Chereads / Cinta dan Kebahagiaan Sejati / Chapter 2 - Chapter 1

Chapter 2 - Chapter 1

"Viiiiiooooo .. bangun. Udah jam 9 nih. Katanya mau lebih pagi buka toko." teriak sang kakak, Amy yang suaranya yang garing cukup membuat Vio kaget. Hari itu cuaca cukup cerah, matahari langsung menembus masuk ke jendela. Pagi itu Vio berencana menumpang mobil kakaknya pergi membuka toko kue yang merupakan hasil kerja kerasnya belajar culinary di England, yaitu Veilchenkuchen & Café. Walaupun sebenarnya orang tua Vio menginginkan agar anaknya meneruskan usaha mereka, tapi akhirnya mereka mendukung langkahnya.

Seperti biasa sehabis mandi Vio merias diri hanya dengan foundation, bedak dan lip balm. Kosmetik yang lain-lain tidak bisa dipakai, karna kulitnya cukup sensitif. Jam 11 saat Vio sampai di toko, sudah banyak yang mengantri untuk membeli violet velvet cake yang boleh terbilang cukup laku di kalangan anak muda. Ada juga yang memesan untuk ultah teman dan saudaranya. Seperti biasa Vio turut membantu untuk melayani pelanggan, dan ada 1 pelanggan laki-laki yang menurutnya sangatlah ganteng. Body nya cukup atletis, tingginya sekitar 185. Dari staff toko yang Vio dengar kalau laki-laki yang 1 ini selalu datang ke toko untuk membeli violet velvet cake buatannya. Terkadang dia duduk diluar sambil makan, menyeruput kopi hitam.

Vio pun menanyakan pada staff toko yang lain siapa namanya, tapi tidak ada 1 pun yang tahu perihal laki-laki ganteng ini. Vio pun mulai mencari tahu dengan cara mendekati pria itu saat dia tengah menikmati kuenya.

"Hai .. aku Violet pemilik toko Violet Cake. Bagaimana dengan violet velvet cake nya? enak?" tanya Vio ramah. 

"Hai. Violet velvet cake nya enak banget. Aku suka banget ama kue ini. Pacar abangku juga suka dengan kue ini. Tadi aku udah order untuk take away. Oh ya, kenalin aku Vincent." jawabnya sambil memperkenalkan dirinya 

"Salam kenal ya Vincent." ujar Vio seraya mengulurkan tangan & Vincent berdiri untuk berjabat tangan denganku.

"By the way, Pesanan nya udah diambil belum? Kalo belum aku ambilkan." tanya Vio yang melihat Vincent menggeleng kan kepala dan Vio pun langsung kedalam mengambil orderan Vincent. 

"Ini orderannya ya. Aku tambahkan jadi 2, itung-itung sebagai tanda perkenalan. Semoga jadi langganan terus dan jangan lupa sering sering bawa teman kemari ya." ujar Vio sambil menyerahkan orderan Vincent

Vincent mengiyakan sambil mengucapkan terima kasih dan membayar bill nya. Dalam hati Vio membatin "ganteng banget nih cowo.." Lalu Vio pun masuk kembali ke toko melakukan aktifitasnya melayani para tamu dan menerima bayaran dari customer yang lain. Siangnya saat makan siang tiba, Vio diajak Amy untuk keluar makan bersama dengan pacarnya, Demian. Ingin sekali Vio menolak ajakan makan siang itu, karena Demian selalu melihatnya dari atas sampai ke bawah, sambil lidahnya sesekali menjilati bibirnya. Jijik sekali.

Amy dan Demian pun menjemput Vio ke toko dan dia menitipkan pesan pada pelayan agar menjaga tokonya dengan baik. Saat Vio naik ke mobil, Demian membukakan pintu mobil untuknya. Vio pun masuk dan saat mobil berjalan, Dia melihat Demian yang sambil mengobrol dengan Amy, matanya melihat Vio lewat spion depan. Vio pun membuang muka. Sudah berkali-kali Vio mengatakan pada kakaknya soal kegenitan Demian, tapi pada akhirnya Vio yang bertengkar dengan Amy, karena ketidak percayaan nya pada Vio, adiknya.

Sesampainya kami di sebuah resto, Vio dan Amy pun turun masuk duluan kedalam untuk memesan makanan, sementara Demian pergi mencari tempat parkir. Suasana di resto itu sangat ramai dan kami pun disuruh menunggu selama 20 menit. Nama mereka sudah dicatat dalam daftar tunggu.

"Lho ... kenapa gak masuk?" tanya Demian masuk ke resto setelah memarkirkan mobilnya.

"Belum bisa masuk, sayang. Kita harus disuruh antri 20 menit lagi." jawab Amy.

"Kenapa gak bilang kalau sudah booking tempat atas nama Demian Surya?" ujar Demian dengan nada yang keras.

"Kamu memangnya sudah booking tempat?" tanya Amy dengan wajah yang kebingungan.

"Ya sudah dong. Kamu gimana sih!! Makanya tanya dong ke aku. Jangan hanya tahunya belanja aja otaknya. Dasar wanitak berguna!!" jawab Demian yang membuat semua tamu melihat kearah kami. Aku yang naikkan tangan hendak menamparnya, ditahan Amy.

"Iya. Maaf ya Demian. Aku gak tahu." ucap Amy dengan mata memerah.

"Maaf .. maaf .. taunya cuma maaf aja. Makanya otak dipakai!!" maki Demian yang langsung mencari pelayan untuk mengatakan nomor bookingan nya.

"Kak, napa sih kak Amy mau aja dimaki kea gitu? Napa gak kakak putusin aja Demian itu? Apa sih baiknya dia?" tanya Vio dengan nada yang kesal.

"Gak pa-pa kok, Vio. Itu karena mood nya sedang gak baik aja. Karena akhir-akhir ini perusahan nya sedang rugi miliaran gegara kerja samanya dengan keluarga Hendrawan gagal." jawab Amy.

"Tapi kan gak seharusnya dia jadikan kakak pelampiasan nya. Ini belum nikah lo kak. Gimana kalau sudah nikah? Bisa-bisa kakak alami kekerasan nih. Vio sih gak rela ya kalau kakak dipukul ama pria busuk itu." kesal Vio.

"Gak. Demian bukan pria seperti itu yang main kekerasan. Dia baik kok. Kamu tenang aja ya." jawab Amy yang mencoba untuk melindungi Demian. Padahal beberapa hari yang lalu Vio melihat tangan kakaknya penuh lebam akibat pukulan dari Demian. Tapi saat ditanya, Amy hanya bilang kejedut lemari di rumah Demian.

Setelah menunggu 5 menit, mereka pun dipanggil untuk duduk dan Demian menyalahkan mulai Amy lagi karena tempat duduk yang di bookingnya diduduki orang lain. Bisa dirasakan Vio kalau Demian tidak menghormati wanita sama sekali. Ingin sekali Vio memberinya pelajaran.

"Demian, kenapa sih kamu terus menyalahkan kak Amy? Padahal kamu kan sudah mendapat tempat duduk kamu." ujar Vio yang sudah mulai kesal.

"Amy, ajari adikmu untuk sopan berbicara dengan orang yang lebih tua ya. Dia berani manggil namaku. Kurang ajar gak tuh!!" 

"Kamu yang kurang ajar. Mana ada sih pria yang memukul wanita, kalau itu bukan banci!!"

"Vio ... udah .. udah. Kalian jangan bertengkar lagi ya. Aku minta maaf ya, sayang. Ini salahku gak bisa ajari adikku dengan benar. sekali lagi maaf ya." ucap kak Amy sambil menundukkan kepalanya.

"Kak, kok jadi kakak yang minta maaf sama dia sih? Dia ini lebih tidak berguna lagi daripada kakak." sembur Vio.

"AMY ... AJARI ADIKMU INI SOPAN SANTUN YA. DIA SUDAH BERANI MEMAKIKU TIDAK BERGUNA. KAPAN AKU PERNAH MEMUKULMU HAH?! KAPAN? JAWAB AKU!! PLAK...."

PLAK

"DASAR PRIA TIDAK TAHU DIRI. TAMPARAN INI AKU BERIKAN SAMA KAMU YANG SUDAH BERANI MEMUKUL KAKAKKU DIDEPANKU. KALAU KAMU MAU MEMUTUSKAN KAKAKKU, SILAKAN. DILUAR SANA MASIH BANYAK YANG MAU DENGAN KAKAKKU. DASAR SAMPAH!!" maki Vio sambil membawa kakak nya keluar dari resto.