ruang ganti cewek. Kamu mau ngintip ya.." Ujar Raiha.

"Ha ngintip?, tidak kok aku cuma ingin mengejutkan kamu saja" Ujar Max dengan wajag polosnya.

"Huh jadi begitu, yaudah ayo kita ke kantin" Ujar Raiha. "Ok ayo, perutku juga udah keroncongan nih" Ujar Max.

Mereka pun pergi menuju ke kantin.

Disaat yang sama, Kira yang khawatir dengan Petra, ia pergi menghampiri Petra ke UKS.

Aku jadi kasihan sama Petra. Mukanya jadi memar gitu. Pikir Kira.

Ketika dia sudah sampai disana. Dia melihat Ruby yang mondar mandir didepan pintu UKS. Kira pun bertanya karena penasaran. "Hei Ruby kamu kenapa tidak pergi melihat Petra?" Tanya Kira.

"Eh tidak itu anu..." Ruby terlihat gugup.

Melihat reaksi Ruby, Kira pun langsung mengerti. "Hoho, jadi kamu sedang malu malu nih ya?" Kira menggoda Ruby.

"Berisik!" Jawab Ruby. Kira menggenggam tangan Ruby dan membawanya masuk kedalam UKS. "Kalau begitu ayo kita langsung masuk saja" Ujar Kira. "Eh eh tunggu sebentar..!" Ruby tangannya ditarik.

Kira membuka pintu..

"Petra kamu udah sehat belum?!" Tanya Kira.

"Aku pikir siapa tadi yang berisik diluar, ternyata kalian berdua" Petra sedang berbaring di kasur.

Kira melihat sekeliling dan merasa ada yang hilang. "Hei Petra, kamu sendirian saja disini?, ibu UKS nya kemana?" Tanya Kira.

"Ketika aku pertama kali datang kesini, ruangan ini sepertinya memang sudah tidak ada orang. Lalu aku menemukan ada sebuah catatan dimeja itu. Disana tertulis jika ibu UKS sedang pergi keluar untuk membeli obat" Ujar Petra.

"Oh jadi begitu" Kira melihat Ruby. Ruby terlihat hanya diam dan memalingkan wajahnya dari Petra.

Kenapa lagi dengan anak satu ni. Pikir Kira.

Kira mendekati dan melihat keadaannya.. "Wah mukamu memar sekali ya sepertinya Petra" Ujar Kira sambil mengedipkan matanya kepada Petra.

Petra pun mengerti. "Iya kamu benar, wajahku terasa sangat sakit sekali" Ujar Petra sambil memegang wajahnya.

Ruby berkeringat dingin dan melirik Petra. "Hei Ruby" Ujar Petra. "Apa?" Ujar Ruby. "Apakah kamu lupa dengan kesepakatan kita tadi?" Ujar Petra.

"Kesepakatan apa?, aku tidak apa apa tuh" Ruby pura pura lupa.

"Apa maksudnya dengan kesepakatan Petra?" Tanya Kira.

"Itu tadi pas bertanding tadi, kami membuat kesepakatan, siapa yang kalah harus menuruti satu permintaan yang menang" Jawab Petra.

"Jadi begitu" Kira melirik Ruby. "Wah jika begitu kamu seharusnya menepati perjanjiannya lah Ruby" Ujar Kira.

Karena Ruby tidak tahan lagi dengan ocehan dari Petra dan Kira. Ruby pun menyerah dan menuruti permintaan Petra.

"Iya iya aku bakal tepati. Jadi apa permintaanmu Petra?" Tanya Ruby dengan wajahnya yang kesal.

Petra memikirkan permintaannya dengan baik. "Baiklah aku akan meminta permintaan yang sederhana saja, kamu bisa kan mengobati luka memar diwajahku ini" Ujar Petra.

"Hanya itu saja. Masalah kecil itu mah" Ujar Ruby. Ruby pun mengambil peralatan untuk mengobati Petra.

Kira yang melihat situasinya memutuskan untuk keluar dan meninggalkan mereka berdua. Hm sepertinya ini waktu yang cocok untuk mereka berdua bersama. Pikir Kira.

"Aku pergi keluar dulu ya, mau beli minuman" Ujar Kira.

"Oh ok, belikan aku susu coklat yang dingin ya" Ujar Petra.

"Ok" Kira pun keluar namun dia tidak pergi dari sana. Dia menguping pembicaraan mereka dari balik pintu.

Sementara itu Ruby sedang mengobati wajah Petra. "Kemarikan wajahmu itu" Ruby mengobatinya dengan kasar. Ruby menekan memar di wajah Petra dengan kuat.

"Oi Ruby pelan pelan lah, sakit nih wajahku" Petra langsung menggenggam tangan Ruby untuk menghentikan pergerakannya.

Ruby pun kaget dan wajahnya memerah. "Hei cepat lepaskan tanganmu dariku sialan" Ruby pun langsung salah tingkah.

"Aku tidak akan melepaskannya sebelum kamu mengobati aku dengan benar" Ujar Petra yang masih menggenggam tangan Ruby. Petra yang dari tadi memperhatikan wajah Ruby merasa ada yang aneh dengannya. "Ruby kamu lagi demam ya?" Petra menempelkan jidatnya ke jidat Ruby.

"Ah apa?!" Ruby yang wajahnya semakin memerah langsung menggunakan kekuatannya. "Elemen air:Water Ball" Bola air milik Ruby langsung tertembak ke tubuh Petra. Hal itu membuat Petra menjadi basah kuyup.

Setelah Ruby wajahnya merah padam. Ia langsung lari keluar dari UKS. "Uwaah" Ruby berteriak. Kira yang berdiri didepan pintu pun langsung terpental karena dorongan pintu. "Aduh sakitnya" Ujar Kira.

Kira langsung berdiri dan pergi menuju tempat Petra. "Ruby kenapa lari begitu Pet?" Tanya Kira.

"Aku juga tidak tahu. Setelah aku menggenggam tangannya tadi wajahnya jadi memerah lalu langsung lari begitu" Jawab Petra.

Hm pantaslah. Memang temanku ini masih terlalu polos. Pikir Kira.

"Oh iya minuman yang tadi aku pesan mana?" Tanya Petra.

"Hm itu, minumannya sudah terjual habis. Mungkin karena hari ini kita habis berolahraga kali ya" Kira menemukan alasan yang bagus.

"Sayang sekali... Achuu" Petra bersin.

"Eh, kamu flu ya?" Ujar Kira.

"Aku juga tidak tahu nih..." Petra tiba tiba langsung pingsan, dan wajahnya memerah.

Kira langsung memeriksa Petra dan ternyata tubuhnya sangat panas.

"Waduh ribet nih urusannya" Kira pun mencari cara untuk merawat Petra.

Kebetulan ibu UKS telah kembali. Dan Kira langsung meminta bantuannya untuk merawat Petra.

Ding Ding Ding. Bel masuk berbunyi.

Karena bel telah berbunyi, Kira pun kembali ke kelas dan menyerahkan Petra kepada ibu UKS.