Chereads / Setelah kepergian Ibu / Chapter 12 - Bab 12

Chapter 12 - Bab 12

Setibanya di rumah Dikha di sambut ketiga adiknya. Serasa semua lelah tadi terbayar lunas saat Dia melihat senyum bahagia dari ketiga adik-adiknya.

"Kak Dikha pulang!" seru Risky dengan wajah senang. dan seketika itu adik-adiknya yang lain pun berlari menghampiri Dikha.

Dengan senyum bahagia seakan tidak pernah terjadi apa-apa hari ini, Dikha masuk kedalam rumah dan memeluk adiknya yang paling bungsu.

"Kakak ada bawa sesuatu untuk kalian!"Seru Dikha.Terlihat raut bahagia dari adik-adiknya.

Sebelum pulang ke rumah, Dikha sebelumnya menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan rumah untuk beberapa hari. Dan sedikit makanan ringan untuk adik-adiknya.

Dia sadar,Semenjak kepergian kedua orang tuanya hampir tidak pernah lagi dia memberikan mereka jajanan.

"Apa itu kak!" Tanya Intan. Terlihat wajah Risky juga ikut penasaran. Setelah itu bungkusan pun di buka.

"Waaahhh ini beneran kak?" sudah lama Intan ingin makan Martabak Telur. Seru Intan sambil meneteskan air matanya.

"Sudah jangan menangis, kebetual kakak ada rejeki hari ini. jadi kakak beli ini untuk kalian. dan ini stock kebutuhan kita untuk beberapa hari ke depan!" Sambil mengusap air mata Intan dan melihat ke arah Risky dan Dimas. seolah mengisyaratkan kepada adik-adiknya bahwa mereka tidak perlu khawatir untuk beberapa hari ke depan.

"Kak Dikha dapat uang dari mana? Kak Dikha juga ikut makankan?" Tanya Risky sedikit bingung.

"Sudah makan saja. Itu dari uang halal dan kakak tidak akan memberi kalian makan dari uang yang tidak halal!" Jawab Dikha sambil mengusap kepala adiknya Risky.

"Lalu untuk biaya sekolah kami yang nunggak bagaimana kak?"Tanya Intan.

"hust makan saja, kasihan kak Dikha!" Seru Risky mengingatkan Intan agar dirinya tidak menambah beban fikiran kakaknya.

"Gak apa-apa, kasi kakak waktu beberapa hari ya. Kakak janji akan melunasi semuanya. kalian juga harus janji belajar yang serius. kita buktikan ke Ayah kalau kita bisa hidup tanpa Ayah di sisi kita!" Tegas Dikha sambil mengepalkan tangannya. Terlintas di benaknya akan kebenciam kepada Ayahnya. karena semenjak kepergian Ayahnya, mereka mengalami hal-hal yang paling menyulitkan.

"Iya kak!" Jawab kedua adiknya dan langsung memakan martabak tadi.

Untuk beberapa orang mungkin itu makanan biasa. tapi untuk meteka itu adalah makanan yang sangat sulit mereka dapatkan.

Seketika saat Dikha terbawa dalam amarahnya Dimas memeluk Dikha dan saat itu pun amarah yang ada di dirinya langsung meredup.

"Kak mau mainan!" Rengek Dimas kepada Dikha

Sama seperti anak-anak yang lainnya. Dimas tidak mengerti keadaan yang mereka alami. dan sudah wajar kalau anak di usia dirinya menginginkan sebuah mainan.

Seketika Intan dan Risky saling bertatapan sebelum akhirnya melihat kearah kakaknya.

"Besok ya sayang, Besok kakak beliin!" Jawab Dikha karena tidak ingin melihat adiknya sedih. Padahal di dalam hatinya ingin sekali menangis. tetapi dia tidak ingin kelihatan lemah di mata adik-adiknya.

"Ya sudah kamu ikut makan ya dengan kak Intan dan kak Risky!" Bujuk Dikha.

"Ayo kak ikut makan!"Ajak Risky

"Kakak masih kenyang, tadi di tempat kerja kakak sudah makan. Kalian habiskan saja!" Seru Dikha sambil tersenyum.

Kemudian Risky dan adik-adiknya pun melanjutkan makannya. mereka makan dengan sangat lahap. Di sudut lain Dikha melihat adik-adiknya dengan senyum tipis.

"Terima kasih ya Allah untuk Rejeki Mu hati ini!" Gumam Dikha dalam hati seraya mensyukuri apa yang telah di berikan kepada Dirinya.

Sebenarnya Dikha telah berbohong kepada adik-adiknya yang bilang kalau Dia sudah makan. Padahal yang sebenarnya dia belum makan sama sekali. dan hanya meminum air putih saja. yang di fikir kalau dia ikut makan. makanannya mungkin tidak akan cukup untuk adik-adiknya.