Chereads / Setelah kepergian Ibu / Chapter 17 - Bab 17

Chapter 17 - Bab 17

"Iya benar kami sudah makan tadi, kalian makan saja"Jawab Jessica dengan cepat. 

Di sisi lain Karin masih diam, Dia teringat saat di Mobil tadi Dikha sempat berkata kalau Dia belum makan.

"Kalau begitu kami makan ke dapur dulu ya kak!" Seru Intan dan langsung memawa makanan ke dapur. Di ikuti Risky dan Dimas.

Setelah adik-adiknya masuk ke dalam, Dikha mengajak Karin dan Jessica ke halaman belakang rumah. dan mereka duduk di kursi yang berada di halaman belakang rumah.

"Kamu bilang tadi di Mobil kalau kamu belum makan,Kenapa tadi kamu berbohong ke pada adik-adik kmu?" Tanya Karin heran!

"Aku ada makanan sendiri Bu. Kalian Mau?" Jawab Dikha sambil mengambil 2 buah Roti dari dalam sakunya.

"Ka kamu makan Roti saja? dan adik kamu...!!" jessica sedikit mengerutkan keningnya.

"Ini sudah Alhamdulillah kak, lagi pula uang yang aku punya masih untuk biaya sekolah adik-adik ku. asal mereka tetap sehat dan bahagia , Aku tidak masalah harus makan ini setiap hari karena itu sudah lebih dari cukup untuk ku!" Jawab Dikha sambil melihat ke atas.

"Ta.. tapi bukan berarti kamu harus seperti ini. kamu boleh membahagiakan mereka, tapi dengan memakan ini terus juga tidak baik untuk kesehatanmu!" Seru Jessica dengan nada kesal. waau pun di sisi lain dia semakin kagum dengan pengorbanan yang Dikha lakukan untuk adik-adiknya.

Tidak berbeda dengan Jessica. Karin juga merasakan hal yang sama. baru beberapa hari mengenal Dikha, Karin merasa dirinya sudah mengenal Dikha seperti sudah bertahun-tahun. Perasaan Karin bercampur aduk. Dia melihat Jessica yang jelas-jelas memberikan perhatiannya ke pada Dikha. sementara dirinya hanya bisa memendam perasaan suka dan cemburunya setiap melihat Jessica yang selalu perduli dengan ke adaan Dikha.

Hal yang bisa Karin lakukan hanyalah diam dan mendengar percakapan mereka. karena dari sebelum ke rumah Dikha, Karin hanya bilang kalau Dia hanya ingin tau alamat rumah karyawannya.

"Semenjak kepergian Ibu dan ayah, hanya mereka yang aku punya. lagi pula untuk saat ini hidup dan masa depan untuk diriku sendiri tidaklah penting. kalau pun aku harus tidak melanjutkan kuliah dan harus berkerja siang dan malam . Aku tidak apa-apa kak. yang penting mereka bisa memiliki pendidikan yang layak buat bekal mereka kelak!" Ucap Dikha dengan mata memerah seperti ingin mengeluarkan air mata kesedihan.

"Plak....!"

Terdengar suara tamparan di wajah Dikha. Seketika Dikha terkejut dengan tangan yang telah melayang di pipinya. Dikha hanya memegang pipinya dengan tangannya. dan melihat ke arah yang melakukan hal tersebut kepada dirinya.

"A...apa yang kau lakukan Jess?" Sontak Karin terkejut dengan apa yang telah di lakukan Jessica. Karena yang dia lihat, Jessica seperti kehilangan kontrol akan dirinya.

"Kamu pria terbodoh yang pernah aku kenal karena kamu berfikir masa depan kamu tidak penting. bagaimana kamu bisa melindungi mereka kalau kamu saja tidak bisa berhasil. apa kamu yakin kamu bisa bertahan hingga mereka berhasil? sejak pertama kita kenal. Aku sudah bisa lihat bahwa kamu adalah pria yang baik. tapi aku tidak menyangka kalau kamu sebodoh ini. aku tidak perduli dengan apa yang kamu fikirkan tentang aku. dan 1 hal lagi, kalau kamu tidak melanjutkan kuliah karena alasan uang. aku tidak akan lagi ingin kenal dengan kamu Dikha. kalau hanya masalah uang, aku akan menyisihkan sebagian uang jajan Ku untuk kamu!" Ucap Jessica dengan air mata di pipinya. 

"Be. benarkah ini Jessica? Sejak kapan jessica seperti ini dengan seorang Pria?" Gumam Karin dalam hati sambil melihat Jessica . Dia merasa Jessica yang Dia kenal berbeda dengan jessica yang dia lihat saat ini. Dia merasa Jessica benar-benar menyukai Dikha.

Mendengar ucapan Jessica, Dikha hanya diam sambil terus memegang pipinya. Dikha tidak menyangka Jessica akan sangat perduli dengannya. Bahkan Jessica bersedia ikut membayar biaya kuliahnya. Hal tersebut membuat Dikha tersentuh. akan tetapi Dikha tidak berani berkesimpulan kalau Jessica menyukainya. karena itu mustahil mengingat Jessica telah melihat dan menyaksikan sendiri betapa miskinnya dirinya.

"Ma...maafkan aku!" Ucap Dikha sambil menundukan kepalanya.

Seketika Jessica berlari pergi meninggalkan Karin dan Dikha yang saat itu berada di halaman belakang rumah Dikha. Dia bergegas pulang.

"J....Jess?" Panggil Karin dengan mata bingung sesekali melihat Dikha yang masih menunduk sambil memegang pipinya.

Karin seperti telah melihat Drama percintaan, Sekarang Dia bingung dengan perasaannya sendiri. Antara Dia, Jessica dan Dikha.