Ara menghempaskan badannya ke kasur sambil menghela nafas pelan melihat langit-langit kamarnya. Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.
"ra kamu belum makan malem kan cepet makan." ucapnya seseorang dibalik pintu.
"iyaa mah bentar lagi." teriaknya ara sambil mengubah posisi menjadi duduk. Seseorang di luar sana pun pergi tanpa menyahut.
ara pun pergi keluar kamar dan bergegas pergi ke ruang makan. Sepi. Itu yang ara rasakan. Di rumah sebesar ini hanya ada Ara, mamah Indri, anaknya Adara sasmitha dan ayah ara yang selalu pulang larut. Ohh iya ara memanggil mamah Indri karna dia adalah mamah tiri ara. eits jangan berfikir Ara seperti Cinderella tentu saja tidak, dia baik namun ada jarak yang memisahkan ara dengan dia.
Ara menghela nafas pelan lalu duduk dan makan dengan tenang. tiba-tiba seseorang memegang lengannya.
"kak mau main sama aku ga?." ucap anak perempuan berumur 7 tahun.
"bentar yaa aku lagi makan dulu." aku tersenyum tipis sambil mengusap kepala dara. ya dara adik tirinya.
Ara pun bergegas menghabiskan makanannya lalu mengajak adiknya ke kamarnya.
"mau main apa?."
"mau main belbi boleh?" ucap nya sambil menujuk deretan Barbie nya.
"boleh kok ambil gih." dara tersenyum senang lalu berlari mengambil barbienya.
tapi baru ingin mengambil barbienya terdengar suara pintu dibuka dan terlihat mamah Indri memasuki kamar.
"loh dara katanya mau ikut mama kok belum siap." ucapnya sambil mengelus kepala dara.
"lupa, yah padahal dara mau main sama kak Ara." senyum senang dara menghilang.
"kan bisa nanti mainnya, udah sana ikut mamah aja." ara terkekeh sambil mengusap kepala dara. Ara pun pergi ke luar kamar, sebelum menutup pintu ara tersenyum miris melihat kebersamaan ibu dan anak tersebut. tidak berapa lama suara mobil pun terdengar menjauh. Ara menatap diam kepergian mobil dari jendela kamarnya.
"dirumah ga ada orang berarti waktunya berantakin dapur." seketika ekspresi ara berubah girang. Ara pun langsung bergegas ke dapur.
"enaknya apa yaa." Ara bergumam sambil melihat bahan-bahan yang ada dan memutuskan buat pie susu. Saat sedang asyik-asyiknya membuat pie susu tiba-tiba seseorang mengusap kepalanya.
"bikin apa? gw mencet bel trus telepon ga diangkat." ucap seseorang itu membuat ara tersentak kaget.
"anjir kirain siapa, maaf fi lagi seru bikin pie hehe." Rafi pun hanya mengangguk lalu duduk di meja makan.
"Gista mana?." tanya Ara tanpa mengalihkan fokus dari pienya.
"main sama temennya."
"kok ga diajak kesini aja?" Ara membalikan badan menatap Rafi.
"gw udah bilang kok, dia bilang udah janji sama temennya duluan." balas Rafi acuh.
"cii- kaya ga tau ciwi aja, Rafi emang rada nyebelin." gumam Ara sambil memfokuskan diri ke pienya lagi.
"pada kemana?." Rafi berdiri dan berjalan ke kulkas mengambil minuman kaleng. Ara menengok ke Rafi dan mengangkat bahunya acuh.
"Baru kemarin es krim ada 10." Rafi menatap datar kearah ara.
"ehh- udah 2 hari kok wajar sehari 5." Ara gelagapan langsung mengalihkan pandangan.
"seminggu ini jangan makan es lagi." ucap Rafi tak terbantahkan lalu dia kembali ketempat duduknya. Ara hanya bisa gumam ga jelas karna kalo protes nanti makin diamuk.
"yay matengg." Ara pun menyiapkan pie nya dan membawannya ke meja makan.
"nih coba-." ucapan ara terpotong oleh panggilan masuk dari hp Rafi.
"bentar." Rafi sedikit menjauh dari Ara.
Ara hanya mengangguk acuh lalu duduk menyicipi pie buatannya. "ihh enakkk yaampon gw emang jago bgt." Ara makan dengan wajah senang.
"Raa gw jemput Gista dulu ya." ucap Arafi dari pintu dapur.
Ara hanya menggangguk lalu melambaikan tangan kearah Rafi. Rafipun hilang dari pandangan.
"sepi lagi dong." gumam Ara menatap pienya sedih.
"gw lupa mau nyoba." Rafi tiba-tiba ada di belakang Ara dan mengambil sepotong pie.
"kaya setan."
"sorry, gw buru-buru." Rafi berlari meninggalkan dapur. Ara hanya bisa terkekeh melihat kelakuan sahabatnya. tiba-tiba ada chat masuk.
gatausiapa.
enak pienya, senin bikinin bolu pandan mau gw bawa ke basecamp pada kangen katanya sama bolu buatan lu.
me.
demi apaaaaa okayy!.
"aaa- bikin juga ah buat anak kelasan, ohh iya bahan-bahannya kan abis harus beli dulu nih." Ara terlihat senang dan langsung bergegas siap-siap untuk pergi membeli bahan.
setelah berganti pakaian Arapun pergi ke supermarket. saat tiba di supermarket hp Ara tiba-tiba berbunyi tanda pesan masuk.
gista gf rafi.
tadi Rafi merumah kamu?
me.
iyupss katanya dia udah bilang ke kamu kok
gista gf rafi.
iya sih, tapi bisa-bisa nya dia mau jalan sama aku mikirin cheese cake buat dibawa pulang
me.
itu pasti buat aku xixi
gista gf rafi.
Kannn tau ah males bgt sama kalian sahabat tapi deket-deket mulu bikin cemburu
me.
sorry nanti aku bilang ke Rafi yaa, sumpah kita sahabatan doang kok kamu cewe yang Rafi cinta bgt
gista gf rafi.
iyaaa ngertii, aku cuma bercanda kok udah dulu Rafi ngajakin main Timezone bye. jangan iri.
me.
ihh jahat ga ngajakkk
ohh iya kenalin dia Agista Dinandra pacarnya Rafi sahabat Ara, orangnya cantik dan lucu kaya anak kecil suka ngambekan juga.
"ihh mau jugaaa." Ara mengerucutkan bibirnya karna sebal tidak diajak. dia berjalan menyusuri supermarket dengan wajah sebal.
"ini tepung kok tinggi bgt sihhh yaampon." Ara berjinjit kesusahan mengambil tepung di rak atas.
"mau ngambil yang mana?." ucap seseorang dari belakang Ara. Ara tersentak dan punggungnya menabrak trolli.
"aduh." Ara meringis karna terkena ujung trolli.
"eh sorry ngagetin, lu ga papa? sorry bgt niatnya cuma mau bantu ambilin." ucap cowo itu dengan nada khawatir tanpa sengaja memegang tangan ara.
"gapapa kok santai." ucap ara dan terdiam melihat tangannya.
"ehh, sorry bgt." cowo itu pun sedikit membungkuk lalu menggaruk tengkuk salting.
"ga papa kok." ara terkekeh melihat tingkah cowo itu.
"j-jadi mau tepung yang mana?." ucap cowo itu mencairkan suasana.
"ohh iya tepungg, mau yang biru yang atas itu." Ara menepuk jidat lalu menunjuk tepung yang diinginkan. cowo itu pun mengambilkan tepung yang Ara minta.
"makasihh." ucap Ara sambil tersenyum manis.
"iya sama-sama, gw duluan ya." cowo itu sedikit menunduk lalu pergi.
"sopan bgt yaa jarang-jarang anak muda kaya gitu." gumam Ara pelan sambil memperhatikan cowo itu tapi buru-buru tersadar dengan apa yang dilakukannya.
"apa sih ada-ada aja" ara terkekeh pelan dan langsung fokus kebahan yang akan dibelinya.
disisi lain cowo itu ternyata masih memperhatikan Ara dari jauh. "kok rada nyesel ya ga ngajak kenalan."
"Lan ayo buruan anjir." ucap temannya dari jauh. yang dipanggilan lan hanya mengangguk.
"nanti aja deh semoga ketemu lagi sama dia" gumamnya sambil pergi menghampiri temannya.