Chereads / MY ANNOYING BOY FRIEND / Chapter 7 - SEHARI TANPA DAFFA

Chapter 7 - SEHARI TANPA DAFFA

setelah kejadian kejatuhan bakso panas kemarin, hari ini Daffa tidak masuk sekolah, jelita yang sebenarnya memperhatikan Daffa terus bertanya-tanya dalam hati.

"Biasanya Daffa cuma telat masuk doang," jelita melihat jam yang sudah menunjukan pukul sembilan pagi, saat guru mata pelajaran matematika itu menjelaskan, pandangan jelita seolah terbagi antara guru dan arah pintu.

sampai pelajaran selesai, sekitar pukul 10 pagi, Jelita dan Lolly pergi istirahat ke kantin. Lolly memesan dua porsi bakso dan dua es teh manis untuk mereka berdua.

"Haduhh, gak kebayang ya ta... kemarin Lo bilang Daffa kejatuhan air bakso panas ini, bawa pake nampan begini aja gue jalan pelan banget, takut air panasnya kena tangan" Lolly meletakan bakso dan es teh manis itu diatas meja kantin mereka.

jelita tidak menggubris, ia langsung menyeruput es teh manis yang di pesan nya.

"Ta, Lo gak mau cari pacar gitu?" Lolly melirik ke arah jelita.

"maksud Lo apa sih?" jelita menjawab ketus.

"Ya, gue liat nya Lo itu kayak anti banget sama cowok, kenapa sih? bunda Lo gak larang Lo pacaran kan?" kata Lolly sambil menikmati bakso nya.

"Enggak, bunda gak pernah larang gue punya pacar, malah bunda nyuruh gue buat nyari pacar" jelita menerangkan.

"Wahh... kebetulan banget ta.... kalo Lo gue comblangin ke koh Candra mau gak ta? biar jadi kakak ipar gue hihi.."

"Lo udah gila ya lol... koh Candra itu udh gue anggap kayak kakak kandung gue sendiri, begitu juga sebaliknya, Lo tanya aja sama kakak Lo itu, dia mana ada perasaan macem-macem sama gue" Jelita menjawab santai.

lolly mengangguk.

"Bener juga sih, habis gue udah bingung banget, liat koh Candra membujang terus, gue kenal-kenalin sama tetangga gue yang jomblo, koh Candra enggak pernah suka, malah gue dilempar pake sandal sama dia"

mendengar curhatan Lolly, Jelita tidak kuat menahan tawa nya.

"Isshhh.... bantuin gue dong ta... cariin jodoh buat koh Candra, gue udah bosen banget liat dia dirumah, pengen gitu dia jauh sana ikut dirumah istrinya" Lolly meneruskan.

"lol... koh Candra itu gak kaya Lo! koh Candra itu pinter, dia pasti lebih pentingin karir dulu daripada married ! lagian nih ya, yang namanya laki-laki bakal jadi suami, tanggung jawab setelah menikah nya itu berat, Lo kira gampang bangun rumah tangga, mungkin aja koh Candra belum siap secara lahir maupun batin" Jelita memberi pendapat.

Lolly yang mendengar jawaban sahabatnya itu sampai melongo, lalu bertepuk tangan .

"Gue gak nyangka seorang jelita Rosalia bisa sebijak itu ! " ucap Lolly.

jelita hanya bersikap acuh, ia terus melahap bakso nya dengan santai.

setelah bell masuk berbunyi, Lolly dan jelita kembali masuk ke dalam ruangan.

mata pelajaran selanjutnya akan segera dimulai.

"lol, tumben ya Daffa gak masuk.. biasa nya kan cuma telat datang doang" jelita membuka obrolan.

"Lo kangen ya ta?" Lolly tersenyum merayu.

"gue masih kepikiran masalah kemarin lol.. Daffa beneran sakit hati gak ya sama gue?" jelita menekuk wajahnya.

"emang nya sejak kapan sih Lo peduli sama Daffa? mau dia dihukum guru, mau dia di marahin satpam, mau dia jungkir balik sekalipun prasaan Lo gak pernah peduli deh ta" jawab Lolly.

"bukan gitu lol, gue gak enak aja.. soalnya gue sempet hina-hina Vespa butut nya itu" jelita terus mengingat perkataan nya kemarin.

"lah, emang nyata nya butut kok!" jawab Lolly polos.

guru sejarah akhirnya masuk kedalam ruangan kelas mereka, jelita dan Lolly kembali menyimak pelajaran dan melupakan diskusi nya tentang Daffa.

sepulang dari sekolah, jelita menunggu ojek online yang akan mengantarnya pulang. Lolly yang sudah dijemput kekasihnya dengan mobil mewah itu pun sudah pergi sepuluh menit yang lalu.

tiba-tiba sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan jelita.

seseorang membuka kaca jendela mobilnya.

"jelita.. Lolly udah pulang belum?" tanya seorang lelaki berumur sekitar 25 tahunan.

"eh koh Candra.. kirain siapa... Lolly baru aja pulang dijemput pacarnya sepuluh menit yang lalu.." jelita mendekat ke arah jendela mobil.

"oh.. gitu ya... anak itu emang kebiasaan, kemana-mana gak pernah izin sama orang tua dulu" jawab koh Candra.

"jelita belum dijemput? saya antar aja yuk.. kan kita searah" lanjut koh Candra.

"gak usah koh, jelita udah pesan ojol nih, gak enak kalo musti cancel" jelita mengeluarkan handphone nya dari dalam saku.

"oh gitu ya ta, ya udah saya duluan aja ya ta... kebetulan saya juga lagi ada acara keluarga, makan nya disuruh mamih buat jemput Lolly, tapi si bontot malah langsung pergi-pergi aja" koh Candra menutup pembicaraan lalu berpamitan pada jelita. ia menutup kaca jendela mobilnya lalu berlalu meninggalkan jelita sendirian.

Lima belas menit berlalu, sang ojol belum juga sampai disekolah jelita. ia terus menghubungi driver untuk memastikan keberadaan nya, driver ojol itu memberi tahu kalau dia kehabisan bensin dan harus mencari pom bensin sambil mendorong motor, tapi dia bilang sebentar lagi akan sampai di tempat jelita. jelita yang nampak tidak tega untuk mengcancel pesanan nya itu dengan sabar menunggu di depan gerbang sekolah. saat langit sudah terlihat mendung, jelita teringat ucapan Daffa tentang Vespa butut nya.

kalau Daffa masuk sekolah hari ini pasti dia akan mengantar jelita pulang naik si Joko.

rasanya sehari saja tanpa ada Daffa disekolah, jelita merasa hidupnya begitu tenang, walaupun sebenarnya begitu kehilangan.

akhirnya sang ojol pun datang.

"mbak... saya minta maaf ya, jadi menunggu lama.." ucap driver ojek online yang dipesan jelita.

jelita hanya mengangguk dan langsung memakai helm pemberian driver itu dikepala nya.

diperjalanan, jelita nampak masih tidak bergairah.

"mbak... marah ya karna menunggu saya?" sang driver memulai obrolan karna ia kira sudah mengecewakan penumpang.

"oh, enggak pak... maaf saya bukan marah sama bapak kok! saya cuma lagi ada masalah pribadi aja pak.." jawab jelita.

"oh, pasti masalah dengan pacarnya ya mbak? atau karna pacarnya enggak jemput mbak ya?" driver ojol itu terus berusaha mencairkan suasana.

jelita yang semula tidak bersemangat itu pun mulai menunjukan ekspresi yang lebih santai.

"ah enggak kok pak, saya gak punya pacar... saya kan masih sekolah, nanti kalau udah punya pacar, saya pacaran terus gak belajar-belajar" jelita menjawab dengan penuh keramahan.

driver ojol itu pun hanya mengangguk sambil tersenyum, mengisyaratkan pada jelita bahwa perkataan nya ada benarnya juga.

sesampai nya di depan rumah, jelita mengembalikan helm milik driver dan membayar nya.

jelita membuka pagar rumah.

ia melihat bunda nya sedang membuat kue.

jelita dengan cepat nya mengambil beberapa potong kue lalu pergi ke kamarnya.

ibu nya hanya melirik jelita dengan tatapan kebingungan, namun membiarkan anaknya berlalu begitu saja.