sinar mentari menembus gordeng kamar Ara, jam menunjukkan pukul 06.00 wib.
"masih ngantuk, ga tau mau ngapain padahal lagi liburr." Ara mengululingkan badan ke kiri ke kanan.
"mandi trus bantuin bikin sarapan dulu deh." Ara pun bergegas bangun dan pergi mandi.
setelah selesai mandi Ara bergegas turun ke bawah menuju ke dapur. terlihat mama Indri yang sedang menyiapkan sarapan.
"ada yang bisa dibantu ma?." Ara berjalan mendekat ke arah mama Indri.
"ehh Ara pagi, aduh gausah Ara ini udah mau selesai kok masaknya." ucap mama Indri sambil tersenyum menatap Ara.
"yahh yaudah aku bantu siapin piring aja yaa."
"padahal kalo kamu duduk aja ga papa kok ra." mama Indri bicara sambil fokus ke masakannya.
"ga enak aku ga ada kerjaan." ucap Ara sambil tertawa pelan. Mama Indri hanya membalas dengan senyuman dan anggukkan.
tidak lama ayah Ara turun bersama dengan dara. terlihat kebersamaan diantara mereka yang dilengkapi dengan canda dan tawa.
"pagi Sayang, Ara." ucap ayah Ara sambil melihat mama Indri lalu tersenyum ke Arah Ara.
"pagi kak Ara." dara yang berada di gendongan Ayah menyambung perkataan ayahnya.
"pagi yah, pagi dara." balas Ara sambil tersenyum kecil.
sarapan pun dimulai dengan tenang tapi tidak berapa lama dara mulai mengoceh.
"yah jadi jalan-jalan kan hari ini?." ucap dara sangat antusias karna mengingat liburan.
"jadi dong tapi dara abisin dulu ya sarapannya gaboleh ngomong kalo lagi makan, ohh iya Ara mau ikut?." ucap ayah sambil mengusap kepala dara
Ara yang sedang asik menikmati makananannya pun menoleh dan berfikir sebentar.
"aku mau pergi sama Rafi yah." ucap Ara sambil tersenyum kecil dan dibalas anggukan oleh ayah.
"Rafi udah lama ga keliatan, coba suruh main kalo ada ayah."
"sering kok, aku sering liat dia walaupun cuma kasih makanan buat Ara." mama Indri menjawab. Ara mengangguk setuju sambil tersenyum tipis, ayah pun ikut mengangguk dan suasana seketika hening. bunyi notif dari hp Ara membuat Ara menyelesaikan makannya.
"Ara mau siap-siap dulu ya." dia pun pergi ke dapur untuk mencuci piringnya. setelah selesai dia bergegas pergi naik ke kamarnya.
Ara menghempaskan tubuhnya ke kasur lalu membuka hp nya.
gista gf rafi.
ke Dufan yuk!
gatausiapa.
gw hari ini mau jalan sama Gista.
Ara terdiam melihat chat dari sahabat dan couplenya. wajah Ara yang tadinya murung jadi berseri.
"untung aja diajak pergi." ucapnya sambil tersenyum senang.
gista gf rafi.
Ayooo
gista gf rafi.
jam 8 nanti kita jemput, siap-siap yaa. Aku juga mau ngenalin kamu ke sepupu akuu.
Ara memasang wajah binggung lalu acuh tidak mau memusingkan dan langsung bangun untuk siap-siap karna jam menunjukkan pukuk 7.45.
terdengar suara mobil meninggalkan pekarangan. Ara menyisir rambut sambil memandang kepergian mobil tersebut dengan raut yang tidak bisa dijelaskan. tidak lama kemudian mobil lain datang dan terdengar bunyi panggilan masuk dari hp Ara.
"udah siap Ra? kita udah dibawah nih." ucap seseorang dibalik telepon. Ara pun mengambil tas dan langsung bergegas turun.
"udah kok Gis ini lagi turun." balas Ara sambil menuruni tangga.
"okayy." orang tersebut mematikan teleponnya. Ara buru-buru lari keluar rumah. tapi saat di pintu dia ingat semalem masih ada cookies buatannya dan langsung berlari ke dapur untuk membawanya. setelah membawa kuenya Ara langsung keluar rumah. terliat mobil terparkir di depan rumahnya, Ara pun memasuki mobil tersebut.
"haii." sapa Gista sambil melambaikan tangan saat ara memasuki mobil.
"haloo." balas Ara sambil tersenyum.
"katanya ada sepupu kamu? mana?." Ara teringat chat dari Gista.
"dia beda arah rumahnya jadi berangkat sendiri."
"ohh okayy." Ara menjawab sambil menganggukkan kepalanya. Mobil pun berjalan meninggalkan pekarangan rumah Ara, suasana pun jadi hening.
"ohh iya ini, semalem aku buat cookies nih cobainn." Ara menyodorkan se toples cookies ke Gista.
"wahh makasih lohh." ucap Gista kegirangan.
"enakkk ra."
"nih fi cobainn." Gista menyuapi Rafi yang sedang menyetir.
"syukur deh kalo enak, btw jangan mesra-mesraan di depan aku."
"ga mesra kok kan aku cuma nyuapin Rafi, dia kan lagi nyetir jadi ga bisa makan." ucap Gista dengan muka pura-pura polos.
"iyaa deh suka-suka kamu Gis." Ara memutar bola mata malas dan fokus ke handphone.
Rafi dan Gisfa tertawa kecil melihat ekspresi muka Ara. Rafi berhenti tertawa dan mengalihkan topik.
"btw lu ga lupa kan senin?." tanyanya.
"ga kok, kemarin udah beli bahan-bahannya malah."balas Ara tanpa mengalihkan pandangannya.
"apa?." tanya Gista binggung.
"bolu pandan, anak-anak pada kangen katanya."
"ohh, aku mau jugaa dong black forest tapi bukan buat hari Senin buat hari sabtu, aku bayar kok tenang aja."
"tumben bgt kamu pingin black forest biasanya tiramisu?." Ara mengalihkan pandangannya ke Gista dengan raut binggung.
"ituu sepupu aku yang hari ini ikut ultah, keinget kamu bisa bikin kue aku jadi mau beli dari kamu." ucap Gista sambil tersenyum.
"kalo buat sepupu kamu mah gausah bayar kaya sama siapa aja."
"gratis nih, aww- Ara emang dabest." ucap Gista sambil membuat hati dengan jarinya. Ara hanya terkekeh melihat tingkah Gista.
"ohh iya dia cowo lohh trus dia bakal jadi murid baru di sekolah kamu."
"ehh- kok ga sekolah kamu? padahal bagusan sekolah kamu."
"dia males aku recokin katanya." ucap Gista sambil memakan cookies nya lagi dan menyuapi Rafi lagi.
"aneh bgt." Ara tertawa pelan mendengar alasan tersebut.
suara telepon memutuskan obrolan mereka dan ternyata tempat tujuan pun sudah didepan mata. Mobil yang ditumpangi ara tinggal berbelok untuk sampai gerbangnya.
"ini udah di gerbangnya kok. tunggu di loket dufannya ajaa." ucap Gista ke si penelepon.
"iyaaa." ucapnya lagi sambil tersenyum dan langsung menutup teleponnya.
"sepupu kamu?." tanya Rafi sambil membayar tiket masuk.
"iyaa." balas Gista masih dengan wajah tersenyumnya. Rafi pun mengangguk pelan dan fokus menyetir untuk mencari tempat parkir.
Mobil pun diparkirkan, mereka keluar dan berjalan menuju loket Dufan. Gista berjalan sambil menggandeng Ara dan Rafi berjalan duluan di depan mereka.
"Arlannn." teriak Gista sambil melambaikan tangan ke seseorang lelaki. Gista melepaskan gandengan tangannya dan berlari memeluk seseorang yang di panggil Arlan. Ara tidak memperdulikan dan sibuk dengan hpnya.
"apaan sih berisik bgt lu." ucapnya sedikit kesal tapi membalas pelukan tersebut.
"ekhem." suara deheman Rafi membuat pelukan antara Gista dan Arlan terlelas. Gista hanya cengengesan.
"sorry bro, gw sepupunya kok." ucap Arlan sambil mendekat dan menepuk pundak Rafi dan hanya dibalas anggukan oleh Rafi.
"Arlan Dinata, panggil aja Arlan." lanjutnya sambil mengulurkan tangan.
"Rafi." balas Rafi singkat.
Ara merasa ada orang lain yang berbicara langsung mengalihkan pandangan dari hpnya dan menggeser sedikit badannya karna pandangannya tertutup oleh tubuh Rafi.
"loh lu?." Arlan kaget sambil menunjuk gadis di belakang Rafi. Ara hanya memasang wajah binggung karna ditujuk seperti itu.