"loh lu?." Arlan kaget sambil menunjuk gadis di belakang Rafi. Ara hanya memasang wajah binggung karna ditujuk seperti itu.
"kalian saling kenal?." tanya Gista binggung. Rafi menatap Ara meminta penjelasan.
"ehh- siapa ya?." Ara sambil tersenyum binggung. mereka semua pun berbalik menatap Arlan meminta kejelasan.
"gw yang kemarin bantuin lu ngambil tepung." ucapnya menjelaskan.
"ohh itu lu, maaf gw orangnya emang rada pikun." Ara tersenyum canggung.
"loh jangan bilang Ara itu yang kamu bilsbsgsgbb." belum selesai Gista menyelesaikan ucapannya Arlan langsung membekap mulutnya. Ara dan Rafi hanya menatap bingung kedua orang tersebut.
"bukan apa-apa kok." Arlan tersenyum.
"jangan dibilangin gw malu." bisik Arlan ke Gista.
"iya bukan apa-apa kok." Gista tersenyum manis ke Ara dan Rafi tapi tersenyum jahil ke Arlan.
"yaudah yuk masuk." Gista mendekat kearah Rafi lalu menariknya pergi.
"Ara." ucap Rafi pelan.
"biarin dulu mereka berdua, mereka kan nanti satu sekolah biar Arlan ada temen jugaa nanti." Gista tersenyum sambil menarik Rafi. Arlan mendekat ke arah Ara. Rafi menatap ara yang berhadapan dengan Arlan lalu berhenti.
"duluan aja fii, ada yang mau gw omongin sama diaa. have fun." Ara tersenyum lebar sambil melambaikan tangan.
"pulang bareng gw, ayo." Rafi menatap Ara sebentar lalu menggandeng Gista dan pergi memasuki Dufan. suasana antara Ara dan Arlan pun jadi canggung.
"gw Arlan Dinata, bebas mau dipanggil apa." Arlan mengulurkan tangannya.
"Anatasya Syafira, panggil aja Ara." ucapnya sambil membalas uluran tangan Arlan. suasana pun kembali canggung.
"okee Ara, yaudah yuk jalan." mereka pun berjalan ke loket untuk menukarkan tiket yang dibeli di online.
saat memasuki Dufan lagu khas Dufan pun terdengar memenuhi seluruh penjuru, Ara berbinar melihat bangunan-bangunan Dufan. Arlan menatap Ara sambil tersenyum gemas melihat ekspresi Ara.
"baru pertama kali ke Dufan?" tanya Arlan.
"ehh- iya." jawab Ara malu. padahal Ara orang Jakarta tapi baru pertama kali ke Dufan.
"santai ajaa gw juga baru pertama kok, mau coba naik apa?."
"naik itu mau?." tanya Ara sambil menunjuk kora-kora.
"boleh, yuk." Arlan pun menggandeng tangan Ara lalu menuju wahana tersebut tanpa mengantri karna VIP. mereka langsung memilih tempat ke empat di bagian kanan. wahana pun mulai bergerak, hampir semua yang menaiki wahana kora-kora berteriak kencang bahkan ada yang sampai menangis. setelah menaiki kora-kora Ara berada dibarisan depan sedangkan Arlan tertinggal di belakang.
"mas, mas nya yang ini kan. nih foto masnya sama mba pacar bagus banget loh." kata staf bagian foto. Arlan pun melihat hasil foto nya dan tidak sadar tersenyum.
"tuh kan bagus, masnya sampe senyum-senyum." ucap staff meledek. Arlan tersenyum canggung menanggapinya.
"lann ayo." teriak Ara dari jauh.
"ehh iya bentar, yaudah bang saya ambil 2 ya fotonya." setelah foto dicetak Arlan pun buru-buru menghampiri Ara.
"nih buat kenang-kenangan." Arlan memberikan satu fotonya ke Ara.
"ehh- makasih loh, untung muka gw ga aib." ucap Ara sambil memperhatikan foto itu, Arlan yang panik takut Ara sadar kalo difoto itu Arlan memandang Ara pun buru-buru berbicara.
"yuk mau lanjut kemana lagi?." Ara yang ditanya pun mengalihkan pandangannya ke arah Arlan.
" halilintar." ucap Ara dengan mata berbinar.
"yaudah ayo." Arlan pun menggandeng tangan Ara dan sedikit berlari menuju wahana halilintar.
setelah sampai di wahana halilintar mereka pun menaiki tangga dan menduduki kursi ke tiga dari depan.
"hp udah ditaro tas?." tanya Arlan.
"udah kok."
"lu ga takut naik ginian?." tanya Arlan lagi.
"ga justru gw merasa tertantang bgtt " jawab Ara sambil tersenyum.
wahana pun mulai dijalankan awalnya jalan pelan menanjak dan akhirnya turun dengan kecepatan. semua yang menaikinya pun berteriak tidak terkecuali Ara dan Arlan.
setelah selesai menaiki wahana Ara dan Arlan turun dengan wajah berseri. bedanya Ara berseri karena wahana Arlan berseri karna Ara.
"cape teriak nih jadi seret, beli minum yuk." ajak Arlan. Ara hanya mengangguk.
"beli nya deket ice age yuk, biar abis itu naik itu." ucap Ara sambil melihat brosur map Dufan.
"oke, kemana arahnya?." Arlan mendekat dan sedikit menunduk mencoba melihat brosur map yang dipegang Ara. Ara menengok dan tidak sengaja wajah mereka berhadapan sangat dekat.
"ehh- disana." Ara sedikit menjauh dan menunjuk tempat yang dituju.
"ohh oke." Arlan menggaruk tengkuknya canggung. mereka pun pergi menuju bangunan tempat ice age berada dengan keadaan canggung.
"tempatnya agak dingin ya." gumam Ara setelah memasuki bangunan. Arlan yang mendengarnya langsung memakaikan jaketnya ke Ara.
"ehh- ga papa kok nanti lu kedinginan loh." ucap Ara sambil mengembalikan jaketnya.
"gapapa pake aja." balas Arlan sambil tersenyum.
Ara pun hanya mengangguk setuju, merekapun sampai di tempat tujuan. Arlan menggeserkan bangku untuk diduduki Ara.
"mau minuman rasa apa?." tanyanya. Ara terdiam sebentar melihat menunya.
"emm- Oreo deh." putusnya setelah sekian detik. Arlan pun hanya mengangguk lalu pergi memesan minuman.
Ara melihat sekeliling dan tiba-tiba lampu menjadi redup. teryata di depan Ara ada sebuah panggung tempat drama dipentaskan.
"nih Ra." Arlan tiba-tiba menyodorkan minuman di depan muka Ara.
"makasih, btw lu emang hobi bgt ngagetin ya?."
"sorry gw gatau kalo ngagetin, soalnya kata orang gw tuh orangnya ngangenin ." Arlan duduk disebelah Ara. Ara terkekeh mendengarnya.
"Pd bgt ya lan." ucap Ara sambil tertawa kecil.
"serius raa." Ara hanya mengangguk dan tersenyum sambil meminum minumannya. Arlan juga tersenyum sambil memperhatikan wajah Ara dari samping.
bunyi notif dari hp Ara membuat Ara membuka hpnya.
gista gf rafi.
nanti jam 2 ketemuan di depan bianglala ya, kita makan bareng.
me.
okay siap
"katanya nanti jam 2 ketemuan di bianglala." Ara menengok ke arah Arlan dan pandangan mereka pun langsung bertemu. Arlan dibuat gelagapan.
"apa?." tanya ulang.
"katanya nanti jam 2 ketemuan di bianglala." ulang Ara.
"yaudah yuk naik ice age." setelah melihat jamnya Arlan langsung menggandeng tangan Ara menuju wahana ice age. merekapun menaiki wahana ice age. setelah selesai mereka keluar dengan wajah senang.
"dingin ya di dalam tapi seru bgt." ucap Ara. Arlan hanya mengangguk mendengar omongan Ara.
"Araaa." teriak seseorang dari jauh. Ara dan Arlan yang mendengarnya langsung menengok ke sumber suara. Ara pun berlari kecil menghampiri orang yang meneriakinya.
"loh kamu kok pake jaket Arlan." Gista tersenyum mengoda Ara.
"ehh- tadi di dalem dingin trus kata Arlan pake aja." ucap Ara sedikit malu.
"loh tapikan ini udah di luar kok ga dibalikin?" karena posisi Ara sekarang ada di sebelah Gista, Gista pun menyenggol bahu Ara pelan tanda menggoda.
"iyaa ini mau dibalikin kok bawel." ucap Ara sambil membalas senggolan Gista.
"Arlan sama Ara gentle bgt, sama aku ga pernah tuh." saat Arlan mendekat Gista memasang wajah sok sedih. Arlan tidak menanggapi Gista.
"nih Lan makasih ya." Ara menyodorkan jaketnya ke Arlan.
"iya sama-sama." Arlan menerima jaketnya dengan senyuman.
"dasar Arlan aku berasa nyamuk." Gista pun memasuki tempat makan dan menghampiri Rafi yang sudah duduk duluan. Ara dan Arlan terkekeh melihat tingkah gemas Gista, mereka berdua pun ikut memasuki restoran.