"Sudah kamu berangkat saja, Koran itu biar saya yang jual. nanti keunyungannya saya ambil... Yang penting koran habis dan kamu bisa tetap ke sekolah!"
mendengar ucapan Arif, Dikha tersenyum dan berkata " Terima kasih ya Rif, Ini korannya dan ini setoran uang untuk koran yang sudah laku.."
" Siap Bro!" Jawab Arif agak bercanda dengan Dikha.
" Aku pergi dulu ya"! Ucap Dikha sambil bergegas meninggalkan Arif.
"Oke.. hati-hati!" Jawab arif dengan senyum dan mata yang beberapa saat melihat ke arah Dikha yang berlalu.
Setelah Beberapa lama, Dikha yang tadi berlari menuju ke sekolahnya akhirnya tiba di sekolah. Pas bersamaan Bel masuk pun Berbunyi.
Di depan Sekolah Dikha langsung melapisi pakaiannya yang tadi berjualan Koran dengan pakaian sekolahnya.
Tidak ada yang melihat Dirinya. karena semua murid sudah masuk ke dalam kelas. Sedangkan Pos jaga hanya di jaga saat pelajaran telah di mulai.
Setelah memakai pakaiannya, Dikha bergegas berlari menuju Kelasnya.
Sesampai di kelas Dikha Melihat Semua teman-temannya di dampingi Orang Tua dari masing-masing.
Melihat pemandangan Seperti itu Dikha hanya bisa terdiam. Walau pun hanya sekedar pengambilan surat Kelulusan.
Dikha Memasuki Ruangan kelasnya. Dan senyum kepada teman-temannya yang ada di dalam kelas. dan menuju kursi yang kosong.
Dikha anak yang pendiam, jadi tidak banyak teman yang Dia miliki. hanya sekedar teman biasa saja. saat di dalam kelas pun Dikha hanya Fokus belajar dan hampir tidak pernah berbicara kepada teman sekelasnya.
Pada saat Dikha duduk di Kursi kosong tersebut. terdengar suara sapa dari salah seorang teman Dikha.
"Kok telat Dik?" tanya seseorang yang duduk di belakang Dikha. Dikha pun membalikan pandangannya ke belakang kursinya. Di mana terdapat Seorang Wanita yang Duduk bersama Ibunya.
"Ada Urusan Sedikit" Jawab singkat dari Dikha.
Wanita tersebut adalah Wanita tercantik di kelas Dikha, dan juga paling Populer di antara kelas-kelas lainnya. Namanya Wulan. Wulan adalah anak Orang kaya, yang selalu di antar supirnya setiap pergi dan pulang sekolah. Ayah Wulan adalah seorang Pengusaha yang sukses.Tak heran jika Wulan memiliki pamor yang lebih di antara wanita-wanita lain di SMA mereka.
Setelah Dikha kembali menghadap ke depan kelas. terdengar bisikan kecil dari belakang.
"Cakep temen kamu kak! dan sepertinya Lumayan Dewasa!" seru salah satu dari seseorang yang duduk di belakang.
"Iya Ma, Cuma terlalu cuek Ma.. Nanti kakak cerita di Rumah!" Jawab wanita yang satunya.
Selama mereka Berteman hampir tidak pernah bercanda gurau seperti Wulan dengan yang lainnya.
Dikha lebih memilih fokus belajar, dan saat istirahat pun Dikha lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan.
Akan tetapi sikap Cuek yang di miliki Dikhalah yang membuat Wulan menaruh simpati kepadanya. Bukan hanya karena Cueknya yang membuat Wulan penasaran dengan Dirinya.
Wajah tampan dan Senyum manis yang terpancar dari wajah Dikha yang membuat Wulan jatuh hati. Walau pun hampir Tidak pernah Dikha senyum kepadanya. dan hanya Wajah tanpa ekspresi yang dia tunjukan.
Bukan hanya Wulan yang tertatik dengan Dikha. Wanita dari kelas lain juga banyak yang jatuh hati ke pada Dikha. tapi tak seorang pun yang pernah bisa Berbincang banyak kepadanya.
Bagi Dikha saat ini yang terpenting adalah pendidikan. Dia ingin sukses agar bisa melindungi adik-adiknya.
berselang beberapa waktu, Terlihat seorang Pria Tua memasuki Kelas. ptia tua tersebut adalah Pak Zul karnaen. Beliau selaku Wali kelas.
"Asalamualaikum Wr. Wb. Selamat Pagi semua!" Ucap Pak Zul sesaat sebelum duduk di kursi yang berada di depan kelas.
" Waalaikumsalam Wr. Wb. Selamat pagi pak!" Jawab semua yang ada di dalam kelas secara serentak.
Tidak lama kemudian semua Murid Keluar kelas dan hanya Dikha satu-satunya Murid yang masih di dalam kelas. itu di karenakan Dikha tidak datang dengan Walinya.
Pak Zul hanya melirik sesaat kepada Dikha sebelum melanjutkan Percakapannya.