[Tengah Malamnya]
Rafi keluar dari kamarnya lalu berjalan ke teras rumah dan duduk disana, tidak lama datang Vio dengan membawa segelas jus mangga. Mereka sudah berjanji untuk bertemu malam ini.
"Lu keterlaluan." Vio ikut duduk disebelah Ara.
"Lu duluan ga bisa jagain Ara." Jawab Rafi tanpa menoleh ke Vio.
"Lu tau hari itu gw disuruh ke perusahaan."
"Tetep aja." Ucap Rafi singkat tidak perduli.
"Padahal gw udah nawarin diri buat bunuh Alex kenapa lu ga ngizinin aja."
"Makin ga diawasin makin gila, seminggu ini udah ngebunuh berapa?" Rafi menoleh ke Vio dengan wajah datar.
"Ga gw fokus ke Ara."
"Tapi lu malah gagalin rencana gw anjir." Lanjut Vio.
"Kan bisa nanti masih 5 bulan."
"Lagian udah ditolak." Lanjut Rafi dengan nada sangat santai.
"Tapi Ara ngomong seenggaknya ditembak serius blok. Lu ga mau liat Ara seneng?" Vio mulai kesal dengan tingkah orang ini.
"Senang kalo ujung-ujungnya ditinggal buat apa?"