Chereads / Aira : begins with a smile / Chapter 9 - Senin Pagi

Chapter 9 - Senin Pagi

Arlan memberhentikan motornya di depan gerbang rumah Ara, Ara turun dari motor dengan lompatan kecil.

"thanks Ra udah mau nemenin gw."

"santai aja lan, hati-hati ya jalannya." ucap Ara sambil tersenyum. Arlan tersenyum mengangguk lalu memakai helmnya dan pergi meninggalkan rumah Ara.

Ara memasuki rumahnya, suasana sepi. Ara melirik jam di tangannya menunjukkan pukul 8:30 wib.

"asik bgt kah liburannya" gumamnya pelan lalu berjalan menuju kamarnya. setelah sampai kamar Ara langsung membersihkan diri.

Ara menghempaskan badannya setelah selesai membersihkan diri. Ara mengecek hpnya, kedua sahabatnya belum membalas pesan dari Ara.

"asik bgt sih couple ini, liat aja Rafi pas besok ngambil kue gw jutekin."

Ara pun menaruh hp nya dinakas dan bergegas tidur karna besok harus bangun pagi untuk membuat kue.

[Disisi lain]

Papa Ara sedang mengobrol dengan Rafi, mama Indri sedang mengobrol dengan ibu Rafi.

"kamu udah ga papa fi?." tanya papa Ara.

"ga papa om besok juga udah bisa pulang, jangan kasih tau Ara ya om."

"saya ga bisa boong lama-lama kamu harus ngomong secepatnya ya, Ara paling ga suka loh dibohongin."

Rafi hanya mengangguk sambil tersenyum menanggapi perkataan papa Ara.

"yaudah ya om pamit pulang dulu, Ara di rumah sendiri."

"iya om hati-hati."

Keluarga Ara pun meninggalkan ruangan tempat Rafi di rawat.

***

Alarm membangunkan Ara dari tidur nyenyaknya, dia berguling ke kanan dan ke kiri lalu mematikan alarmnya. sambil menguap dia bangun dan berjalan menuju dapur.

jam menunjukan pukul 3.30 pagi, Ara mencuci mukanya di wastafel lalu bergegas membuat kue.

"buat anak-anak basecamp kan bolu pandan, buat anak kelas apa ya bolu coklat aja kali ya." Ara mengangguk-angguk lalu membuat kedua adonan kue dengan keadaan setengah mengantuk.

setelah selesai membuat adonan kue Ara pun memasukan adonan tersebut ke 2 loyang untuk rasa coklat dan 2 loyang untuk rasa pandan. setelah itu Ara memasukan kedua adonan coklat terlebih dahulu ke oven.

sambil menunggu adonan matang Ara menonton anime dan memarut keju juga menumbuhkan oreo untuk toping di atas bolu, untuk whipping cream Ara pake yang sudah jadi karna pengalaman pernah gagal buat

whipping cream sendiri.

setelah menunggu setengah jam lebih bolu pun matang, Ara berganti memasukan loyang bolu pandan. setelah 15 menit Ara memulai mentoping kue coklat dengan sedikit whipping cream lalu untuk topingnya satu dengan keju dan satunya dengan oreo lalu memotongnya sama rata supaya nantinya tidak ribet dan memasukannya ke satu kotak kue lalu dimasukkan ke kulkas.

setelah selesai Ara memejamkan mata sambil membuat bantalan dari tangan lalu tiba-tiba sudah terlelap. tidak lama Ara tidur mama Indri datang ke dapur dan terheran melihat Ara tertidur ia hendak membangunkan tapi terhenti karna melihat bahan-bahan untuk membuat kue. dia pun mengecek oven lalu duduk disebelah Ara sambil menatap dengan pandangan yang membingungkan.

setelah bolu di oven matang mama Indri pun mengambilnya dan meniriskannya. saat sedang ingin mentoping Ara terbangun kaget.

"bolu gw." Ara bangun dengan kaget dan langsung berlari ke oven tanpa menyadari mama Indri yang tidak jauh darinya.

"ehh-." Ara kaget kuenya tidak ada di oven.

"ini Ra bolunya pas mama dateng udah mateng jadi mama ambil takut gosong."

"yaampun maaf mah ngerepotin harusnya mama bangunin Ara aja." ucap Ara tidak enak dan langsung menghampiri mama Indri.

"ga ngerepotin kok Ra."

"yaudah sini biar Ara yang ngelanjutin makasih ya ma." Ara mengambil alih kue dan mentopingnya.

"yaudah mama balik ke kamar ya."

"iya mah." Ara tersenyum sambil mengangguk. Ara pun melanjutkan menopingnya kali ini diatasnya pake keju dan meses. setelah selesai dia pun memotongnya juga dan menaruhnya dalam satu kotak lalu memasukkan nya ke kulkas.

jam menunjukkan pukul 5 lewat Ara langsung membersihkan alat-alat dan bahan-bahan yang berserakan. setelah itu dia naik dan bergegas untuk mandi.

gatausiapa.

nanti gw jemput

Selesai mandi Ara memakai seragamnya dan setelah selesai dia pergi ke balkon untuk menghirup udara pagi. setelah menjalani ritual paginya Ara memakai lip balm dan parfum lalu mengambil hp dan tasnya dan bergegas turun.

"cii-." Ara berdesis melihat di meja makan ada seseorang yang dari kemarin tidak membalas pesannya. Ara duduk tanpa menyapa dan memulai sarapannya.

"loh Rif kok pagi-pagi udah disini?." Tanya ayah Ara yang baru memasuki ruang makan sambil menggendong Dara.

" iya om mau ngambil kue buat anak-anak basecamp." ayah Ara hanya menganggukkan kepalanya.

"halo kak api, kak Ara" ucap Dara yang masih setengah sadar.

"pagi Dara." ucap Ara dan Rafi berbarengan. Ara mendengus kesal mendengar nya Rafi hanya mengendikkan bahu acuh. mereka semua pun makan dengan hikmat tanpa berbicara.

Selesai makan Ara pun mencuci piringnya dan piring Rafi, setelah selesai langsung mengambil kue nya untuk bergegas ke sekolah karna hari ini hari senin.

"cepet masuk." ucap Rafi yang sedang membukakan pintu mobil. Ara terdiam sebentar menghadap Rafi.

"kok lu kaya pucetan gitu?." Ara menyeritkan dahi dan memegang wajah Rafi.

"gw cuma kedinginan, cepet." Rafi sedikit mendorong Ara untuk memasuki mobil dan memutar memasuki tempat duduknya.

"lu beneran ga papa?." ucap Ara setelah menaruh kue di kursi belakang, tanpak sedikit khawatir.

"ga papa." balas Rafi singkat dan langsung menjalankan mobilnya.

"kemarin kemana ga bales chat?."

"kepo."

"cii- pelit." Ara mendesis kesal lalu mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Rafi hanya tersenyum kecil melihat tingkah Ara.

mereka pun sama-sama terdiam dan tidak beberapa lama sampai disekolah Ara.

setelah mobil yang dikendarai Rafi berhenti di depan gerbang sekolah, Ara mengambil satu kuenya lalu membuka pintu untuk turun.

"makasih kuenya, gw kemarin jalan sama Gista." Rafi memegang bahu Ara sebelum Ara keluar dari mobil.

"cii- iya gw tau couple romance emang beda dah ah lepas, lu nanti telat ke sekolah." Ara sambil memutar bola matanya. Rafi pun tersenyum lalu melepas pegangannya.

Setelah keluar Ara pun melambaikan tangannya, Rafi membalasnya dengan senyum tipis yang berubah menjadi senyum miris lalu menjalankan mobilnya meninggalkan sekolah Ara.

Ara menatap kepergian mobil Rafi dengan wajah yang tidak bisa dijelaskan. Ara merasa ada yang disembunyikan oleh sahabatnya itu. Tiba-tiba bunyi klakson motor mengagetkan Ara.

"napain Ra di depan gerbang?." Tanya seseorang sambil membuka helm nya.

"ngagetin lu lan."

"sorry, lagian lu aneh banget bengong di depan gerbang."

"ga papa sih gw masuk duluan ya." Ara tersenyum lalu bergegas masuk. Arlan menjalankan motornya dan buru-buru memarkirkannya dan menyusul Ara yang berjalan di koridor.

"Ra IPA 1 dimana?." tanya Arlan sambil mensejajarkan langkahnya dengan Ara.

"cepet banget udah di sini aja." Ara terheran melihat Arlan disebelahnya. Arlan tertawa pelan.

"IPA1 di mana Ara?."

"ikutin aja, kelasnya ga jauh dari kelas gw kok." Arlan mengangguk paham.

"itu yang lu bawa apa Ra?."

"bolu buat anak kelasan, mau coba?." Ara terhenti sebentar sambil menatap Arlann.

"gausah kan buat anak kelasan lu."

"ya ga papa sih-." Ara terdiam melihat seseorang yang lewat di belakang badan Arlan.