Chereads / Cinta dan Kebahagiaan Sejati / Chapter 6 - Chapter 5

Chapter 6 - Chapter 5

"Vio ... Vio ... Vio ....." igau Vincent yang membuat Alex dan Calvin saling berpandangan satu sama lain.

"Sepertinya Vincent benar-benar sudah jatuh cinta dengan pemilik kue violet itu." ujar Alex sambil memandangi adiknya.

"Jika benar-benar dia sudah cinta pada Vio ..... apa kamu akan merestui mereka?" tanya Alex.

"Apakah dia seistimewa itu sampai bisa membuat Vincent dan kamu menyukainya?" tanya Alex kembali.

"Jika kamu sudah mengenalnya, maka kamu pasti akan menyukainya juga." jawab Calvin.

"Hmmm ... baiklah. Minggu depan adalah ulang tahun perusahaan. Aku akan memesan kue Violet dari dia. Kamu antarkan aku ke rumahnya." pinta Alex.

"Baik." jawab Calvin.

Tak berapa lama Vincent pun sadar dan Calvin pun tidak berniat untuk menanyakan lebih lanjut soal igauan adiknya itu. Malah Alex lebih memilih untuk mengenal Violet lebih lanjut dengan memesan kue violet buatan gadis itu.

Keesokan harinya, benar saja Alex meminta pada Calvin supaya diantar ke rumah Violet. Calvin pun mengiyakan dan mengantar sampai ke tujuan setelah mereka selesai sarapan pagi.

"Tok ... tok ... tok.."

"Siapa ya pagi-pagi udah datang?" tanya Violet yang langsung menuju ke depan untuk membuka pintu setelah meletakkan ponakan nya ke box.

"Pagi Vio.." sapa Calvin.

"Pagi Cal." jawab Violet.

"Ini aku bawa pacarku datang untuk mencoba kue violet buatanmu. Sekalian dia mau pesan juga untuk ultah perusahan nya nanti." ucap Calvin.

"Boleh. Ayo masuk. Aku ambilkan dulu kue nya untuk kamu dan pasanganmu.....

"Alex ... namaku Alex." jawab Alex memperkenalkan dirinya.

"Iya. Ayo duduk." jawab Violet mempersilakan sambil menuju ke dapur mengambil kue dan kopi hitam buatan nya.

"Nicho gimana kabarnya, Vio?" tanya Calvin yang kali ini sukses membuat Alex kebingungan.

"Baik. Beberapa hari yang lalu dia sempat demam. Udah dibawa ke dokter juga...."

"DEMAM?! SEKARANG KEADAANNYA GIMANA?" kaget Calvin yang tak sadar berteriak.

"Udah reda, Cal.." jawab Vio.

"Syukur lah..." jawab Calvin mengurut dadanya.

"Pak Alex, silakan nikmati kue nya." ajak Violet ramah.

"Jangan panggil bapak. Panggil saja Alex." ucap Alex sambil mengambil kue Violet dan memakan nya.

"Baik." jawab Violet sopan.

"Nicho anakmu?" tanya Alex to the point.

"Bu-bukan. Nicho anak kakakku yang sudah meninggal setelah melahirkan." jawab Violet.

"Oh. Jadi kamu belum menikah?" tanya Alex lebih lanjut.

"Belum." jawab Violet.

"Cake Violet ini enak dan lembut. Pantas saja kalau Vincent menyukai nya." puji Alex sambil memandang Calvin.

"Vin-Vincent?" gagap Violet.

"Iya. Dulu bukannya Vincent sering datang ke tokomu untuk memakan kue buatanmu?" tanya Alex.

"I-iya ... itu benar. Tapi..."

"Saya pesan kue violet untuk ulang tahun perusahaanku. Minggu depan aku sendiri yang akan mengambilnya." ucap Alex.

"Ba-baik pak." jawab Violet.

"Kumohon jangan panggil aku bapak. Tapi panggil namaku saja. Alex ato Lex juga boleh." pinta Alex.

"Tapi anda lebih tua dari aku. Sudah seharusnya kalau aku panggil anda bapak." jawab Violet.

"Kalau gitu panggil aku kakak saja. Ok?" tanya Alex.

"Ok kak." sahut Violet.

"Ya udah kalau gitu. Aku lunasi aja semua. Nih uang tiga juta." ucap Alex meletakkan uang tersebut di meja.

"Untuk tulisan nya apa ya kak?" tanya Violet.

"Hmmm ... tulis aja 'Happy Birthday Tang Pharmaceutical'." jawab Alex.

"Baik kak." jawab Violet.

"Ya sudah kalau begitu. Aku ke kantor dulu." ucap Alex sambil berlalu pergi diikuti Calvin dari belakang.

"Baik kak. Hati-hati di jalan." jawab Violet.

"Oh iya ... ada 1 hal yang lupa kukatakan. Seberang kantorku ada sebuah ruko yang akan disewakan. Nanti aku akan menanyakan berapa harga sewanya. Kalau cocok, mungkin kamu bisa membuka toko disana." saran Alex.

"Te-terima kasih banyak kak. Terima kasih.." jawab Violet sambil terus menundukkan kepalanya.

"Sudahlah. Kasihan kepalamu. Apa kamu mau kalau kepalamu itu lepas?" canda Calvin.

"Hahahhahaha...." tawa mereka berbarengan.

Alex dan Calvin pun pergi meninggalkan rumah Violet dan mengantar Calvin kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, Calvin melihat Vincent yang sudah bersiap ke kantor. Saat ditanya, Vincent dengan semangat menjawab kalau dia sudah sehat dan bisa beraktifitas seperti semula lagi. Calvin pun hanya tersenyum.

'Semangat sekali Vincent. Bagaimana kalau dia tahu Vio bakal berjualan di depan kantor mereka? Bisa-bisa dia jatuh pingsan.' tawa Calvin.

"Lex, gimana setelah kamu melihat Vio? Kayaknya kamu mulai suka ama Vio ya.." tebak Calvin sambil melepaskan dasi Alex dan menaruhnya di laci.

"Hmmm ... iya sih. Menurutku dia cocok dengan Vincent. Tapi ada 1 hal yang kupikirkan." jawab Alex mengerutkan dahi nya.

"Apa itu?" tanya Calvin duduk disamping Alex.

"Soal anak itu. Siapa orang tuanya?" tanya Alex.

"Kalau soal anak itu, aku tahunya kalau anak itu anak dari kakaknya yang sudah meninggal. Begitu juga dengan ayahnya yang sudah meninggal saat anak itu belum lahir. Kenapa? Apa kamu meragukan Vio?" tanya Calvin.

"Boleh kan. Sebelum dia lebih jauh dengan Vincent, aku mau mengecek background dari Vio dulu. Aku tidak mau Vincent menjadi ayah dari anak orang lain." jawab Alex sambil berlalu ke kamar mandi.

"Hmmm ... tapi apa mungkin Vio gadis seperti itu?" gumam Calvin.

"Sudah jangan dipikir lagi. Ayo kita makan malam." ajak Alex sambil menarik pinggang Calvin.

"Iya." jawab Calvin.

Selama makan malam Calvin terus memikirkan apa yang dikatakan Alex soal keraguan nya pada Vio dan Nicho. Calvin tidak percaya kalau Vio adalah wanita yang seperti dituduhkan Alex. Dia berupaya untuk membuktikan pada pacarnya kalau Vio adalah gadis yang baik dan bukan matre.

Seperti yang sudah dijanjikan Violet, kue itu pun selesai dibuat tapi Alex berhalangan untuk bisa mengambil kue tersebut sehingga Violet pun berinisiatif untuk mengantarkan kue tersebut ke perusahaan Alex. Walaupun dia kebingungan bagaimana dengan Nicho jika ditinggalkan. Yang jelas anak itu pasti akan menangis jika ditinggalkan olehnya.

Tidak ada jalan keluar lain selain membawa serta anak itu ke perusahaan Alex. Dia pun segera menggendong Nicho masuk kedalam mobil dan tidak lupa dengan cake pesanan Alex. Dalam perjalanan ke perusahaan, jalan terlihat sangat macet dan sesekali Violet mengumpat.

Tak berapa lama Violet pun sampai ke Tang Pharmaceutical, kemudian memarkirkan mobilnya. Penjaga keamanan yang melihat Violet sangat kesusahan itu pun datang membantu. Kue pesanan Alex pun segera diantar ke ruang rapat karena Alex sudah menunggu sedari tadi.

"Anda nona Violet kan?" tanya penjaga keamanan itu.

"Iya. Ada apa ya?" tanya Violet ramah.

"Anda diundang sama pak Alex. Ayo ikut keatas." ajak penjaga keamanan itu.

"Baik pak." jawab Violet sambil mendorong stroller Nicho.

Sesampainya didalam, penjaga keamanan itu pun membuka kan pintu lift untuk Violet dan memencet lantai 15. Sampai disana Violet pun disambut seorang wanita cantik yang mengajaknya masuk ke sebuah ruangan dan dia disambut oleh Alex yang menyuruhnya untuk menikmati pesta tersebut. Mata Vio pun memandang ke sekeliling dan menangkap sosok pria yang sudah lama tidak dilihatnya. Hati Violet pun bergetar tak karuan.