Hanya melihat mu dari jauh saja sudah semenyenangkan ini apalagi berbicara dengan mu secara langsung, sayangnya itu hanya mimipi.
-sapphire
***
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit lalu. Ara berjalan menyusuri koridor dekat lapangan bersama dengan teman-temannya.
"Ehh- kalian duluan aja yaa gw mau ke toilet dulu." Ucap Ara sambil memutar tubuhnya, dia ada di barisan depan saat berjalan.
"Mau ditemein ga?." Ucap salah satu temannya.
"Gausah deh sendiri aja."Ara tersenyum kecil lalu bergegas pergi.
Ara pun berjalan menuju toilet yang berada di seberang lapangan. Tetapi saat melihat tempat diletakkannya daftar siswa, muncul sesuatu diotaknya.
"Izza." Gumamnya pelan sambil melihat daftar nama siswa.
"Ohh 11 ipa 3, gila ya udah 1 tahun baru tau nama panjang plus kelasnya ." Anguknya sambil terkekeh pelan. Setelah melihat daftar nama dia pun langsung bergegas pergi ke toilet dan ternyata dari arah berlawanan terlihat dua orang berjalan sambil asik mengobrol.
Ara terdiam sambil tersenyum miris memperhatikan dua orang tersebut. Merasa ada yang memperhatikan salah satu dari orang itu mendongak ke arah Ara, Ara terdiam sebentar lalu tersenyum tipis ke arah orang tersebut tapi hanya dilihat sekilas olehnya. Senyum Ara masih tercetak sempurna berbanding terbalik dengan tatapan matanya.
Dia izza lebih tepatnya Rayhan Izza Dirgantara cowo irit senyum ke orang yang tidak dikenalnya tapi saat dengan orang-orang terdekatnya selalu tersenyum ramah.
Ya kalian benar dia Izza orang yang dengan senyumannya saja bisa membuat Ara merasa jatuh hati, orang yang akhir-akhir ini terngiang-ngiang dikepala Ara.
Di sebelah Izza ada seorang perempuan ntah siapa itu. Setelah terjadi tatapan tidak sengaja kedua orang itu berlalu. Ara pun melanjutkan jalannya ke toilet.
"Huft... Itu siapa ya, pacarnya kah? Masa belum apa-apa udah patah hati, lagian kenapa pas udah 1 tahun lupa malah keinget-inget lagi sih." Ucap Ara lirih sambil membasuh mukanya.
***
Ara pov
Gw berdiri di terminal menunggu bis buat pulang. Sambil mendengarkan musik lewat earphone dan asik memperhatikan keadaan sekitar yang lumayan ramai.
Suara benda yang saling bersinggungan dan menghasilkan bunyi yang khas diiringi langkah kaki mendekat membuat gw menoleh ke arah itu.
Tatapan mata gw bertemu dengan iris hitam legam milik seorang laki-laki yang sedang berlalu.
"Kenapa?."merasa diperhatikan laki-laki tersebut berhenti lalu menaikan sebelah alisnya.
gw pun tersadar mendengar suara itu.
"Ahh- ga papa." gw mengalihkan pandangan sambil meringis.
"Ohh." Ucapnya singkat sambil lanjut berjalan dan berhenti tidak jauh dari situ.
'Kenapa harus barengan coba... Huft...'
gw melirik ke arah sebelahnya, laki-laki tersebut sedang asik dengan ponselnya, kayanya lagi main game online.
"1 tahun loh cuma bisa ngeliat dari jauh kenapa akhir-akhir ini ketemu terus sih. Satu sisi bersyukur tapi satu sisi lagi kaya ga mau jugaa."
Ara mengerucutkan bibir. "Jadi orang jelek itu ga enak ya apa-apa itu butuh perhitungan bgt." Ucapnya sambil tersenyum masam.
"Kamishsma... Bolehkah hilangkan Izza dari ingatanku... Onegaii." gw memejamkan mata sambil pose berdoa. Setelah melakukan ritual tidak jelas itu gw cuma bisa terkekeh sendiri ahh- kayanya gw terpengaruh sama anime yang baru ditonton.
"Yaa mau gimana lagi rasain sedih dan senangnya siapa tau rasa ini ga bakal terulang lagi kan." Ucap gw pada diri sendiri.
Ara pun bergegas naik bis yang datang disaat yang tepat. Setelah naik gw memilih bangku bagian kiri di dekat jendela, sambil tersenyum kecil gw melihat Izza yang masih asik memainkan game online.
Yaa... Lagi-lagi Izza, gimana bisa move on kalo orang yang disukainya satu sekolah bahkan satu arah jalan pulang. Huft perasaan suka itu menyebalkan bukan.
***
[kamisama=Tuhan]
[onegai=mohon/memohon]
***
Sekarang sedang dilaksanakan pengajian bulanan yang rutin diadakan oleh sekolah di setiap Jumat di akhir maupun awal bulan tergantung di jadwalnya. Tepat pukul sembilan, tersisa beberapa menit lagi acara pengajian bulanan akan selesai, ara sedang menopang dagunya sambil mendengarkan guru yang sedang berceramah.
"emangnya semalem tidur jam berapa?." Nazla menepuk pelan bahu Ara.
Ara tersentak lalu menoleh ke arah Nazla. "Hum?."
"Lu tidur jam berapa?." Ulang Nazla.
"Ohh jam 2an, kenapa?." Ara menaikan sebelah alisnya lalu menguap.
"Gapapa lu ngantuk banget kayanya makanya nanya." Nazla menggeleng lalu bersiap berdiri karena pengajian sudah selesai.
"Emang iya parah ngatuk banget." Ara menegakkan badannya sambil mengedarkan pandangan ke segala arah.
"Woy ayo." Tiba-tiba Nazla menyenggol bahu Ara.
"Ehh- iyaaa." Ara buru-buru berdiri menyusul nazla.
Setelah pengajian bulanan istirahat pun berlangsung. Ara dan teman-temannya pun bergegas ke kantin untuk membeli makanan.
Saat di meja semuanya asik sendiri, Tasya yang memperhatikan doi, putri yang makan sambil selfie, Nazla yang makan sambil main hp sibuk dengan dunia orange aka wattpad dan Ara yang makan dalam diam.
Beberapa saat setelah selesai makan mereka pun bergegas pergi ke kelas karna bel yang sudah berbunyi.
Mereka berjalan sambil bercanda satu sama lain. Saat sedang bercanda, dari arah berlawanan ada seseorang yang sedang asik mengobrol dengan perempuan. Perhatian mereka berempat pun teralihkan.
Ara terdiam sebentar sambil terus memperhatikan laki-laki tersebut. Ketiga temannya pun tidak jauh berbeda cuma mereka terlihat biasa aja berbeda dengan tatapan Ara.
Laki-laki itu lewat tanpa melihat sekitar. Ketiga teman Ara pun tersadar berbeda dengan Ara yang berjalan tetapi masih memperhatikan lelaki tersebut.
"Raa." Nazla sambil menepuk pundak Ara.
"Yaa?." Ara tersadar dan berbalik menghadap Nazla.
"Ayo malah bengong." Nazla langsung berbalik berjalan duluan.
"Ohh iya." Ara hanya bisa meringis sendiri menyadari kelakuannya.
"untung ga ada yang nyadar yaampun." gumam Ara pelan.
Merekapun melanjutkan perjalanan dan setelah sampai dikelas mereka mengikuti pelajaran seperti biasa.
[Skip pulang sekolah]
Ara berjalan menyusuri koridor yang lumayan sepi karna bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak setengah jam lalu. Dengan wajah ceria seperti biasanya Ara bersenandung kecil sambil berjalan pelan mengikuti nada lagu yang di nyanyikannya.
Seperti biasa dia berjalan ke terminal tetapi saat hampir sampai di terminal tiba-tiba hujan turun dengan deras, Ara pun berlari ke terminal untuk berteduh.
"Yaampun untung udah deket terminal, trus kenapa ga besok aja sih ujannya, besok kan sabtu biar sekalian bisa main ujan." Oceh Ara pelan sambil mengibas-ibaskan roknya yang sedikit basah.
Setelah itu Ara memperhatikan hujan yang turun, ntah kenapa setiap hujan turun Ara selalu merasa ketenangan dari dalam diri nya. Ara suka sekali hujan ntah itu dinginnya, suasananya ataupun aroma yang keluar saat hujan turun.
Ara yang terlalu fokus ke hujan tidak menyadari sekelilingnya. Tiba-tiba terdengar suara orang tertawa pelan, Ara yang tersadar dari lamunannya pun menoleh ke samping kanannya.
Ara terdiam melihat orang disebelahnya secara bersamaan orang disebelahnya pun menoleh ke arah Ara dan menaikan sebelah alisnya.