Chereads / Aira : begins with a smile / Chapter 10 - tatapan yang tidak disengaja

Chapter 10 - tatapan yang tidak disengaja

"ya ga papa sih-." Ara terdiam melihat seseorang yang lewat di belakang badan Arlan. yang membuat Ara terdiam, seseorang itu sempat menoleh ke arah Ara dan bertatapan dengan Ara.

"Ra?." Arlan heran melihat tatapan Ara yang mengarah bukan ke dirinya.

"ehh- ya?" Ara tersadar dan langsung mengalihkan pandangannya ke Arlan.

"ohh ga papa kalo mau coba, gw bikin banyak kok bolunya." ucap Ara melanjutkan obrolan mereka dan melanjutkan perjalanan ke kelas.

"gausah deh tetep ga enak."

"yaudah nanti main aja ke kelas gw kalo mau, kelas lu di seberang sana." ucap Ara sambil terenyum lalu menunjuk kelas Arlan dan memasuki kelasnya.

Arlan mengangguk tersenyum, memperhatikan Ara yang sedang berjalan menuju tempat duduknya. setelah melihat Ara duduk Arlan bergegas ke kelasnya.

"anjir siapa tuh?" Nazla heboh saat Ara sudah duduk di sebelahnya.

"siapa?" Ara menyeritkan dahinya.

"itu cogan yang sama lu didepan pintu."

"cogan? ohh Arlan itu sepupunya Gista."

"lagi pdkt sama lu?"

"hah?apa sih ga jelas." Ara menggelengkan kepala tidak mengerti maksud Nazla dan fokus menyiapkan peralatan upacara dan buku yang akan dipelajari.

"kan kali aja, kalo buat gw gimana?"

"yaudah deketin ngapain ngomong ke gw."

"yaampun nih anak entah polos atau ga peka, padahal jelas-jelas tatapan cowonya kaya suka." gumam Nazla gemas.

"hah?" Ara yang sedang menyiapkan buku pelajaran menoleh heran ke Nazla.

"ga papa, btw apa itu dikotak kayanya enak."

"bolu."

"wih, mau coba sekarang dong."

Ara membuka kotak bolunya dan menyodorkan ke Nazla. Anak-anak di kelasnya yang melihat langsung berkumpul.

"apa tuh bagi dong."

"woy bagi dong."

baru anak-anak yang berkumpul mau mengambil bolu nya bel tanda upacara berbunyi, Ara dengan sigap menutup kotak bolunya. Anak-anak kelasan mendesis kesal campur sedih. Nazla menunjukkan senyum jahat sambil menjilat sedikit jarinya memamerkan keenakan bolunya.

"nanti aja istirahat, banyak kok tenang."

mereka semua pun bubar dan bersiap untuk kelapangan melakukan upacara bendera. setelah upacara bendera selesai semua murid pun masuk ke kelas masing-masing dan melanjutkan pelajaran sesuai jadwal.

bel istirahat pun berbunyi, anak-anak langsung menghampiri meja Ara, Ara pun langsung membuka kotak bolunya dan menyisihkan beberapa potong untuk Arlan.

"buat siapa?." ucap nazla.

"Arlan." balas Ara singkat, Nazla tersenyum jahil.

"enak ra bolunya thanks." ucap anak-anak kelasan.

"enak baget, lu ga ada niatan buat toko kue?." ucap Putri di depannya.

"dia mah emang mau bikin, salah satu cita-citanya itu." ucap Tasya menyambung.

"ohh gw baru tau, iya sih kan gw baru pindah ya." tiba-tiba entah kenapa suasananya jadi canggung.

"yuk kantin." ucap Nazla sambil tiba-tiba berdiri, yang lain nya pun ikut berdiri dan langsung berjalan ke luar kelas.

"gw mau ke toilet dulu deh." ucap Putri.

"yaudah gw temenin." ucap Tasya. mereka pun pergi ke arah toilet.

"mau kasih ke Arlan sekarang?" tanya Nazla.

"iya ini mau ke kelasnya."

mereka pun berpisah Ara dengan Nazla dan Putri dengan Tasya. di depan kelas Arlan, Ara berpapasan dengan Arlan dan teman sekelasnya.

"mau ke kantin Ra?" tanya Arlan.

"iyaa, ohh iya nih cobain." balas Ara sambil menyodorkan tempat makan yang isinya bolu.

"ehh thanks loh, padahal tadi gw bilang ga usah." Arlan tersenyum senang mendapat bolu. Nazla menyengol bahu Ara sambil tersenyum jahil. Ara mendelik ke Nazla sebentar lalu kembali menatap Arlan.

"banyak kok sant-ai aja." ucap Ara mengecilkan suaranya karna terpotong ucapan Putri.

"halo lannn." ucap Putri tiba-tiba memotong pembicaraan Ara. semuanya menatap putri heran.

"siapa ya?."

"ih masa lu ga kenal gw, kita satu sekolah di Bandung loh." ucap Putri sambil berjalan mendekat dan berada di samping Ara dan tidak sengaja menggeser Ara dan semuanya menyeritkan dahi binggung, sedangkan Tasya diam dibelakang mereka.

"yaudah lan gw duluan ya, laper" Ara tersenyum lalu menarik tangan Nazla menuju kantin.

"iya raa." Arlan menatap Ara yang berjalan menjauh.

"lann, gw putri masa lu ga kenal" ucap Putri terdengar seperti rengekan.

"sorry tapi gw ga kenal sama lu." Arlan pun mengobrol dengan temannya lalu berjalan menuju kantin dan meninggalkan Putri dan Tasya.

"ihh anjir masa dia ga kenal gw sih." Putri menatap kesal kepergian Arlan.

"jadi lu kenal Arlan?" ucap Tasya.

"iya, dan gw juga salah satu most wanted di Bandung kok Arlan ga kenal gw sih." ucapnya makin kesal.

"yaudah yuk ke kantin keburu istirahat nya kelar."ucap Tasya yang tidak mengerti suasananya. Putri menoleh tidak percaya dan Tasya hanya tersenyum polos. Putri pun mengalah dan berjalan dengan wajah kesal menuju kantin.

disisi lain Ara sedang duduk dengan Nazla di pojokkan kantin, setelah beberapa lama duduk ada beberapa orang datang dan mengisi bangku-bangku di dekatnya.

seorang cowo tiduran di paha cewe dan mendapat ledekan dari teman-temannya yang satu meja.

"apaan sih najis bgt mesra-mesraan di sekolah." ucap Nazla. Ara hanya memandang miris pasangan tersebut. Hati Ara agak sedikit sakit padahal Ara bukan siapa-siapanya, ohh iya pasangan itu adalah Izza dan pacarnya.

"btw Ra, putri kok kenal Arlan?" tanya Nazla. Ara yang terdiam menatap makanan nya tidak mendengar perkataan Nazla.

"raaa." ucap Nazla sekali lagi.

"ehh apa?" Ara menoleh ke arah Nazla.

"kok putri bisa kenal sama Arlan."

"gw juga ga tau. tapi pas kemarin jalan-jalan ke Dufan dan Arlan post foto di ig, dia sempet nge dm gw sih."

"trus katanya dia satu sekolah di Bandung kan, mungkin gara-gara satu sekolah makanya kenal."

"ih anjir lu ga takut Arlan direbut?" Tanya Nazla gemas. Ara menyeritkan dahi nya binggung.

"apa sih emang Arlan punya gw?"

"bukan gitu, ahh tau ah susah ngomong sama lu." Nazla yang kesal memilih melanjutkan makannya. Ara mengendikkan bahu acuh, tidak beberapa lama Putri dan Tasya datang dengan membawa makanan yang mereka pesan.

"lu kenal Arlan?" tanya Nazla tanpa basa-basi.

"dulu satu sekolah, ih tapi dia ga inget gw." ucapnya dengan rengekan kesal. Ara dan Tasya fokus ke makanannya, sedangkan Nazla memutar bola matanya malas tidak mau melanjutkan obrolan. mereka pun makan dengan suasana diam.

tiba-tiba Ada yang menaruh segelas jus di hadapan Ara.

"nih buat balesan bolu nya." ucap Arlan tersenyum.

"ehh- santai aja lan, padahal ga dibales juga ga papa."

"btw bolu nya enak, jadi pingin dibuatin tiap hari."

"ga bisa kalo tiap hari, tapi kalo di bayar bisa lah." Arlan terkekeh mendengar perkataan Ara.

"ekhem, kok seret ya." ucap Nazla membuat perhatian teralih kepadanya.

"ohh iya lan kenalin, ini Nazla itu Tasya trus itu putri lu kenal kan." Nazla mengangkat tangan sebentar, Tasya melambaikan tangan pelan, dan Putri melambaikan tangan dengan senyum antusias.

"gw Arlan." ucap Arlan singkat menatap ke semuanya.

"gw balik ke meja gw ya ra." sambungnya dan tersenyum ke arah Ara. Arlan pun meninggalkan meja Ara. Putri menatap ke arah Ara dengan tatapan yang susah dijelaskan, Nazla yang melihatnya memperhatikan dengan curiga.

Ara menatap kepergian Arlan dan tidak sengaja matanya lagi-lagi bertemu dengan orang itu. iya Ara bertatapan dengan Izza.

"apa sih hari ini ga sengaja tatapan terus." gumam Ara pelan dan mengalihkan pandangan dengan buru-buru lalu fokus ke makanannya.