"Pengen sih, kak. Tapi, untuk memperluas pertemanan saja. Siapa tahu kan bisa kenalan sama teman-teman artisnya. Hehehe."
"Oh yayaya. Emang kamu pengen jadi artis, dek?"
"Tidak sih, kak. Tapi, Bulan tuh dari dulu bermimpo punya program tv tentang edukasi kesehatan gitu lho, kak."
"Wah bagus juga impian kamu, dek. Hm.. Tapi kalau boleh saran sih, kamu bikin aja channel Youtube terus kontennya tentang kesehatan. Sekarang sudah jamannya konten digital, dek."
"Wih ide bagus tuh, kak. Tapi, pasti perjuangannya harus ekstra banget."
"Pastilah, dek. Tapi, apa salahnya dicoba kan. Nanti kakak bantu kalau kamu mau."
"Hm.. Bulan pikir-pikir dulu ya, kak."
***
Rafli Faris langsung tancap gas di pekerjaan barunya. Dia sering mengadakan rapat untuk berdiskusi dengan semua pihak yang ada di internal klub, termasuk tim medis untuk akademi.
Setiap kali rapat, Gina pun aktif bertanya dan banyak berdiskusi dengan Rafli bahkan ketika rapat sudah selesai. Kekaguman Gina akan kecerdasan idola masa kecilnya yang kini menjadi partner kerjanya pun semakin bertambah.
Di luar rapat, Gina dan Faris juga sering ngobrol Obrolan mereka bukan hanya urusan pekerjaan. Mereka pun memulai membahas hal-hal personal.
"Hm..By the way.. Aku dapat info kamu anaknya Coach Feri. Betul itu, dok?"
"Iya betul, Pak."
"Hm.. Dok.. Boleh jangan panggil pak? Panggil kak atau Rafli aja, apalagi mungkin kita juga seumuran."
"Baik, Pak. Eh, baik, Kak Rafli."
"Bagus. Bagus."
"Hm.. Kakak tahu darimana aku anaknya Coach Feri."
"Biasa. Pak Deddy yang cerita. Dia sudah ceritakan hampir semua orang yang kerja di klub ini."
"Oh, begitu, kak."
"Iya. Hm.. Kalau masih ada pekerjaan lain, dokter silakan lanjut aja. Aku masih mau bereskan ini laptop."
"Kebetulan sudah beres semua agenda hari ini, kak. Tapi.. Saya balik duluan ya, kak."
"Oh iya, makasih ya, dok."
"Sama-sama, kak. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."
***
Perbincangan antara Gina dan Rafli pun berlanjut lewat chat whatsapp. Rafli mendapatkan nomor whatsapp Gina dari grup chat.
"Assalamu'alaikum. Ini aku Rafli Faris. Jika berkenan, nomorku disave ya."
"Wa'alaikumsalam. Oke, kak Rafli."
"Dokter, besok ke kantor atau libur?"
"Libur. Kenapa, kak?"
"Tidak apa-apa, cuma bertanya, dok."
"Oh iya, kak. Tapi kalau bisa jangan panggil dok terus, kak, bilang aja lo atau kamu."
"Memangnya kenapa?"
"Gapapa. Ga enak aja kalau dipanggil dok terus, berasa kayak lagi kerja."
"Oh, oke. Kalau panggil dek, boleh?"
"Terserah, kakak."
"Oh, okelah, dek."
***
Keesokan paginya, setelah sarapan, Gina dan Bulan chattingan melalui whatsapp. Mereka membahas direktur baru mereka, Rafli Faris.
"Dek.. Semalam Rafli chat kamu?"
"Iya, kak."
"Apa kata dia?"
"Cuma minta nomornya disave, kak."
"Cuma itu, dek?"
"Iya. Kenapa, kak?"
"Tidak ada apa-apa kok, dek."
"Kakak chatan ya sama dia tadi malam?"
"Iya, sama seperti kamu. Dia minta nomornya disave terus sudah itu dia tanya besok kakak kerja atau libur."
"Bulan ga yakin cuma itu. Hahaha."
"Hahaha.. Beneran kok, dek. Besok kakak liatin kalau kamu ga percaya."
"Chatan juga gapapa kok, kak. Kakak sama dia kan sama-sama jomblo. Hahaha."
"Apa sih, dek."
"Bisa jadi kayak film-film nih, fans sama idola bersatu. Cie kak Gina. Hehehe."
"Rese banget sih kamu, dek. Ga bakalan lah. Aku idolain dia itu waktu aku masih kecil, itu pun aku ga ingat."
"Kalau sekarang gimana, kak?"
"Gimana apa maksudnya, dek?"
"Perasaan kakak ke Rafli. Masih ngefans kah atau gimana gitu."
"Ga ada lah dek. Baru juga kenalan toh. Tapi, memang sekarang kakak kagum sama kecerdasannya. Seru juga kalau diajak diskusi."
"Cie.. Kagum lalu naksir lalu.. Hehehe."
"Lalu apa?"
"Lalu jatuh cinta. Hahaha."
"Ah sudah ah, dek. Mending kamu mandi terus ke kantor, dek. Hahaha."
"Haha. Aku juga lagi libur, kak."
"Oh, pantasan kamu punya waktu untuk balas chat tanpa isi ini."
"Yah begitulah, kak."
***
Sementara itu, Gina dan Bulan mulai menjalankan rencananya untuk membuat kanal Youtube yang berisi konten edukasi kesehatan.
Bulan menjadi host sekaligus narasumber di video pertama di channel mereka. Gina bertugas sebagai kameramen.
Melalui video itu, Bulan memperkenalkan dirinya dan Gina serta tujuan dari channel mereka. Di video itu juga Bulan menjelaskan apa saja yang akan mereka bahas, setidaknya hingga video kesepuluh.
***
Ternyata, dana sponsor dari perusahaan milik Rafli Faris akan digunakan sebagai dana awal untuk pembangunan rumah sakit klub.
"In syaa Allah, rumah sakit klub ini akan dibangun mulai minggu depan. Terima kasih kepada Nak Rafli yang telah menyuntikkan dana segarnya sehingga pembangunan ini bisa dimulai lebih cepat," ucap Pak Deddy William, direktur utama perusahaan yang juga merupakan kakak sepupu dari bapaknya Rafli Faris saat rapat bersama dewan direksi dengan tim medis.
Mendengar itu, Gina langsung terbayang kembali akan harapannya bersama ayahnya bahwa suatu saat dia akan menjadi direktur utama rumah sakit itu. Gina benar-benar excited dengan pembangunan rumah sakit itu.
"Rekan-rekan sekalian, mohon doanya semoga pembangunan rumah sakit klub kita ini dapat berjalan lancar sesuai rencana, tidak ada hambatan apapun. Terus.. Semoga rumah sakit klub kita ini juga nantinya bisa bermanfaat untuk masyarakat umum. Aamiin," sambung Pak Deddy William penuh rasa harap.
"Aamiin," respon kompak seluruh peserta rapat.
***