Beberapa jam kemudian akhirnya pesawat yang Ara dan kawan-kawan tumpangi pun sampai di bandara Changi Singapura.
"Ra." Vio menepuk pelan pipi Ara, sedangkan Arlan sudah keluar terlebih dahulu. Ara mengerejapkan matanya pelan menyesuaikan dengan cahaya.
"Udah nyampe?" Tanya Ara sambil mengusap mengusap matanya pelan.
"Iya." Vio pun bangun dan Ara pun ikut bangun mengikuti Vio.
"Perasaan gw baru tidur." dumel Ara.
"Kan emang Jakarta Singapur ga sejauh itu."
"Iya sih. Btw Arlan mana?"
"Udah duluan."
"Parah ninggalin."
"Dia ngambil in koper lu."
"Sok tau."
Setelah keluar dari jalan penghubung pesawat dengan bandara. Terlihat Arlan sudah di sana dengan koper Ara disebelahnya.
"Cenayangnya bukan main."
"Kaliannya aja yang gampang ditebak." Gumam Vio pelan. Vio dan Ara pun menghampiri Arlan.
"Masih ngantuk Ra?" Tanya Arlan.
"Sedikit." Ara hendak mengambil kopernya tapi malah dijauhkan oleh Arlan.
"Biar gw aja yang bawa."