Chereads / Aira : begins with a smile / Chapter 26 - Arlan suka

Chapter 26 - Arlan suka

Setelah mencuci piring Ara dan Rafi pun bergabung dengan Arlan dan Gista yang sedang melihat Ig dengan hp milik Arlan.

"Kok kamu ga ngikutin ciwi-ciwi cantik sih."

"Ga normal ya?" Ucap Gista.

"Sembarangan."

Rafi duduk dibangku terpisah dan Ara duduk di sebelah Gista lalu memejamkan matanya. Gista yang merasa tempat Ara agak sempit pun menggeser badanya dan mendorong Arlan.

"Santai dong dorongnya."

"Kamu nyempetin tau." Gista pun mendekat lagi ke Ara. Ara yang sedang memejamkan matanya mendekat ke Gista dan menyandarkan kepalanya ke Gista.

"Ngantuk Ra?" Tanya Gista masih dengan fokus ke hp Arlan dan hanya di balas deheman oleh Ara.

"Loh Ra putri itu temen kamu kan?" Gista terkaget melihat hp Arlan dan hanya dibalas deheman lagi oleh Ara. Gista pun langsung melotot kearah Arlan.

"Jadi kamu suka temennya Ara atau Ar-" sebelum Gista menyelesaikan perkataannya mulutnya sudah dibekap oleh Arlan.

"Mulutnya lemes banget." Arlan panik membekap mulut sepupunya.

"Maksud lu apa?" Rafi menatap tajam kearah Arlan.

"Lu mainin Ara?"

"Ga anjir gila ya sttt- ada Ara nya bahasnya bisa nanti ga?" Ucap Arlan pelan dengan keadaan panas dingin.

"Ara tidur kok." Ucap Gista santai.

"Iya kan Ra." Ucapnya memastikan ke Ara dan Ara tidak menjawab hanya suara nafas yang terdengar.

"Anjir- gw udah panik aja."

"Kalian sih couple ga ada otak." Gumam Arlan mengelus dadanya tenang.

"Jadi?" Ucap Rafi meminta kepastian.

"Ga gw sukanya emang sama Ara, temennya Ara aja yang ngedeketin gw tapi ga gw respon kok sumpah." Ucap Arlan sambil mengangkat jari telunjuk dan tengah melambangkan peace.

Rafi bangun dan mengangkat tubuh Ara untuk dipindahkan ke kamarnya. Gista terkekeh pelan melihat ekspresi Arlan.

"Ga ada akhlak sengaja kan lu." Arlan memiting tubuh Gista ketika Rafi sudah menaiki tangga.

"Aduhh sakit tau." Tapi bukannya nangis Gista malah tertawa.

"Rafi emang serem banget kan."

"Hawanya beda anjir."

"Iya kan haha."

"Eh tapi kok lu bisa suka sama dia?"

"Ya suka mana ada alasannya tapi dia kan ganteng banget siapa yang ga suka. Mana perhatian banget."

"Iya sih gw juga sebagai cowo ngaku kalo dia cakep."

"Jiji." Ucap Rafi tiba-tiba dan langsung duduk ditempat semula.

"kalo gw punya penyakit jantung udah mati kali." Gumam Arlan sambil mengelus dadanya.

"Alay."

"Sialan."

"Jadi beneran lu ga ada hubungan sama temennya Ara?"

"Ga lah lu kira gw cowo apaan."

"Oke. Awas aja lu mainin Ara abis sama gw."

"Iya."

"Pftt udah-udah yuk nonton film aja." Ucap Gista menengahi.

Merekapun akhirnya menonton film sampai Gista dan Arlan tidur dengan kepala saling bersandar sedangkan Rafi masih fokus menonton film dengan tatapan datar. Tapi tidak beberapa lama Rafi pun ikut mengantuk dan Akhirnya semuanya tertidur dengan posisi duduk.

Menjelang sore Ara bangun dari tidurnya dan menyeritkan dahinya binggung karna seingat dia dia berada diruang keluarga. Tapi tanpa lama berfikir dia langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi karna tubuhnya merasa lengket.

Setelah selesai mandi Ara turun dengan baju lengkap tapi handuk dikepalanya masih menempel karna rambutnya masih basah.

"Yaampun kalo ngantuk bukannya pindah ke kamar." Gumamnya saat melihat sahabat-sahabatnya tertidur dengan posisi duduk.

Saat akan membangunkan Gista Rafi terbangun terlebih dahulu karna merasa ada suara langkah kaki.

"Ga pegel Fi?" Tanya Ara.

Rafi hanya menggelengkan kepala sebagai jawabannya. Arlan yang mendengar suara yang dikenalnya pun membuka mata perlahan menyesuaikan cahaya.

"Pegel lan?"

"Ehh- ga kok Ra." Ucap Arlan sambil tersenyum dan Ara mengangguk paham.

"Gis bangun yuk, kalo masih ngantuk pindah ke kamar."

"Fi pindahin Gista ke kamar gw."

Rafi pun bangun dan menggendong Gista ke kamar Ara. Gista yang masih terlelap mengencangkan pelukannya ke Rafi.

"Mau mandi lan?"

"Gw ga bawa baju."

"Ada baju Rafi kok disini, bersih kok tenang aja."

"Ga papa?"

"Ga papa kan Fi?" Tanya Ara langsung karena bertepatan dengan Rafi yang datang.

"Pake Aja." Rafi yang baru datang langsung duduk dan memainkan hpnya.

"Yaudah yuk gw antar ke kamar tamu."

Ara pun mengantar kan Arlan ke kamar tamu dan memberi tahu dimana letak baju yang bisa dipakainya. Setelah itu Ara kembali ke ruang keluarga dan duduk di seberang Rafi.

"Lu mau sampe kapan make anduk di kepala?" Tanya Rafi tanpa mengalihkan pandangannya dari hp.

"Hah?"

"Lahh kanapa baru bilang." Ara pun langsung membuka membuka bungkusan handuk dikepalanya.

"Kek tante-tante."

"Ga ada akhlak." Ara pun menggosok-gosok rambutnya.

"Lu abis Arlan mandi langsung mandi. Gw males masak lagi jadi makan malem nya diluar aja. Okay" Ara meninggalkan ruang keluarga tanpa mendengar jawaban Rafi.

Ara memasuki kamarnya dan terlihat Gista yang masih terlelap dalam mimpinya. Ara pun mendekat dan mengguncang pelan badan Gista.

"Gis ayo bangun mau ikut jalan-jalan gaa."

"Hmm-? Jam berapa?" Gista berbicara sambil menutup matanya.

"Jam 4, ayo mandi kita mau makan di luar." Ara menarik badan Gista agar bangun dari tidurnya. Gista pun membuka mata, sambil menguap sesekali.

Gista pun memasuki kamar mandi dan Ara pun bersiap-siap untuk pergi keluar. Setelah selesai bersiap-siap Ara menuju ke balkon dan menikmati udara sore yang lumayan menyegarkan. Sambil menunggu Gista selesai mandi dan bersiap-siap. Setelah beberapa belas menit mandi Gista pun ke luar kamar. Ara yang melihat langsung menghampirinya dan membantu menyisirkan rambutnya sedangkan Gista mulai berdandan.

"Mau diapain rambutnya?" Tanya Ara.

"Dikepang kayanya lucu."

"Okay." Ara pun mengkepang rambut Gista dengan senang hati.

Setelah selesai Ara pun tersenyum puas melihat hasil kepangannya ya walaupun tidak sebagus kepangan orang salon.

"Sini aku dandanin." Ucap Gista.

"Gausah."

"Sini cepet." Ucap Gista memaksa. Ara pun pasrah didandani oleh Gista.

Setelah selesai mereka pun turun dan menemui Rafi dan Arlan yang sedang di ruang keluarga dan sibuk dengan hp nya masing-masing.

"yuk." Ucap Ara membuat kedua orang tersebut menoleh. Rafi dan Arlan pun langsung bangun dari duduknya.

"Pake 1 mobil aja biar ga ribet." Ucap Ara sambil melangkah terlebih dahulu bersama Gista.

"Mo pake punya siapa?" Tanya Arlan.

"Gw." Rafi pun berjalan menyusul Ara dan Gista. Arlan pun mengikutinya dari belakang. Mereka pun pergi dengan Rafi yang menyetir mobilnya.

Setelah sampai mall mereka pun berjalan-jalan mengelilingi mall terlebih dahulu karna belum masuk jam makan malam. Setelah puas keliling dan membeli barang yang diinginkan mereka pun makan di salah satu restoran Korea. Karna Gista yang mau dan semuanya menyetujuinya.