Menit berlalu begitu cepat, Jin-Ae benar-benar membaca semua buku di depannya dengan serius. Walaupun terkadang dia mengernyitkan dahinya bingung, dengan beberapa kata-kata Vulgar yang tidak dia pahami.
Dia adalah wanita muda berumur 25 tahun, selama hidupnya hanya terpaku pada pekerjaan dan pekerjaan saja. Dia tidak tau bagaimana dunia bekerja, dia tidak tau bagaimana dunia selalu menghancurkan orang-orang yang paling lemah.
Dia merupakan wanita yang tidak punya banyak kesempatan untuk mengeluh, apalagi menyerah. Ada Dua adiknya yang masih kecil, yang harus dia biayai kehidupannya. Jika Jin-Ae tidak bisa mendapatkan pendidikan yang tinggi, maka adik-adiknya harus berpendidikan tinggi dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Jin-Ae bukan wanita yang beruntung, dia hanya wanita yang lahir di keluarga yang sangat miskin. Ibunya sakit keras dan hanya bisa berbaring di tempat tidur, sedangkan ayahnya sudah meninggal dunia sejak Jin-Ae berumur 15 tahun.
Sejak kematian ayahnya itulah, ibunya langsung jatuh sakit dan tidak punya daya upaya untuk sembuh. Jin-Ae tidak bisa menyalahkan keadaan yang memang suka bercanda pada dirinya. dia hanya bisa menatap semua dunia di depannya dan terus berjalan, walaupun memang harus tertatih-tatih dan berdarah-darah.
Sekali lagi dia mengernyitkan dahinya, saat melihat gambar dua orang yang sedang mepet ke arah tembok. Jin-Ae bingung, kenapa hanya untuk melakukan hubungan intim orang harus mepet ke tembok? mereka seperti cicak saja.. Pikirnya sedikit jijik.
Dia mulai Menghela nafasnya pelan, lalu menutup buku yang membuat matanya jadi sangat berat. dia melihat kasur merah disampingnya, mengelusnya dengan perlahan. Lembut sekali, Jin-Ae tidak pernah merasakan kasur selembut ini. Dia memang hanya tidur di tikar tipis yang sudah lapuk, bukan dia tidak punya kasur yang layak. Hanya saja dia memilih untuk memberikan kasur yang empuk pada kedua adiknya dan ibunya yang sedang sakit. Jin-Ae hanya mau memastikan orang-orang yang dia sayangi bisa merasakan kehidupan yang lebih baik. Agar tubuh mereka tidak pegal-pegal jika tidur di tikar tipis.
Jin-Ae kembali mengelus kasur Tersebut, lalu dia mulai merebahkan Kepalanya secara perlahan. "Nyaman sekali, terbuat dari apa kasur ini? apakah Sutra? ahh.. Mungkin lebih dari itu." Kata Jin-Ae berbicara sendiri.
Dia Mengangkat kedua kakinya keatas tempat tidur, saat ini dia benar-benar sudah terlihat begitu nyaman dengan posisinya. yang tadinya hanya ingin merasakan kelembutan kasur itu, dia malah semakin nyaman dan perlahan rasa kantuknya datang. Memejamkan mata sedikit demi sedikit, tingkahnya sangat polos dan benar-benar seperti bayi besar yang butuh kasih sayang.
Dari balik Cctv, Zhou yang memperhatikan itu hanya tersenyum kecil. kedua adiknya sudah pergi ke ruangan lain untuk menguji beberapa wanita lain. Hanya Zhou saja yang ada di ruangan Cctv, dengan rasa penasaran yang tinggi. Zhou mulai menggerakkan Ruangannya ke ruangan merah yang terdapat Jin-Ae disana.
Terbukalah pintu itu dengan perlahan, Zhou turun dari tempat duduknya dan mulai berjalan ke arah Jin-Ae yang tidur sangat nyenyak. Bahkan wanita itu sudah mendekur tanpa tau malu..
Zhou duduk di sudut tempat tidur, matanya menatap tubuh wanita itu. Tubuh yang indah layaknya bunga mawar yang mekar di musim panas. Harum tubuhnya terasa menenangkan, Zhou tersenyum kecil saat Wanita itu tanpa sengaja bergerak sedikit dan menyentuh telapak tangan Zhou saat ini.
"Bagaimana wanita yang masih seperti bayi ini bisa terdampar di pulau berhantu? bagaimana kau bisa datang ke tempat yang mungkin saja akan menghancurkan masa depanmu? ini bukan tempat yang tepat untuk dirimu, kau seharusnya pulang dan tidur dalam dekapan ibumu. Lihat saja bagaimana tubuhmu yang masih layak berada dalam pelukan ibu." Zhou sekali lagi tertawa kecil, lalu dia mengelus pelan sisi wajah wanita tersebut. Dia hanya bisa memandangi dan menyentuh sedikit, karena Zhou tau bahwa Wanita di depannya saat ini milik Tuan Muda Hideyoshi. Tidak ada yang boleh menyentuh milik sang Tuan, sebelum Tuan itu sendiri yang menyentuhnya.
Zhou menghela nafasnya, lalu dia mulai bangun dari tempatnya. Dia memandangi beberapa buku yang terbuka beberapa lembar. "Dia belajar dengan baik, tapi aku tidak yakin dia akan paham dengan semua yang dia baca saat ini. Dia tidak cukup pantas berada disini, lebih baik dia aku keluarkan saja dari pemilihan." Setelah mengatakan hal tersebut, Zhou kembali ke ruangannya dan pintu sudah tertutup lagi.
Ruangan itu mulai bergerak turun ke lantai bawah, tak berapa lama Pintu terbuka dan Terlihat di depan sana adalah Ruangan Madam Mei-Mei. wanita yang sudah cukup tua tapi tubuhnya masih sangat bagus, langsung tersenyum senang ketika Zhou menghampirinya.
"Tuan....." Ucapan Madam Mei-Mei langsung terhenti dan dia menutup mulutnya dengan satu tangan. "Mr. Zhou.. apakah ada yang bisa saya bantu?." Tanya Madam Mei-Mei sedikit takut karena dia sudah melakukan kesalahan fatal.
"Wanita bernama Jin-Ae, aku mau kau keluarkan dia dari daftar Pemilihan." Kata Zhou tanpa basa-basi.
"Maaf Tuan, apakah dia melakukan kesalahan? aku rasa dia cukup indah untuk diperlihatkan pada Tuan Muda Hideyoshi." Kata Madam Mei-Mei lagi.
"Dia terlalu polos, terlalu lugu, terlalu bodoh, dia Seperti kupu-kupu yang baru menetas dari telurnya. Dia baru belajar terbang dan rasanya dia terlalu sempurna untuk masuk ke sarang Kelelawar. Tanyakan pada dia apa yang dia butuhkan, berikan yang dia mau. Uang atau apapun itu, mungkin dia membutuhkan hal tersebut. Hingga dia mau mengikuti kompetisi ini." Ujar Zhou lagi, tanpa menunggu ucapan dari Madam Mei-Mei, Zhou langsung berjalan pergi dari sana. dia masuk ke ruangannya lagi dan pintu langsung tertutup.
Zhou tersenyum kecil lagi, tanpa sadar bibirnya melengkung dengan indah. Dia jadi berpikir tengang kupu-kupu itu, Zhou tau kalau kupu-kupu terlahir tidak langsung berbentuk cantik seperti itu. Kupu-kupu bermula dari hewan yang tidak terlalu disukai, yaitu ulat. Proses perubahan bentuk ini disebut sebagai metamorfosis. Banyak orang mungkin menyaksikan proses metamorfosis kupu-kupu secara langsung.
Metamorfosis muncul dipicu oleh hormon, yang dikeluarkan tubuh hewan sebagai kondisi yang tepat untuk pendekatan metamorfosis. Hormon tersebut menyebabkan perubahan drastis pada fungsi sel hingga perubahan perilaku. Seperti yang terjadi pada ulat yang berubah jadi kepompong.
Dan Jin-Ae sama persis seperti kupu-kupu yang sedang melakukan metamorfosis. Mungkin saat ini dia tidak mampu terbang tinggi, sebab kecantikannya baru saja terbuka. Tapi Zhou sangat yakin, Saat dia sudah mampu terbang. Maka dunia ini akan terpana pada kecantikan yang ada di Wajahnya.. Ya.. Kecantikan sangat sempurna.
Kembali lagi, Zhou menggelengkan kepalanya dengan pelan. dia mengutuk sendiri otaknya yang terlalu banyak berpikir, mengalihkan semua pemikiran tidak baik itu ke beberapa pekerjaan yang sudah menunggunya saat ini.