"Iya dia jomblo. Bulan ini jomblo bukan karena ga laku tapi kebanyakan pilihan jadi bingung sendiri menentukan. Eh sorry dek, keceplosan," sambar Gina.
"Emang betul begitu, Dok? Wajar sih cakep begini," ucap Rafli.
"Engga, kak. Aku mah biasa-biasa aja. Daripada Kak Gina.."
"Eh.. Eh.. Kamu mau bilang apa?"
"Kak Gina tuh sebenarnya ngefans sama kakak."
"Ah yang bener?" tanya Rafli.
"Dulu sih waktu aku masih SD, itu pun cuma kata ibuku. Aku sama sekali ga inget dulu pernah ngefans sama kakak."
"Kalau sekarang gimana, ngefans ga?" tanya Bulan.
"Ngefans sih engga. Cuma salut sama kerja kerasnya kakak, kayak ga ada capeknya."
"Kayaknya bukan itu deh yang kakak bilang ke Bulan waktu itu."
"Hm.. Bisa kita kembali fokus ke makanannya?" ucap Gina bermaksud mengubah topik perbincangan.
"Oh iya. Menurutuku, ini nilainya sembilan koma lima," puji Rafli.
"Kalau aku sih sebenarnya sembilan tapi karena kamu dari tadi rese, aku turunin jadi delapan," kata Gina.
"Yah kakak.. Harus objektif dong."
"Makanya kamu jangan suka rese."
"Sudah.. Sudah.. Lebih baik sekarang dokter-dokter cantik ini jelaskan ke kita semua apa saja sih manfaat dari makanan-makanan ini. Tapi.. Untuk kalian semua yang mau menyimak penjelasan mereka, silakan langsung ke channel mereka, GB Meducation. Subcribe channel mereka dan channel ini juga ya. Hm.. Terima kasih sudah setia menyaksikan. Bye Bye."
***
Lalu, mereka bertiga lanjut shooting untuk konten di channel milik Gina dan Bulan. Mereka shooting tidak terlalu lama. Selesai shooting, mereka evaluasi dengan tim masing-masing.
Setelah evaluasi, Gina dan Bulan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Rafli.
"Makasih banyak ya, kak, sudah mau collab sama kami. Jujur, kami ga nyangka kakak mau collab sama kami," ucap Bulan.
"Iya makasih banyak ya, kak, karena sudah mau wujudin keinginan adikku ini yang ngebet jadi artis. Hehehe," ucap Gina.
"Iya, sama-sama, kalian seru-seru orangnya jadi aku mau. Terus ide kontennya juga menarik. Makasih banyak juga ya," respon Rafli.
"Sama-sama, kak," ucap kompak Gina dan Bulan.
Setelah itu, Gina dan Bulan kembali ke ruang kerjanya masing-masing. Sementara itu, Rafli langsung bergegas menuju salah satu stasiun televisi swasta untuk menjadi bintang tamu program sketsa komedi yang sedang ngehits saat ini.
***
Klub Glory United FC akhirnya memastikan diri promosi ke Liga Satu musim depan usai menang tipis 1-0 di laga terbaru. Poin mereka tidak mampu lagi terkejar oleh tim yang saat ini berada di posisi keempat. Hanya saja, mereka belum memastikan diri sebagai juara. Mereka butuh satu kemenangan lagi untuk merengkuh trofi Liga Dua.
Keberhasilan klub promosi ke konpetisi kasta teratas tanah air memberikan energi positif kepada semua elemen klub, termasuk Gina sekeluarga. Hari-hari mereka dihiasai rasa semangat, kebahagiaan, dan keceriaan. Bagaimana tidak, bonus untuk Coach Feri dan Gina telah cair. Sesuai rencana awal, bonus-bonus itu akan mereka gunakan untuk liburan.
"Kita jadi liburan kan, yah?" tanya Gina ke ayahnya.
"In syaa Allah jadi, nak. Gimana Bu, sudah pesan tiket?"
"Belum. Kita juga belum sepakat mau kemana kan," jelas ibunya Gina.
"Bukannya kita mau ke New Zealand?" tanya Gina.
"Ga jadi, nak. Rencananya, ayah mau ajak kalian ke Paris. Ayah mau nonton final Liga Champions disana. Kalian setuju ga?" jawab dan tanya balik ayahnya Gina.
"Ibu sih setuju. Tahun lalu kan kita mau kesana tapi tidak jadi. Kalau kamu, gimana, nak?"
"Oke sih. Tapi.. Gina boleh ajak, Bulan?"
"Boleh, kalau dia mau. Siapa tahu dia juga mau liburan sama keluarganya."
"Hm.. Kalau gitu, aku tanya dia nanti malam."
"Iya, nak."
"Hm.. Memangnya kita mau berangkat tanggal berapa, yah?"
"Masih lama sih, awal bulan depan mungkin. Tergantung visa kapan selesainya, yang jelas sebelum final Liga Champions itu. Ayah sudah beli tiketnya soalnya."
"Tiket pesawat, yah?"
"Bukan, tiket pertandingan itu."
"Oh iya. Maaf kurang fokus, yah. Hehehe."
***
"Bulan.. Kamu udah ada rencana liburan?" tanya Gina melalui whatsapp call.
"Hm.. Belum ada nih.. Kenapa, kak?"
"Jadi gini.. Kakak sekeluarga rencananya mau ke Paris awal bulan depan, siapa tahu kamu mau ikut."
"Hm.. Gimana ya.. Dibayarin ga, kak? Hehehe."
"Emang kamu ga ada tabungan buat liburan khusus?"
"Ada sih kak tapi tidak cukup untuk ke Paris."
"Oh, oke.. Hm.. Kalau kakak bayarin lima puluh persen, gimana?"
"Maksudnya, kak?"
"Iya tiket terus akomodasi selama disana kakak traktir kamu tapi lima puluh persen aja. Gimana, dek?"
"Hm.. Gimana ya.. Aku hitung-hitung dulu ya, kak. Kalau cukup, nanti Bulan konfirmasi lagi ke kakak."
"Okelah, dek. Kalau bisa konfirmasi secepatnya, nanti repot lagi urus visa dan lain-lainnya."
"Iya, kak. In syaa Allah."
"By the way, kamu ga ada rencana liburan sama keluargamu, dek?"
"Ga ada, kak. Kita liburannya setiap akhir tahun aja. Pernah sih sekali pertengahan tahun. Itu juga karena dapat bonus paket liburan dari kantornya ayahku."
"Oh gitu ya. Okelah.. Kakak tunggu konfirmasi kamu secepatnya ya, dek."
"Oke siap, kak."
***
Meskipun klub sudah juara, bukan berarti elemen klub sudah bisa bersantai, termasuk Gina dan kawan-kawan selaku tim medis. Mereka harus mengevaluasi semua data kesehatan para pemain. Hasil evaluasinya akan diserahkan ke manajemen klub dan tim kepelatihan.
Gina pun tetap berangkat ke kantor pagi-pagi. Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya secepat mungkin agar nanti dia betul-betul bisa menikmati liburannya karena tidak kepikiran urusan di kantor. Gina juga meminta Bulan untuk membereskan semua pekerjaannya agar mereka bisa segera liburan.
***
"Kak.. Aku jadi mau ikut liburan sama kakak. Tapi, boleh bawa teman?" isi chat whatsapp Bulan ke Gina lima belas menit yang lalu.
"Siapa? Boleh aja sih, tapi bayar sendiri ya."
"Marsha namanya, kak, teman kelasku waktu SMA. Iya bayar sendiri kok, kak."
"Oh, oke. Tapi, dia tahu kan kamu berangkatnya sama kakak sekeluarga?"
"Iya udah tahu, kak.
"Oh okelah. Kalah begitu, secepatnya kalian kasih kepastian tanggal berapa bisa berangkat supaya ibuku juga secepatnya bisa pesan tiket."
"Iya, kak. In syaa Allah. Aku tanya Marsha dulu ya, kak."
"Oke, ditunggu."
***
Tidak butuh lama, Gina sekeluarga serta Bulan dan temannya, Marsha, untuk sepakat dengan satu tanggal pemberangkatan. Visa mereka pun sudah terbit semua.
Namun, mereka harus bersabar sedikit lagi karena kompetisi musim ini menyisakan satu pertandingan lagi. Pertandingan itu sebenarnya sudah tidak terlalu penting lagi karena klub memastikan diri sebagai juara pada pekan lalu.
Kendati begitu, pertandingan nanti penting bagi pemain akademi yang sedang dan akan dipromosikan ke tim utama. Mereka harus tampil baik nanti agar mendapatkan tempat di tim utama musim depan.
***