Jin-Ae terbangun karena tubuhnya terusik oleh sesuatu, saat dia membuka matanya. dia langsung terkejut dengan keberadaan Madam Mei-Mei yang saat ini sudah menatap dengan lekat.
"Astaga.. astaga.. maafkan aku, Aku hanya tidak sengaja tertidur. aku tadi, tadi hanya sedang duduk saja dan.." Jin-Ae tidak bisa berbohong, dia bahkan tidak tau bagaimana Caranya berkata dengan baik saat tertangkap basah seperti ini.
"Bangunlah, itu adalah Tas berisi uang yang kau butuhkan. Ada banyak dollar di dalam sana, kau bisa membawa pulang uang-uang itu dan jangan kembali kemari." Ucapan Madam Mei-Mei membuat Jin-Ae terkejut, dia langsung bangun dengan cepat dan bersujud di bawah kaki sang Madam.
"Aku tau aku salah, tolong maafkan aku. aku harus mengikuti kompetisi ini, aku harus menyelesaikan kompetisi ini. aku mohon, aku mohon maafkan aku. aku benar-benar tidak tau bahwa tertidur Begitu saja. aku mohon.. Maafkan aku." Jin-Ae Sudah begitu sedih karena dia tau saat ini dirinya di usir dari kompetisi tersebut.
"Kau tidak layak, kau tidak bisa bercinta. Tuan Muda tidak suka wanita yang bodoh dan tidak bisa memuaskan dirinya, jadi pergilah sebelum kau di seret dengan kasar." Madam Mei-Mei masih berkata dengan nada pelan, dia hanya merasa kasihan saja pada wanita yang ada di bawah kakinya itu.
"Tapi saya akan belajar, saya akan belajar bagaimana caranya bercinta. maukah anda memberikan satu kesempatan lagi?." Jin-Ae masih memohon, dia menatap dengan penuh harap.
"Uang yang ada di dalam tas itu cukup banyak, Mungkin bisa membuat dirimu hidup dalam satu tahun kedepan. selama satu tahun itu belajarlah cara memuaskan pria dengan baik, jadi kau bisa kembali lagi tahun depan. Aku menunggu dirimu tahun depan Jin-Ae, namamu akan aku ingat. Jadi pergilah sekarang, dan jangan kembali lagi sebelum tahun depan." ucapan Madam Mei-Mei membuat Jin-Ae Menghela nafasnya pelan.
dia hanya bisa pasrah, lalu melihat isi tas yang memang sepertinya cukup banyak. Jin-Ae langsung mengambil tas itu dan bangun dengan perlahan-lahan. "apakah uang ini di pinjamkan untukku?." Tanya Jin-Ae dengan nada Tidak yakin.
"Itu uang menggantikan waktu yang telah kau buang beberapa jam disini, Karena kau tidak Lolos seleksi selanjutnya maka kau berhak mendapatkan uang itu. Jadi pergilah, ini sudah cukup malam. Di depan gedung ini ada mobil dan supir yang akan mengantarkan dirimu ke rumah." Hanya itu yang di katakan Madam Mei-Mei, Wanita tua itu langsung pergi dari hadapan Jin-Ae. wanita muda yang hanya bisa pasrah dengan takdir Tuhan saat ini.
dia melangkah dengan tertatih, ada dua pelayan yang sudah membantunya pergi dari ruangan itu. Mereka saling terdiam hingga sampai di depan pintu gedung. Jin-Ae melihat satu mobil hitam yang akan mengantarkan dirinya pulang.
Dia menengok sebentar ke arah gedung di belakangnya, jadi dirinya benar-benar tidak pantas untuk menang? Jin-Ae menghela nafas lagi, memegang tas di genggaman tangannya semakin erat. Lalu dia mulai berjalan masuk kedalam mobil, lalu menutup pintunya dengan pelan. Membiarkan saja mobil mahal Tersebut mengantarkan dirinya untuk pulang.
Dia memejamkan matanya dengan baik, dia hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi pada dirinya hari ini. seharusnya dia tidak tidur, Seharusnya dia bisa lebih baik lagi saat belajar. Seharusnya dia bisa melakukan semuanya dengan baik, tapi kenapa? rasa-rasanya Tuhan tidak menginginkan Jin-Ae menang. Tuhan tidak mau umatnya yang satu itu berpaling dari kehidupan yang baik ke kehidupan yang buruk.
Jin-Ae membuka kembali matanya, dia menatap jalanan malam itu dengan mata yang sendu, dia tau. Bahwa cara seperti ini Sama saja dengan menjual diri, tapi bagaimana lagi? Jin-Ae membutuhkan banyak uang, dia juga membutuhkan nama baik keluarga Tuan Muda itu. Ya.. nama keluarga itu Mungkin bisa membantu Jin-Ae untuk mendapatkan obat paling mahal untuk kesembuhan penyakit ibunya.
Tapi sekarang bagaimana? apakah ibunya dapat bertahan satu tahun lagi? Ibunya membutuhkan obat yang katanya hanya di miliki oleh laboratorium milik keluarga Tuan Muda Hideyoshi, Sebab keluarga itu memang memiliki laboratorium untuk penyakit serius, hanya orang-orang kaya saja yang bisa mendapatkan obat tersebut.
Uang yang Jin-Ae dapatkan saat ini tidak cukup untuk membeli obat yang harganya bisa membeli satu perusahaan besar, Penyakit ibunya memang termasuk langka. Itu kenapa Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan ibunya, selain Obat dari Laboratorium milik keluarga Hideyoshi.
Jin-Ae menghela nafasnya sekali lagi, tujuan hidupnya berakhir hanya dengan Satu tas berisi uang? Padahal dia kemari berniat untuk bisa menjadi salah satu wanita pilihan, lalu dia bisa meminta Tuan Muda Hideyoshi untuk memberikan obat yang mahal itu pada ibu Jin-Ae, lalu kedua adiknya juga bisa di sekolahkan di sekolah mahal. seindah itu khayalan Jin-Ae, tapi sialnya itu hanya khayalan saja. nyatanya dia harus kalah gara-gara tertidur dan tidak bisa bercinta.
"Tuhan memberikan berkat pada orang-orang kaya saja." Ucap Jin-Ae tanpa sadar.
Beberapa saat kemudian dia sudah tiba di depan rumahnya, rumah kecil pemberian Neneknya yang telah lama meninggal dunia.
Jin-Ae keluar dari mobil tersebut dan mengatakan terimakasih pada sang supir, lalu dia Berjalan perlahan-lahan ke arah pintu rumahnya. Rumahnya sudah sangat sepi, itu pasti karena ibunya dan kedua adiknya sudah Tidur di jam segini.
Mereka tidak ada yang tau bahwa Jin-Ae mengikuti kompetisi wanita pilihan, keluarganya hanya tau Jin-Ae bekerja lembur beberapa hari ini. tapi Jin-Ae masih cukup beruntung, karena dia pulang membawa uang. Tidak cuma-cuma dia menghabiskan banyak waktunya itu. Ya.. Setidaknya dia masih sedikit beruntung.
"Aku pulang." Kata Jin-Ae dengan suara pelan, dia hanya tidak mau membangunkan keluarganya saja.
saat dia membuka pintu dan menyalakan lampu, dia dapat melihat adik perempuannya yang terbangun dan langsung menyambut Jin-Ae dengan suara yang senang.
"Kakak sudah pulang? bawa apa?." Kata Wanita cantik bermata sipit di depan Jin-Ae.
"Uang, hasil kerja keras kakak selama beberapa hari ini. ayo kita ke kamar dan hitung uangnya." Ujar Jin-Ae, dan adiknya itu langsung sangat bersemangat.
mereka langsung berjalan cepat ke arah kamar, membuka pintunya dan menyalakan Lampu. Jin-Ae hanya menggelengkan kepalanya saja, melihat adik perempuannya sangat berantusias ketika disuruh menghitung uang.
"Ayo cepat buka tasnya kakak." Kata Adiknya sekali lagi.
"Iya, sebentar." Jin-Ae membuka tas itu dan memperlihatkan banyak Lembaran dolar, dia cukup terkejut melihat isi di dalamnya. Jin-Ae tidak menyangka akan sebanyak ini, apakah Maksud Madam Mei-Mei tentang bisa hidup setahun itu, hidup mewah? karena uang sebanyak ini benar-benar bisa membuat Jin-Ae dan keluarganya makan enak setiap hari.