Bel masuk berbunyi, semua murid berlarian menuju lapangan untuk upacara bendera hari Senin, jelita dengan santai nya berdiri di posisi paling depan, pemimpin upacara mengambil alih pimpinan, pasukan upacara segera ditertibkan, selang beberapa menit dibelakang terdengar begitu rusuh, siswa yang terlambat sedang mencari posisi aman agar tidak ketahuan, jelita masih tidak sadar, bahwa atribut yang ia kenakan tidak lengkap. Lolly yang berada dibarisan paling belakang memberikan topi untuk jelita melalui estafet teman-teman nya. Saat teman dibelakang nya memakai kan topi untuk jelita, ia langsung tersadar, dan refleks memberikan ucapan terimakasih pada teman nya lalu kembali menghadap kedepan.
Saat pembina upacara sedang memberikan amanat, ia meminta siswa yang terlambat untuk maju kedepepan. Daffa beserta teman-teman nya dan beberapa adik kelas nya itu tidak canggung untuk segera memenuhi permintaan bapak pembina.
Ketujuh siswa yang terlambat ditanyai satu persatu oleh pak pembina, mulai dari alasan kenapa bisa terlambat, dan alasan kenapa tidak memakai atribut sekolah dengan lengkap. Semua sudah ditanyai satu persatu, rata-rata siswa lelaki itu menjawab kesiangan karna sudah nonton acara sepak bola. Ada juga yang menjawab karna tidak ada yang membangunkan, alasan-alasan yang klasik membuat seluruh siswa dan siswi SMA Kartini tertawa cekikikan, terakhir giliran Daffa yang di interogasi.
"Daffa Kiran Wiguna, saya sampai hafal nama kamu... Karna hampir setiap Senin kamu berdiri disini, sekarang, alasan apa lagi yang mau kamu berikan pada saya? Telat nonton bola? Tidak ada yang membangunkan? Diputusin pacar? Atau apa?" Kata bapak pembina upacara tersebut setengah kesal.
"Maaf Pak, saya lupa kalau sekarang hari senin.."
Semua siswa-siswi tertawa terbahak-bahak dengan kompak. Pak pembina hanya menggelengkan kepala.
"Terus, Kamu kira sekarang hari apa?" Tanya nya lagi.
"Masih Minggu Pak..." Daffa menjawab tanpa Dosa.
Lagi-lagi semua murid mentertawai jawaban konyol Daffa .
"Kamu pakai dasi tapi tidak pakai topi, kemana topi kamu?"
"Dipakai Jelita, Pak!" Daffa menjawab seolah berteriak, membuat semua orang langsung melirik pada gadis manis berkacamata itu.
Wajah gadis cantik itu seketika memerah, ia tidak pernah dipermalukan seperti ini ditengah kumpulan para siswa. Bapak pembina yang mengerti akan maksud Daffa langsung mengakhiri wawancara nya, akhirnya Daffa dan teman-teman nya mendapat hukuman lari di lapangan setelah upacara di bubarkan.
Jelita melirik ke arah teman dibelakang nya. Ranti menunjuk ke belakang, begitupun teman-temannya yang lain meneruskan, sampai tunjukan itu mengarah kepada Lolly, sambil tersenyum Lolly melambaikan tangan nya dan memberi isyarat minta maaf pada jelita.
Selesai upacara, jelita menyaksikan Daffa and the gank bersiap untuk memulai hukuman, jelita bergegas menemui Daffa, dan langsung memberikan topi miliknya yang sebenarnya kekecilan untuk jelita.
"Buset... Udah di bantuin malah melengos gitu aja, makasih kek, Ta..." Daffa mengomentari sikap jelita yang dianggap tidak tahu terimakasih. Jelita membalikan badan nya menghampiri Daffa beberapa langkah. " Makasih Daffa! Lagian topi Lo ini kekecilan. Dari kelas X pasti Lo gak gak pernah ganti atribut ya? " Ledek jelita.
"Sembarangan Lo, Ta, ini bukan topi gue yang kekecilan, tapi kepala Lo yang kebesaran, makan nya jangan besar kepala jadi orang, topi gue yang sebesar ini aja gak masuk dikepala Lo" Daffa memakai topi nya kembali dan bergegas mengejar teman-temannya yang sudah lari duluan. Jelita mengepalkan kedua tangan nya, lalu pergi meninggalkan lapangan. dalam hati, gadis itu mengatakan kalau seandai nya waktu bisa di putar kembali, ia tidak akan masuk ke sekolah ini dan bertemu dengan seorang laki-laki menyebalkan yang terus mengganggu nya itu.
disisi lain, dalam hati kecilnya, ia sempat berfikir kalau tidak semua sikap Daffa itu menyebalkan, ia melihat Daffa seringkali mengorbankan dirinya untuk orang lain, dulu teman sekelasnya pernah bercerita kalau dia sempat terlambat masuk sekolah, saat gerbang sudah terkunci, Daffa yang sudah hafal area tempat melarikan diri para murid saat jam kosong itu mengajak Yuni dan Santi ke pinggir sekolah, Daffa mendobrak paksa sebuah pintu yang terbuat dari seng, setelah mereka bertiga berhasil masuk, Daffa menyuruh Yuni dan Santi untuk segera lari dari tempat itu, sementara Daffa membetulkan kembali sisa dobrakan nya, tapi ia ketahuan penjaga sekolah lalu kembali di hukum oleh guru, lagi-lagi dia tetap santai dan mengikuti hukuman nya dengan baik, kali ini, Daffa berhasil menyelamatkan nama baik jelita. tak terbayangkan kalau seandai nya jelita mendapat hukuman dari pihak sekolah karna lupa memakai topi saat upacara bendera berlangsung.
"Menyebalkan.... huh" jelita teringat kembali akan tingkah Daffa yang banyak menguras emosinya.
jelita sampai di dalam kelas. melihat wajah kesal sahabatnya, Lolly langsung melebarkan senyum .
"Ta... sorry ya... gue cuma di suruh Daffa buat kasih topi nya sama Lo, daripada Lo di hukum kan?" Lolly membela diri.
"ya iya sih, Lol, gue kira itu topi punya Lo, yang barisan belakang kan gak ketahuan kalau gak pake atribut lengkap" jawab jelita.
"Ya enggak lah, gue juga takut kena hukuman lah... oh iya, Lo harus nya berterima kasih tuh sama Daffa dia superhero banget hari ini buat lo" rayu Lolly.
"tumben Lo bela Daffa? jangan bilang Lo suka lagi sama dia?" jelita melirik ke arah Lolly.
"Sialan Lo... dulu gue sempet sih suka sama Daffa karna dia tuh ganteng banget, gue kan cewek normal, tapi dia gak berduit jadi gue gak mau" Lolly menjawab sambil terkekeh.
"Terus maksud Lo gue gak normal gitu?"
"Pilihan nya cuma dua, pertama, kalo Lo cewek normal kaya gue, Lo pasti suka sama Daffa! secara dia kan ganteng banget, kedua, kalo Lo gak suka Daffa, berarti Lo gak normal, Selesai."
"Kurang ajar Lo ... itu namanya bukan pilihan, tapi paksaan" Jelita tidak lagi menghiraukan Lolly. ia membuka botol minum yang dibawa nya dari rumah, rasanya hari ini begitu gerah, Lolly memperhatikan tingkah sahabatnya namun jelita masih bersikap sinis pada Lolly yang membuat sahabatnya itu sangat puas menjaili jelita.
jelita mengeluarkan beberapa buku di dalam tas nya, merapihkan di atas meja.
tiba-tiba Daffa dan teman-teman nya datang dengan wajah Keling dan baju setengah basah oleh keringat. Daffa dengan wajah tanpa dosa nya membuka botol minum milik jelita lalu menghabiskan isi nya. Daffa menutup kembali botol itu dan berjalan santai ke arah tempat duduk nya.
jelita yang sedari tadi memperhatikan hanya bengong tak bisa berkata-kata. rasanya ia ingin membanting pintu kelasnya ke arah Daffa, tapi ia hanya menahan amarahnya, jelita menatap punggung Daffa yang perlahan menjauhi tempat duduknya.
"Nah Lo liat.... bahkan kucing gue aja enggak pernah sembarangan ambil makanan gue!" Jelita memperlihatkan botol minum yang kosong itu ke arah Lolly, membuat Lolly lagi-lagi tertawa mendengar perkataan jelita.