Chereads / Aira : begins with a smile / Chapter 8 - Dekat?

Chapter 8 - Dekat?

unknown number.

halo ra ini gw Arlan

Arlan send picture.

itu foto yang di bianglala ga nyangka ternyata bagus, boleh gw upload ke ig?

melihat pesan dari Arlan, Ara langsung mengubah nama kontaknya menjadi Arlan.

me.

halo lan, lu udah sampe rumah?

ohh iya bagus, boleh kok

tanpa menunggu lama pesan langsung dibalas.

Arlan.

udah nih sampe dengan selamat

nama ig lu apa biar gw follow + tag

me.

araanyx_

ohh yaudah, sekali lagi makasih buat hari ini

-> Arlan

iya ra santai aja, lu pasti cape kangood night

Ara terdiam sebentar melihat notif itu tapi karena matanya sudah mengantuk banget Ara langsung menaruh hp dinakas dan memejamkan mata lalu terlelap.

[ArlanD_ followed you] [ArlanD_ mention you]

[AnindyaP new messages]

Putri.

lu kenal Arlan?

***

mentari pagi membuat Ara yang masih tertidur sedikit terusik. suara ketukan pintu membuat Ara mau tidak mau harus bangun dari tidurnya.

"Ra ayo sarapan."

"iya mah." Ara menyahut sambil berjalan menuju kamar mandi dengan setengah sadar. setelah selesai mandi Ara duduk di kasurnya mengecek hp tapi ternyata baterai nya habis Ara pun mengecas hp nya lalu bergegas turun untuk sarapan.

"pagi ma pah Dara." ucap Ara saat mau duduk di meja makan. tidak beberapa lama papa Ara selesai makan.

"semalem yang nganter kamu siapa Ra?." tanyanya.

"itu sepupu nya Gista pah."

"emang Rafi kemana? kan kata kamu, kamu mau pergi sama Rafi."

"ya kita pergi berempat kok tapi Gista ada urusan makanya pulang duluan."

Mama Indri menatap Ara dengan pandangan yang sulit dijelaskan lalu memandang Ayah Ara, Ayah Ara menggelengkan kepala. Ara yang merasa ada yang aneh mendongak melihat kedua orang tuanya.

"ohh gitu." Ayah Ara bangun lalu meninggalkan ruang makan. Ara merasa ada yang di sembunyikan oleh kedua orang tuanya.

tapi beberapa saat Ara kembali acuh lagi, mungkin hanya perasaannya saja yang salah. setelah selesai makan Ara kembali ke kamarnya lalu menghempaskan badannya ke kasur dan mengecek hpnya. dia sedikit menyerit melihat notif dari teman sekolahnya.

me

to putri.

baru kenal kenapa?

tapi Ara kembali acuh dan mengalihkan perhatian ke room chat sahabatnya.

me

to gatausiapa.

fi lagi dimana?

me

to gista.

Gista kamu lagi sama Rafi?

"dua-duanya kenapa ga online sih." Ara menghela nafas gusar lalu bangkit dari tidurnya dan berjalan ke balkon kamarnya. Ara memandang langit pagi yang cerah. tiba-tiba hp ditangannya bergetar.

Arlan.

Ra mau temenin gw jalan-jalan? kalo lu ga sibuk sih

me.

mau kemana emangnya?

Arlan.

yang pasti ke mall sih gw mau beli sesuatu soalnya

Ara berfikir sebentar "ga ngapa-ngapain juga di rumah ga papa kali ya, dia juga kemarin udah baik sama gw"

me.

mau jam berapa?

Arlan.

jam 9?

me.

okay

Ara melihat jam yang ada di mejanya, jam menunjukkan pukul 8:30. Ara pun pergi bersiap-siap.

suara motor terdengar memasuki pekarangan rumah Ara. Ara yang sudah selesai bersiap-siap pun mengambil hp dan tas lalu bergegas turun.

"tumben bgt pagi-pagi udah sepi padahal ini Minggu." Ara menuruni tangga sambil terheran. lalu membuka hpnya.

me

to ayah.

kalian liburan lagi?

telepon Ara berbunyi tanda panggilan masuk, tertera nama Arlan dilayar hp Ara tanpa mengangkatnya Ara bergegas keluar rumah. Arlan melihat Ara keluar dari rumah dan mengurungkan niat menelepon untuk kedua kalinya lalu tersenyum dan melambaikan tangan. Ara menghampiri Arlan yang sedang duduk di motor nya.

"baru gw mau telepon lagi, kirain lu ketiduran." Ucap Arlan sambil tersenyum.

"ga lah masa udah buat janji malah tidur."

"kali aja." Arlan terkekeh dan memberikan helm satunya untuk Ara. setelah Ara memakai helm nya Arlan pun menyalakan motornya. Ara terdiam sebentar.

"lu padahal tau mau ngajak orang pendek kenapa pake motor yang tinggi si lan."

"ehh maaf gw cuma punya motor ini atau gw harus ganti mobil aja?."

"gausah sih."

Arlan mengulurkan tangannya ke Ara. Ara menatap tangan Arlan binggung.

"apa? mau minta uang? masa punya motor mahal tapi uang ga ada."

"bukan ra maksudnya lu pegang tangan gw biar gampang naiknya." Arlan terkekeh mendengar perkataan Ara.

"ohh." Ara pun bergegas naik dengan bantuan tangan Arlan. Muka Ara yang sedikit merah terlihat oleh Arlan melalui spion membuat Arlan tidak bisa menahan senyumnya. motor Arlan pun meninggalkan pekarangan rumah Ara, lalu pergi ke salah satu mall.

"jadi mau kemana dulu?." ucap Ara saat di lobby mall, mereka pun berjalan masuk ke mall.

"yuk temenin gw beli Hoodie." ucap Arlan dan dibalas anggukan oleh Ara. merekapun mampir ke salah satu toko. Arlan memilih hoodie sedangkan Ara dibelakang mengikutinya.

"lu suka bgt pake hoodie?." Tanya Ara.

"lumayan sih enak aja kalo dipake, simple." Ara hanya mengangguk setelah memilih hoodie mereka beralih ke arah kaos. setelah memilih dan bertanya pendapat ara akhirnya barang yang diputuskan tinggal dibayar. setelah membayar belanjaan Arlan merekapun meninggalkan toko tersebut.

"kalo cowo sukanya kado apa lan?." tanya Ara.

"hah? lu mau ngasih kado ke cowo? siapa Rafi?."

"bukan, kalo Rafi mah tau gw kado in apa."

"trus siapa? doi?." Arlan menyeritkan dahinya.

"bukan temen."

"hooh, apa ya kesukaan orang-orang beda-beda sih."

"kalo lu di kadoin sepatu suka ga?."

"gw sih apa aja bebas."

"dress?." Ara berhenti sambil menghadap Arlan.

"ya ga dress juga ra gw kan lakik."

Ara terkekeh pelan mendengarnya, "yaudah anterin gw beli sepatu yuk." merekapun pergi ke toko sepatu.

"tolong pilihin ya lan gw ga ngerti pilih yang menurut lu bagus aja, kalo ukuran sama kaya kaki lu. gw ketempat cewe dulu mau beli juga okayy." Ara tersenyum sambil mengacungkan jempolnya lalu pergi ke tempat sepatu cewe berada.

Arlan yang belum sempat menolak hanya bisa pasrah, "ini beneran buat temen apa doinya ya, kalo gw pilihin yang jelek kasian Ara tapi kalo bagus gw kok rada ga rela."

"yaudah lah pilihin sesuai selera gw aja kan ara yang minta, semoga nih orang suka." Arlan pun memilih dan mencoba sepatu yang menurut nya bagus.

tidak beberapa lama Ara datang dengan kantong belanja tanda sepatu miliknya sudah dibayar.

"kok lu bayar duluan?." tanya Arlan.

"tadi baru nyampe sana langsung nemu, dari pada lama mending langsung bayar."

"wow kok lu beda dari cewe lain."

"banyak yang bilang gitu sih, udah sepatunya?."

"udah tuh lagi dimasukin kotak, oh iya lu mau liat dulu?."

pesan masuk membuat Ara mengalihkan perhatian nya ke hp.

Ayah.

iya ra, maaf ga ajak kamu Dara minta buru-buru.

me.

iya pa gapapa aku juga udah gede masa jalan-jalan harus ikut, hati-hati yah semoga menyenangkan.

Ara tersenyum tapi tatapannya terlihat sedih

"gausah, yuk langsung bayar trus beli es krim." setelah mengambil sepatu nya mereka membayar nya dan langsung pergi ke tempat ice cream. setelah memakan es krim mereka pun pergi ke toko buku, Timezone dan makan. setelah langit berganti malam mereka pun meninggalkan mall.