Zhou membanting handphone yang ada di Tangannya, saat dia melihat foto Wanita perawan itu berada dalam sepuluh wanita pilihan.
"Bagaimana bisa?." Tanya Zhou kesal, dia langsung memanggil sekretaris pribadinya untuk masuk ke dalam ruangan.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?." Tanya sekretaris pribadinya.
"Panggil Madam Mei-Mei ke tempatku sekarang juga! aku mau dia menjelaskan semua hal yang saat ini berada dalam otakku!." Hanya itu yang di katakan oleh Zhou, dia memilih untuk menghabiskan makan siangnya dan menunggu Madam Mei-Mei datang.
Di lain tempat..
Jin-Ae baru saja Kembali dari Tempat pemilihan, dia merasa begitu lelah. Karena sudah dua Minggu ini dia berangkat pagi dan pulang sangat malam, baru hari ini saja dia pulang siang. Memilih untuk langsung kembali ke Rumahnya, dia merebahkan tubuhnya ke atas sofa dan memejamkan mata sejenak.
Dua Minggu yang lalu, rumahnya kedatangan seorang pria yang cukup berumur. Dia tidak memberitahu namanya, hanya saja dia berkata Bahwa Jin-Ae harus kembali ke Kompetisi tersebut, karena Tuan Hideyoshi yang meminta hal itu. Mendengar berita sebagus itu, tentu saja Jin-Ae langsung merasa senang. Dia berperilaku dengan baik selama ini, belajar tentang sistem reproduksi dan cara Membuat lelaki terangsang.
Ya.. Terangsang, awalnya Jin-Ae merasa sangat gugup dengan semua hal yang harus dia pelajari itu. Tapi Karena Madam Mei-Mei selalu berkata Bahwa ini adalah kesempatan terakhir, mau tidak mau Jin-Ae belajar dengan baik. dia di ajarkan langsung oleh seorang wanita profesional, salah satu wanita yang katanya memang mempunya tempat khusus untuk membuat wanita-wanita muda bisa melayani Seorang Pria.
Hal itu terkesan vulgar dan begitu aneh di telinga Jin-Ae, tapi apa yang bisa dia lakukan? dia hanya bisa mengikuti saja setiap ajaran yang telah di berikan. Bahkan beberapa kali Jin-Ae di perintahkan untuk membuat Dirinya sendiri terangsang, dengan menyentuh titik-titik paling sensitif. Rasanya sedikit menggelitik, apalagi ketika tangannya meremas kedua payudaranya sendiri, ada sensasi yang indah. Ya.. Sebuah euforia yang belum pernah dia rasakan seumur hidupnya.
Dan satu hal yang dia sukai saat pelajaran terakhir tadi pagi, dia sudah selesai memuaskan dirinya sendiri. apa kata gurunya? dia berhasil Klimaks.. Satu kata yang baru Jin-Ae tau saat dia mengejang nikmat.
Jin-Ae kembali membuka matanya, ketika pintu rumahnya terbuka. Dia melihat kedua adiknya masuk ke dalam sambil tersenyum senang.
"Kakak? Kakak sudah pulang, terlihat lelah sekali. apakah kakak mau makan sesuatu? akan aku belikan ya? Hari ini aku menjual banyak Tumis jamur, Resep masakan kakak benar-benar disukai banyak orang. Terkadang orang-orang itu meminta kita membuka kedai dan mulai berjualan secara penuh waktu, tapi aku tidak tau bagaimana caranya agar kita bisa berjualan seperti itu. sedangkan kakak saja sudah sangat sibuk." Itu adalah suara Adik perempuan Jin-Ae, bernama Ayumi.
"Iya, hari ini kakak pulang cepat. kakak senang mendengar dagangan kalian sudah banyak yang laku, jika nanti pekerjaan kakak bisa kelar lebih cepat. Kita akan buka sebuah kedai di dekat pusat kota, Ruko di pusat kota sangat mahal. Jadi kita harus mengumpulkan banyak uang lebih dulu, Selain itu. Kalian juga harus mengumpulkan uang untuk biaya masuk Perguruan tinggi kan? Hasil jualan, kalian simpan saja. Biar kebutuhan sehari-hari kita kakak yang keluarkan, jangan terlalu banyak Berjualan. Kalian hanya harus fokus belajar." Jin-Ae mengelus pelan tangan adiknya, saat ini kedua adiknya yang masih sangat kecil di mata Jin-Ae, hanya bisa tersenyum dan mengangguk paham.
"Kakak? mau aku buatkan Teh hangat? Tadi, salah satu temanku baru pulang dari luar negeri. Dia membagikan Teh hijau yang katanya Bagus untuk mengatasi pegal-pegal, aku di Berikan satu olehnya. Jadi aku akan buatkan untuk kakak." Itu suara adik laki-laki Jin-Ae, namanya Hiko.
"Boleh, Buat tiga. Agar kalian juga bisa minum, kalian juga pasti sangat lelah seharian ini." Ujar Jin-Ae lagi.
"Oke." Ujar Hiko, lalu anak laki-laki itu berjalan cepat ke dapur untuk membuatkan Teh hangat.
"Kakak, aku akan melihat ibu sebentar." Ujar Ayumi.
"Ya.. Pergilah ke kamar ibu." Kata Jin-Ae, dia kembali sendiri setelah kedua adiknya sibuk dengan urusan masing-masing.
Dia memilih untuk berganti pakaian ke dalam kamar mandi, lalu dia mulai menaruh pakaian kotor ke dalam Keranjang baju, hanya memakai kaus abu-abu dan celana pendek. dia kembali ke sofa dan mulai menyalahkan Televisi.
Setidaknya dia bisa sedikit berleha-leha sebelum banyak hal yang akan terjadi di kemudian hari.
"Ini Teh hangatnya." Kata Hiko, yang sudah membawakan Tiga gelas teh hangat.
dia duduk di dekat kakaknya, mengambil segelas teh dan mulai menyesap secara perlahan-lahan, dia langsung Tersenyum. Karena rasa Teh itu benar-benar nikmat dan harum sekali.
"enak sekali, Kenapa Rasa teh-teh mahal begitu berbeda dengan Teh yang kita miliki ya. Padahal namanya saja sama, Teh.. Aku ingin sekali berkeliling dunia dan mencoba teh-teh yang terkenal di beberapa Negara, pasti Teh itu punya ciri khas yang unik dan jauh lebih nikmat." Ucapan Hiko yang pelan itu membuat Jin-Ae menghentikan gerakan tangannya, Jin-Ae sangat tau bahwa adik laki-lakinya memang pecinta teh. Dia suka sekali minum teh setiap pagi hari..
"Nanti, saat Tuhan kabulkan doa-doa kita. Kakak yakin kita bisa berkeliling dunia dan meminum Teh di negara berbeda. Apakah kau mau membeli Teh yang lebih enak? Pakai saja uang milik kakak yang kemarin, tanyakan pada Temanmu untuk membelikan Teh yang nikmat lainnya." Jin-Ae berkata dengan pelan.
"Tidak usah kakak, ini hanya soal Teh saja. Aku masih bisa meminum Yang lain, Uang kakak itu bisa di pakai untuk hal yang lebih berguna." Hiko memegang tangan kakaknya dan Tersenyum begitu merekah, Jin-Ae ikut tersenyum dan mereka melanjutkan meminum Teh di siang hari yang sebenarnya cukup panas.
"Ini, Aku bawakan Kue manis. Tadi aku beli di penjual Kue." Ayumi datang membawakan beberapa kue manis, yang memang cocok untuk di makan bersama dengan Teh hangat.
Jin-Ae merasa senang dengan semua hal yang dia rasakan saat ini, melihat bagaimana kedua adiknya masih bisa tersenyum dengan manis dan begitu merekah. kebahagiaan Jin-Ae melihat satu persatu adiknya sukses di masa depan tinggal sedikit lagi, dia hanya perlu memenangkan kompetisi ini, mendapatkan obat untuk ibunya dan membawa pulang banyak uang untuk sekolah adik-adiknya.
Kedua adiknya harus sekolah sangat tinggi, mengambil program Sarjana, Magister, dan gelar doktor. apapun itu, Jin-Ae akan memberikan segala yang terbaik, hingga adik-adiknya sukses dan tidak akan mengalami kesusahan lagi.
Mungkin dunia akan berpikir Bahwa Jin-Ae sangat naif, tapi dia tidak masalah dengan semua hal tersebut. dia hanya ingin kehidupan yang lebih baik untuk kedua adiknya.. Itu saja, ya.. Sebagai seorang kakak yang bertanggungjawab.