Chapter 3 - Ruangan merah..

"Apakah kau tau? Bahwa Tuan Besar mencari seorang wanita yang hebat di ranjang, bukan wanita polos yang tidak mengerti apa-apa. Jika kau saja tidak tau cara bercinta, kau tidak tau cara memuaskan lelaki. Bagaimana bisa kau ada disini untuk kompetisi? bagaimana bisa kau menang dalam kompetisi ini dan berada di atas kasur Tuan besar? bagaimana caranya kau memuaskan hasrat paling dalam Sang Tuan Besar? bagaimana caranya? kau pikir apapun yang kau lakukan itu mudah?." Mr. Zhou berkata dengan sangat cepat dan tepat, tepat mengenai sisi hati Jin-Ae yang sangat polos.

Dengan kegugupan dan rasa takut di dadanya, Jin-Ae pada akhirnya hanya menangis. Seperti anak kecil yang tidak di belikan mainan, dia menangis cukup kencang.

Ketiga lelaki yang melihat wanita menangis hanya bisa menghela nafasnya pelan, mereka tidak pernah menemukan wanita yang begitu manja dan cengeng begini.

"Jika kau memang tidak punya kelebihan apa-apa dan tidak bisa memuaskan lelaki. Kau bisa keluar dari tempat ini sekarang, ada banyak wanita yang pantas. Yang bisa memenangkan kompetisi." Itu suara Mr.Bae, lelaki itu memang jarang bicara. Tapi sekalinya bicara maka sangat-sangat kasar dan begitu Menohok relung hati.

"Aku.. aku ingin melanjutkan kompetisi, bisakah aku mendapatkan kesempatan?." Jin-Ae mencoba untuk menghapus air matanya, dia menatap satu persatu Mata lelaki yang memandang dirinya saat ini.

Tatapan Jin-Ae sangat manis, matanya yang sembab karena menangis itu membuat kesan indah. Apalagi saat bibirnya yang merah sedang berbicara dan bola matanya yang berbinar-binar lucu. Ketiga lelaki itu menahan nafasnya, mereka terpesona. katakan saja seperti itu, Kepolosan di wajah Jin-Ae membuat mereka bertiga jadi tidak bisa mengatakan apa-apa.

"Kesempatan apa yang kau inginkan?." Tanya Mr.Ahn

"Ajarkan aku caranya bercinta." Jin-Ae berkata sangat lantang, cukup lantang dan kencang jika di dengar oleh ketiga lelaki di depannya.

Mr.Zhou langsung melepaskan tangannya dari dagu wanita polos di depannya, dia berjalan ke belakang dan duduk di salah satu bangku. dia menepuk kedua tangannya, perlahan tapi pasti ruangan itu bergerak. Seperti lift yang naik ke atas dan Bergerak cepat, Jin-Ae panik saat merasakan pergerakan yang cukup terasa.

Namun dia mencoba untuk tenang, karena ketiga lelaki di ruangan ini juga tampak sangat tenang.

Tiba-tiba saja pergerakan terhenti, setelah itu salah satu pintu terbuka lebar. Jin-Ae dapat melihat ruangan lain di pintu yang terbuka tadi, ruangan berwarna merah, serba merah. Dan di dalam ruangan itu banyak sekali alat-alat aneh yang mungkin terasa asing di mata wanita polos Seperti Jin-Ae.

"Kak? kau membawanya kemari?." Terdengar suara Mr.Ahn yang bertanya pada Zhou. Tapi lelaki yang di tanya itu hanya diam saja, dia bangun dari bangkunya dan mulai berjalan masuk ke ruangan yang terbuka lagi.

"Nona Jin-Ae, silahkan masuk kemari." Kata Zhou, tentu hal itu langsung dituruti oleh Jin-Ae.

dia bangun dari tempat duduknya dan mulai masuk ke dalam ruangan serba merah, bulu tubuhnya langsung meremang aneh. Firasatnya langsung merasa tidak enak, kenapa ruangan ini Seperti ruangan penyiksaan? kenapa ruangan ini terasa suram sekali? itulah yang ada di pikiran Jin-Ae. Tapi dia tidak mengeluarkan Sama sekali kata-kata tersebut, hanya tersimpan rapih di dalam otaknya. Bibirnya dan lidahnya terkunci dengan sangat rapat saat ini. dia hanya ingin berusaha pada kesempatan yang mungkin tidak akan dia dapatkan kedua kali.

"Jika kau memang mau belajar bercinta, atau kau mau kami mengajarkan dirimu bercinta. Itu tidak akan kau dapatkan, karena ini bukan sekolah. Ini tempat kompetisi, jadi kau harus bisa membedakan tempat yang kau datangi saat kau mengajukan sebuah pertanyaan. Kau mengerti?." Zhou bertanya pelan kepada Jin-Ae, melihat sebentar ke arah wanita yang memang sangat cantik dan polos itu. Zhou bahkan memperhatikan dengan baik bentuk tubuh wanita itu, sangat-sangat sempurna. pikirnya pelan.

"Paham Mr." Kata Jin-Ae pelan.

"Bagus kalau kau paham, di ruangan ini kau bisa mendapatkan banyak informasi. Disana, ada banyak buku yang bisa kau baca dan kau bisa mempraktekkan semuanya di ruangan ini. Aku memberikan satu kesempatan padamu, kesempatan yang mungkin tidak akan aku berikan kepada orang lain, waktumu dua jam untuk belajar menggoda seorang pria, agar dia mau melakukan Sex dengan dirimu. Jika kau berhasil untuk hal itu, kau bisa masuk ke ujian selanjutnya. Tapi jika kau gagal, kau bisa langsung pulang dan jangan meminta apapun lagi. apakah kau mengerti?." Satu lagi Pertanyaan dari Mr.Zhou, Yang di tanya langsung mengangguk tanpa mengatakan apa-apa lagi.

"Bagus jika kau paham, Kami akan meninggalkan dirimu. Dua jam lagi kami akan kembali dan melihat hasil belajar yang kau dapatkan." Mr.Zhou Langsung berbalik badan melangkah masuk ke dalam ruangan sebelumnya. Begitu pula dengan dua lelaki lainnya, mereka meninggalkan Jin-Ae sendirian di dalam ruangan aneh dan mengerikan itu.

Pintu ruangan tadi sudah tertutup lagi, bergerak turun ke tempat lain. ketiga lelaki tadi saling bertatapan dan menghela nafas pelan.

"Kak? Kau yakin memberikan dia kesempatan?." Tanya Bae pada Kakaknya Zhou.

"Kita jarang kedatangan tamu yang masih perawan dan sangat polos, bukan begitu? jadi biarkan saja dia berusaha dan kita lihat apakah dia bisa. Lagipula aku sudah lama tidak bermain-main begini, santai saja. Kita masih punya banyak waktu, lagipula Tuan Besar tidak akan marah jika kita bermain-main dengan para wanita." Kata Zhou dengan sangat santai. dia duduk di bangkunya lalu menyilangkan kakinya dengan begitu nyaman.

Dia menepuk lagi kedua tangannya, lalu munculah layar besar di depannya. Layar itu langsung menampilkan kamera Cctv dari beberapa arah. memperlihatkan Jin-Ae yang sedang membuka buku satu persatu dan terlihat membaca dengan begitu serius.

"Wanita itu benar-benar polos, bagaimana bisa wanita sepolos dia mau ikut kompetisi seperti ini? dia pantas mendapatkan tempat yang lebih baik." Ahn berkata dengan nada lemah, Walaupun dia sangat cuek dan berkata cukup menyakitkan. tapi Hatinya masih selembut kapas, apalagi mengenai wanita yang memang terlihat jelas sebagai wanita baik-baik.

"Pastinya karena uang, karena apa lagi?." Tanya Bae pada Kakaknya.

"Ya, aku rasa dia dari keluarga yang tidak berkecukupan. kasihan sekali." Kata Ahn lagi, mendengar obrolan kedua adiknya itu. Zhou hanya diam saja, menatap lekat layar yang ada di depannya. dia Terlihat menikmati apa saja yang di lakukan oleh wanita polos dengan wajah cantik itu.

Wanita itu seperti seorang Dewi, begitu sempurna dengan keindahan yang sangat luar biasa. Zhou jadi bertanya-tanya bagaimana suara wanita itu saat mendesah? apakah seperti melodi cinta yang menenangkan jiwa?.